Benarkah Memblokir Pertemanan di Medsos Termasuk Memutus Silaturahim? Ini Kata Habib Ja’far

Hukum memblokir pertemanan di media sosial, berikut penjelasan Habib Husein Ja'far Al Hadar atau yang kondang dengan sapaan Habib Ja'far

oleh Putry Damayanty diperbarui 10 Jul 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi Sosmed - Kleora 1
Ilustrasi Sosial Media

Liputan6.com, Jakarta - Di era digital saat ini, media sosial atau medsos berperan penting dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari cara setiap orang berinteraksi dengan yang lainnya.

Dengan kemudahan yang ada di dalamnya, media sosial mampu menjadi media yang efektif dalam berkomunikasi dan berinteraksi, sehingga dengan kondisi ini maka kita dapat berinteraksi dengan banyak orang tanpa batas tempat dan waktu. 

Namun demikian dalam berinteraksi, tidak semuanya berjalan sesuai dengan keinginan kita. Hal ini lebih sering muncul karena perbedaan pendapat dan pandangan yang tidak bisa diselesaikan dengan cara baik. 

Oleh sebab itu, bisa jadi tidak jarang orang akan memanfaatkan fitur blokir pada media sosial untuk menghentikan interaksi dengan akun-akun yang tidak sesuai dengannya. Lalu, apakah memblokir pertemanan di medsos termasuk memutus silaturahim dalam Islam?

Habib Husein Ja'far Al Hadar memiliki pandangan bahwa terdapat perbedaan antara memblokir dan memutus silaturahim.

“Silaturahmi itu berakar kata dari dua kata yaitu silah dan rahim. Silah itu artinya hubungan, rajutan. Rahim itu adalah cinta kasih. Maka memutus silaturahim artinya menghilangkan rasa cinta kasih di dalam hati kita kepada seseorang,” ucap Habib Ja'far, dikutip dari laman keislaman NU Online.

Saksikan Video Pilihan ini:

Hukum Memblokir Pertemanan di Medsos

 

Sementara memblokir lanjutnya, tidak bisa diartikan dengan menghilangkan cinta kasih yang ada pada diri kita. Justru menurutnya, karena tidak ingin seseorang yang diblokir tadi tidak terus terjebak dalam dosa karena terus menyebarkan kebencian dan berkata buruk tentang kita dan orang lain, kemudian juga menjaga kesehatan mental dan hati kita, maka diperbolehkan memblokirnya.

“Demi kemaslahatan atau demi kebaikan. Bagi siapa? Bukan hanya bagi kita, tapi bagi dia juga. Dengan diblokir, akhirnya dia tidak memiliki akses untuk berkata buruk kepada kita dan dengan diblokir kita juga jadi tidak melihat keburukan dia sehingga kita tidak jadi benci kepada dia,” lanjutnya.

Yang tidak diperbolehkan dalam sebuah hubungan menurutnya adalah memblokir cinta dalam hati kita kepada seseorang. Jika hanya sekedar akunnya tidak ada masalah. Demi kebaikan bersama. 

Tidak diperbolehkan juga untuk memblokir orang-orang yang berbeda dengan kita karena hanya karena perbedaan. Perlu disadari bahwa perbedaan adalah keniscayaan dan merupakan rahmat Allah SWT.

Perbedaan menurutnya penting untuk membuka pemikiran kita agar semakin berkembang. Asalkan lanjutnya, perbedaan itu tidak berlandaskan kebencian dan tidak terjadi dialog antara orang yang berbeda dengan kata-kata yang penuh dengan keburukan.

“Jadi ‘Say Yes’ kepada perbedaan dan ‘Say No’ kepada kebencian. Follow orang-orang yang berbeda, blokir orang-orang yang membenci,” jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya