Liputan6.com, Jakarta - Bila berkunjung ke Kabupaten Sumenep di Jawa Timur, luangkan waktu mampir dan sholat di Masjid Jami' Sumenep.
Masjid itu tak hanya bersejarah, pohon-pohon besar di halamannya juga menyimpan kisah tentang seorang nenek yang diyakini mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW lewat lembar-lembar daun yang gugur dari pohon tua itu.
Tak jelas siapa nama wanita tua yang beruntung itu. Tapi kisahnya pernah dituturkan penyair kondang kelahiran Sumenep D. Zawawi Imron. Juga pernah diceritakan pula oleh Mantan Bupati Sumenep KH Busyro Karim dalam sebuah kunjungan ke Pulau Sepudi beberapa tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Nenek tua itu hanya disebutkan tinggal di Desa Kebun Agung, sebuah desa di mana Asta Tinggi, kompleks makam raja-raja yang pernah memimpin keraton Sumenep, kini berada.
Alkisah, Sehari-hari, nenek ini mengais rezeki dengan berjualan kembang di Pasar Anom Sumenep. Setiap hari ia berjalan kaki pulang dan pergi.
Dan bila adzan dzuhur berkumandang, ia Istiqamah, sholat dzuhur di Masjid Jami Sumenep, sekitar 1 kilometer dari Pasar Anom tempatnya berjualan.
Tiap selesai sholat, dia lalu ke halaman masjid, memunguti seluruh daun gugur sampai bersih. Kebetulan di halaman masjid, tumbuh dua pohon tua yang mungkin umurnya seusia masjid jami.
Simak Video Pilihan Ini:
Satu Daun, Satu Sholawat
Takmir masjid, yang kebetulan masih keturunan Raja Sumenep, membiarkan saja si nenek melakukan aktivitasnya itu. Suatu kali, karena iba, takmir meminta beberapa orang untuk membersihkan semua dedaunan itu, selagi si nenek sholat dzuhur.
Usai sholat, si nenek seperti biasa menuju halaman dan kaget karena halaman sudah bersih. Dia pun menangis sejadi-jadinya. Si takmir yang kaget dengan reaksi nenek itu, lantas datang menghampiri dan memberi tahu bahwa dirinyalah telah membersihkan daun-daun itu karena kasihan.
Mendengar jawaban itu, si nenek pun bilang kurang lebih begini, "Kalau sampean kasihan sama saya, biarkan saya saja yang membersihkan. Agar saya mendapatkan syafaat nabi Muhammad di akhirat kelak," katanya.
Saat itulah baru terungkap rahasia. Bahwa si nenek tidak sekedar memungut dedaunan itu, tapi juga membaca sholawat tiap kali memungut daun. Satu daun: satu sholawat.
Kini, sudah tentu si nenek yang sholehah itu telah meninggal. Namun, anak keturunannya, kini jadi orang yang alim dan punya pesantren di Sumenep.
Hikmahnya adalah apa pun pekerjaan kita, bisa jadi sarana bersholawat kepada Baginda nabi Muhammad SAW. Bila jadi tukang becak, satu Kayuhan: satu sholawat. Bila jadi pemecah batu, satu pukulan: satu sholawat. Bila ada memelihara ternak, maka satu aritan rumput: satu sholawat.
Semoga kita mendapat syafaat Nabi Muhammad!
Advertisement