Kisah Karomah Mbah Ma'shoem Lasem, Santri 'Jagoan' Syaikhona Kholil Bangkalan

Syaikhona Kholil Bangkala kemudian berkata kepada segenap santri. “Inilah yang kumaksudkan sebagai Ayam Jago dari tanah Jawa, yang kelak akan menjadi Jagoan Tanah Jawa,”.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2023, 12:30 WIB
Mbah Ma'shoem Lasem. (Foto: Istimewa via Laduni.id)
Mbah Ma'shoem Lasem. (Foto: Istimewa via Laduni.id)

Liputan6.com, Jakarta - Syahdan, Syaikhona Kholil Bangkalan meminta santrinya dibuatkan kurungan ayam jago. Kurungan jago lebih besar dan lazimnya didesain seindah mungkin.

Maklum, ayam jago bertubuh lebih besar dan cenderung agresif. Ini berbeda dengan kurungan ayam betina yang biasanya dibuat sederhana dan lebih kecil.

“Tolong buatkan aku kurungan Ayam Jago, sebab besok akan ada jagoan dari tanah Jawa yang datang ke sini,” ucap Mbah Kholil Bangkalan kepada santrinya.

Kemudian esoknya, datanglah seorang pemuda bernama Muhammadun dari tanah Jawa. Muhammadun adalah nama Mbah Ma’shoem Lasem di kala muda.

Pemuda itu pun diminta masuk ke dalam kurungan Ayam Jago tersebut. Dengan penuh pasrah dan ketundukan terhadap gurunya, pemuda itu pun masuk dan duduk berjongkok ke dalam kurungan Ayam Jago tadi.

Mbah Kholil kemudian berkata kepada segenap santri beliau. “Inilah yang kumaksudkan sebagai Ayam Jago dari tanah Jawa, yang kelak akan menjadi Jagoan Tanah Jawa,”.

Ini merupakan kisah nyata. Kisah tersebut dinukil dari buku Manaqib Mbah Ma’shoem Lasem.

Sebagaimana gurunya, Syaikhona Kholil Bangkalan yang merupakan wali Allah, Mbah Ma'shoem yang sudah tampak kesitimewaanya sejak belia, juga merupakan waliyullah. Lazimnya wali, Mbah Ma'shoem juga dianugerahi karomah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bertemu Rasulullah SAW dalam Mimpi

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Kauman Lasem, KH Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem atau Gus Zaim memuji kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo (Istimewa)
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Kauman Lasem, KH Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem atau Gus Zaim memuji kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo (Istimewa)

Mengutip Laduni.id, Mbah Ma’shoem diperkirakan lahir pada tahun 1868. Beliau adalah anak bungsu pasangan Ahmad dan Qosimah. Oleh orangtuanya ia kemudian diserahkan kepada Kiai Nawawi, Jepara, untuk mempelajari ilmu agama, karena sejak kecil dia telah ditinggal wafat oleh ibunya.

Dari Kiai Nawawi dia mendapat pelajaran dasar ilmu alat (nahwu) yang diambil dari kitab Jurumiyyah dan Imrithi.

Pada saat berada di Semarang, Mbah Ma’shoem tertidur dan bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Ketika di Bojonegoro, dia tidak hanya bermimpi, melainkan, antara tertidur dan terjaga, dia bertemu dengan Nabi, yang memberikan ungkapan La khayra ilia fi nasyr al-ilmi, artinya, “Tidak ada kebaikan (yang lebih utama) daripada menyebarkan ilmu”.

Begitu pula ketika berada di rumahnya sendiri, dia bermimpi kembali. Dalam mimpinya, ia bersalaman dengan Nabi Muhammad SAW, yang berpesan.

“Mengajarlah, segala kebutuhanmu insyaAllah akan dipenuhi semuanya oleh Allah,”. Di kemudian hari, Mbah Ma’shoem menjadi ulama besar yang dikenal memiliki banyak karomah.

Didatangi Walisongo

Ilustrasi Walisongo
Ilustrasi Walisongo./hidayatuna.com

Suatu hari, datang sembilan orang tamu ke Lasem. Mereka ingin berjumpa dengan Mbah Ma’shum. Namun, karena tuan rumah sedang tidur, Ahmad, seorang santrinya, menawarkan apa perlu Mbah Ma’shum dibangunkan.

Ternyata mereka menolak.Lalu mereka semua, yang tadinya sudah duduk melingkar di ruang tamu, berdiri sambil membaca shalawat, kemudian berpamitan.

“Apa perlu Mbah Ma’shoem dibangunkan?,” tanya Ahmad sekali lagi.

“Tidak usah,” ujar mereka serempak lalu pergi.

Rupanya saat itu Mbah Ma’shoem terjaga dan bertanya kepada Ahmad perihal apa yang baru saja terjadi. Setelah mendapat penjelasan, Mbah Ma’shoem lekas meminta kepada Ahmad agar mengejar tamu-tamunya.

Tapi apa daya, mereka sudah menghilang, padahal mereka diperkirakan baru sekitar 50 meter dari rumah Mbah Ma’shoem.

Ketika Ahmad akan melaporkan hal tersebut, Mbah Ma’shoem, yang sudah bangun tapi masih dalam posisi tiduran, mengatakan bahwa tamu-tamunya itu adalah Walisanga dan yang berbicara tadi adalah Sunan Ampel. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Mbah Ma’shum tertidur pulas lagi. Wallahua'lam.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya