Liputan6.com, Batam - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) , Abul Kadir Karding, melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan Batam Center, salah satu titik keluar masuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang dinilai rawan menjadi jalur transit pekerja migran ilegal.
Dalam kunjungannya, Menteri Abdul Kadir Karding didampingi oleh Kepala BPKMP Kepri, Kepala Imigrasi Batam, serta pihak pengelola pelabuhan.
Advertisement
Baca Juga
“Secara sistem sebenarnya tidak ada masalah. Tapi berdasarkan data yang kami miliki, hingga April 2025 ini saja, sudah 2.040 orang dicegah keberangkatannya. Ini menandakan Batam Center menjadi jalur favorit bagi calon pekerja migran ilegal,” ujar Abul Qadir saat meninjau alur Warga Negara Indonesia ke luar Negeri Pelabuhan Batam Center, Kamis (24/4/2025).
Advertisement
Ia menyebut para calon pekerja migran ilegal datang dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, NTB, Sumatera, hingga Madura. Meski membawa paspor dan mengaku pergi untuk wisata atau mengunjungi keluarga. Petugas imigrasi yang cermat melakukan profiling berhasil mencegah keberangkatan mereka.
“Pengetahuan petugas sangat krusial. Kami harus meningkatkan kapasitas profiling agar bisa mendeteksi gelagat mencurigakan lebih awal. Yang kami tangkap bisa jadi hanya puncak gunung es,” ucapnya.
Saat pemantauan didalam Pelabuhan Abdul Kadir melihat ada sekitar 4 WNI yang terindikasi akan bekerja di luar negeri secara nonprosedural dengan modus Wisata.
Simak Video Pilihan Ini:
Rencana Penambahan Fasilitas
Menteri juga menyoroti pentingnya integritas seluruh pihak yang terlibat di pelabuhan, termasuk petugas tiket, sekuriti, hingga penjaga parkir. Ia berharap semua pihak tidak terlibat dalam praktik yang mendukung migrasi ilegal.
Selain itu, Abul Qadir mengungkapkan rencana penambahan fasilitas, seperti kantor perwakilan BP3MI dan shelter sementara yang lebih layak bagi pekerja migran yang tertahan. Ia juga menyampaikan keprihatinan terhadap keterbatasan kapasitas shelter yang saat ini masih jauh dari ideal.
untuk dugaan perdagangan orang (TPPO) akhir -akhir ini Abdul Qadir menjelaskan bahwa pekerja migran ilegal berpotensi menjadi korban TPPO setelah tiba di negara tujuan. Oleh karena itu, upaya pencegahan di pintu keluar seperti Batam sangat penting.
Terkait jalur-jalur VIP yang sebelumnya sempat digunakan untuk keberangkatan ilegal melalui bandara besar seperti Soekarno-Hatta dan Kualanamu, Abul Qadir menyebut saat ini tidak ada aktivitas mencurigakan, namun tetap dilakukan pemantauan intensif.
“Kita harus kuatkan dari semua lini — sistem, petugas, fasilitas, hingga kerja sama antarlembaga. Ini bukan hanya soal migrasi ilegal, tapi soal martabat dan keselamatan warga negara kita,” Ujarnya.
Advertisement
