Liputan6.com, Jakarta - Makna karomah mengacu pada keistimewaan yang diyakini sebagai tanda keberkahan atau kuasa ilahi yang dimiliki oleh kiai atau wali Allah. Istilah "karomah" berasal dari bahasa Arab "karamah" yang berarti kemuliaan atau kemurahan.
Dalam ilmu tarekat, karomah merujuk pada peristiwa-peristiwa luar biasa atau tanda-tanda keistimewaan yang dianggap sebagai bukti dari kedekatan seseorang dengan Allah SWT atau kekuatan spiritual yang lebih tinggi.
Karomah sering kali dianggap sebagai tanda keberkahan atau karunia khusus dari Allah yang diberikan kepada para wali Allah atau orang-orang yang memiliki tingkat keimanan yang tinggi. Lalu bagaimana karomah sejumlah kiai di Pondok Pesantren Tambakberas Jombang, Jawa Timur?
Advertisement
Baca Juga
Karomah bisa dimaknai sebagai sesuatu yang khoriqul ‘adah atau suatu hal yang tidak lumrah bagi umumnya orang.
Tidak heran jika keberadaan karomah pada seseorang kerap membuat mereka disebut sebagai seorang ‘wali.’
Berikut ini adalah kisah karomah para kiai di Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Seperti diketahui, pesantren ini didirkan oleh KH Abdul Salam dan memiliki sejarah yang panjang sebagai salah satu pesantren tua di Jawa Timur dan Indonesia.
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Kiai Hamid Chasbullah Terbang dan Tak Tersentuh Air saat Hujan
Mengutip hidayatuna.com kiai sebagai pimpinan pesantren terkadang menjadi sosok yang memiliki berbagai macam karomah, seperti karomah yang dimiliki oleh para Kiai Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur berikut ini.
Merujuk pada buku 'Tambakberas: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah', dikisahkan bahwa semasa hidup Kiai Hamid Chasbullah pernah tiba-tiba muncul dan terbang di atas para santri yang sedang berkumpul dan bercengkerama dengan asyik.
Sayangnya, para santri itu terlalu asyik bercengkerama dan tidak segera berangkat ke masjid untuk menunaikan salat jamaah.
Para santri yang melihat Kiai Hamid Chasbullah terbang tersebut, sontak langsung berhamburan dan bergegas pergi ke masjid.
Ada kisah lain mengenai karomah Kiai Hamid yang tidak tersentuh air sedikit pun ketika berjalan kaki sejauh kurang lebih dua kilometer di bawah guyuran hujan.
Konon saat itu Mbah Kiai Hamid sedang dalam perjalanannya menuju tempat pengajian rutinnya. Beliau diketahui memang banyak berjalan kaki.
Suatu keadaan yang tidak lazim, khoriqul ‘adah itu tadi, bagaimana bisa orang yang berjalan kaki tanpa paying atau mantel hujan, di tengah guyuran hujan deras tetap kering dan tidak basah sama sekali?
Advertisement
Kiai Fattah Hidupakan Mesin Mobil Mogok dengan Meniupnya
Ada juga kisah yang cukup populer mengenai Gus Hubbi yang 'malati'. Kata malati berasal dari Bahasa Jawa, yang bermakna bahwa perkataan atau ucapan orang tersebut pasti akan terbukti atau terjadi.
Dengan kata lain, Gus Hubbi memiliki karomah bisa memprediksi masa depan seseorang.
Kisah lainnya datang dari Kiai Fattah, konon mampu mengkhatamkan Al-Qur’an hanya dalam kurun waktu dua sampai tiga jam saja padahal beliau membaca Al-Qur’an secara tartil.
Berdasarkan penuturan Kiai Masduqi Abdurrahman, Perak, Jombang, beberapa hari sebelum acara ngunduh mantu putrinya yang kedua, Kiai Fattah masih sempat menghadiri undangan pengajian di daerah Jember.
Kiai Fattah mengajak salah seorang santri untuk ikut serta. Sepulangnya dari pengajian, sekitar dini hari, kendaraan rombongan Kiai Fattah mogok.
Lalu Kiai Fattah menyuruh santrinya untuk membuka kap mesin mobil. Lalu beliau meniup dan meludahi mesin mobil tersebut.
Ajaibnya, mobil itu menyala dan rombongan bisa kembali ke pesantren dengan lancar dan aman.
Itulah beberapa kisah mengenai karomah para Kiai Pesantren Tambakberas. Kita dapat meneladani keistiqomahan dan kesungguhan beliau dalam beribadah.
Tentu istiqomah dan bersungguh-sungguh dalam beribadah tidak diniatkan agar mendapat karomah. Niatnya tetap harus dijaga, yaitu semata-mata diniatkan hanya untuk mencari ridho Allah Swt.
Perkara mendapat karomah atau tidak, itu hanyalah kuasa-Nya, anggap saja bonus. Dapat ya alhamdulillah, tidak dapat ya tidak menjadi soal. Wallahu A'lam.
Penulis: Nugroho Purbo