Sosok KH Marzuki Mustamar, Kiai NU yang Membaiat Ustadz Hanan Attaki

KH Marzuki Mustamar adalah ulama NU, pengasuh pesantren, sekaligus Ketua PWNU Jawa Timur. Sosok yang dikenal sebagai pembela ahlussunah dari Malang ini membaiat NU Ustadz Hanan Attaki

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2023, 04:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2023, 04:30 WIB
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/YouTube KH Marzuqi Mustamar Channel)
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/YouTube KH Marzuqi Mustamar Channel)

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan penceramah muda, Ustadz Hanan Attaki untuk baiat NU cukup menyedot perhatian publik. Baiat tersebut dilakukan di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, Jawa Timur, Kamis (11/5/2023).

Baiat dilakukan oleh KH Marzuki Mustamar, pimpinan pondok pesantren yang juga Ketua Tanfidziah NU Jawa Timur.

Ada yang menarik usai baiat NU tersebut. Hanan Attaki menyebut Kiai Marzuki sebagai mursyid atau guru. Kiai Marzuki berdakwah secara lemah lembut, sebagaimana diajarkan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang sudah bertahan 100 tahun lebih.

Bagi warga Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar bukan orang asing. Namanya sudah kondang alias populer.

Namun, di kancah lebih luas, namanya mungkin masih belum seterkenal pimpinan pesantren atau penceramah NU lainnya. Misalnya, KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha), KH Mustofa Bisri (Gus Mus), maupun kiai-kiai NU populer lainnya.

Untuk mengetahui, profil KH Marzuki Mustamar mari simak perjalanan hidupnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Biografi KH Marzuki Mustamar

KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: jatim.nu.or.id)
KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. (Foto: jatim.nu.or.id)

Mengutip laman jatim.nu.or.di, KH Marzuki Mustamar lahir di Blitar pada 22 September 1966 silam. Ia adalah putra dari KH Mustamar dan Nyai Siti Zainab. Kiai Marzuki dibesarkan di lingkungan yang kental ilmu agama.

Saat Madrasah Ibtidaiyah, ia telah mendalami ilmu nahwu, shorrof, tasawuf, dan fiqih kepada Kiai Hasbulloh Ridlwan serta para kiai-kiai di Blitar. Kiai Marzuki muda, sambil belajar ia juga mengajar warga sekitar.

“Lalu, sewaktu kelas 3 Madrasah Tsanawiyah, Kiai Marzuki telah mampu menghatamkan kitab Mutammimah,” demikian keterangan dalam tulisan salah satu santrinya, yaitu Febi Akbar Rizki dikutip dari laman NU, Jumat (12/5/2023).

Menginjak Madrasah Aliyah, Kiai Marzuki pun belajar ilmu manthiq dan ilmu balaghah kepada Kiai Hamzah. Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang ini juga menghatamkan kitab Shahih Muslim kepada Kiai Ridlwan.

Selanjutnya, ia meneruskan pendidikan ke Universitas Islam Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Kiai Marzuki tinggal di Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono, yang kala itu diasuh oleh KH Mashduqi Mahfudz. Sementara pendidikan S2 ditempuh di Universitas Islam Lamongan (Unisla).

“Selain mengaji, aktivitas Kiai Marzuki di Pondok Mergosono juga mengabdi dan mengajar para santri,” kata Febi Akbar Rizki dalam tulisannya.

Salah satu santri yang pernah menimba ilmu kepada Kiai Marzuki ialah Nyai Sa’idatul Mustaghfiroh, yang kini menjadi istrinya. Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai dua putra dan lima putri. Yakni, Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, serta Dina Roisah Kamila.

Selepas menikah, Kiai Marzuki bersama Nyai Sa’idatul Mustaghfiroh tinggal di Dusun Gasek Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Kiai Marzuki meneruskan dakwah dan perjuangan guru-gurunya dengan mendirikan pondok pesantren untuk membentengi serta menyiarkan agama Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.

Pembela Ahlussunnah dari Malang

KH Marzuki Mustamar dengan Ustaz Abdul Somad. (Foto: jatim.nu.or.id)
KH Marzuki Mustamar dengan Ustaz Abdul Somad. (Foto: jatim.nu.or.id)

Kiai Marzuki dikenal sebagai sosok Singa Pembela Ahlussunnah dari Malang. Hal itu lantaran perjuangan dalam menjaga akidah dan menyiarkan agama Islam benar-benar getol dilakukan.

Di organisasi Nahdlatul Ulama, Kiai Marzuki pernah diamanahi sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang selama dua priode. Ia juga pernah menjabat Wakil Rais PWNU Jatim. Hingga, akhirnya terpilih mengemban amanah Ketua PWNU Jatim masa khidmat 2018-2023.

Tak hanya berdakwah, Kiai Marzuki juga menulis kitab, yakni Al-Muqtathofat li Ahlil Bidayah. Kitab tersebut berisi tentang hujjah atau dalil-dalil dasar amaliyah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Ada juga buku berjudul Solusi Hukum Islam, Mutiara Hadits, Syarah Hadits-Hadits Pilihan: Menggali Kemuliaan dari Kitab Mukhtarul Hadits, dan Khutbah Jumat 7 Menit.

Pada tahun 2020, Kiai Marzuki dinobatkan sebagai peraih Man of The Year Jatim 2020 dari Anugerah TIMES Indonesia. Selain itu, ia juga mendapat kehormatan sebagai Duta Perdamaian Internasional dari Vision of Peace Awards Indonesia (VPAI), Demien Dematra 2020.

Baru-baru ini, Kiai Marzuki sukses meraih gelar doktor predikat 'Dengan Pujian' dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam Multikultural di Universitas Islam Malang (Unisma). Disertasinya berjudul 'Pemikiran Prof Dr KH Muhammad Tholchah Hasan dalam Pengembangan Pendidikan Islam Multikultural.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya