Muhammadiyah Kirimkan Tim Asistensi Respons Dampak Gempa Maroko

MDMC bersama dengan LazisMu dalam gerakan Muhammadiyah Aid gelar respons bencana Maroko dengan mengirimkan tim asistensi ke lokasi terdampak gempa

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 13 Sep 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2023, 22:30 WIB
Gempa Maroko
Lebih dari 2.900 orang menjadi korban dan sebagian besar berada di desa-desa terpencil di Pegunungan Atlas Tinggi Maroko. (BULENT KILIC/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama dengan LazisMu dalam gerakan Muhammadiyah Aid gelar respons bencana gempa Maroko dengan mengirimkan tim asistensi ke lokasi terdampak.

"Tadi saya bersama MDMC ikut berdiskusi dengan Kedutaan Besar Maroko di Jakarta. Mereka sangat mengapresiasi usaha Muhammadiyah untuk memberikan bantuan ini," ujar Ketua PP Muhammadiyah Bidang Kerjasama Internasional Syafiq A. Mughni dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, dikutip Antara.

Syafiq mengatakan tim asistensi ini ditugaskan untuk melakukan penilaian, koordinasi, dan membuka layanan bagi masyarakat terdampak.

Tim yang akan berangkat pada Rabu (13/9) ini adalah Wahyu Pristiawan Buntoro dan Al Afik dari bidang Diklat MDMC dan EMT Muhammadiyah.

Keduanya akan bertugas selama 14 hari untuk mendampingi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Maroko yang menjadi Management Support Assistance Team.

Menurutnya, keberangkatan tim asistensi ini menjadi langkah awal Muhammadiyah Aid untuk merespons kebutuhan dasar masyarakat, meliputi logistik, layanan psikososial, dan layanan kesehatan.

Langkah Muhammadiyah Aid ini, kata dia, mendapatkan sambutan hangat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Maroko, Hilal Ahmar, dan media lokal Maroko.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Mobilisasi Sumber Daya Selama 14 Hari ke Depan

Gempa Maroko
Pencarian korban terus dilakukan pada 12 September 2023 atau empat hari setelah gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Maroko. (BULENT KILIC/AFP)

MDMC berupaya untuk menggerakkan potensi lokal secara optimal termasuk mobilisasi sumber daya dalam setiap giat respons selama 14 hari tersebut.

"Selama tidak ada resistensi dari masyarakat lokal di sana dan pemerintah yang punya otoritas di negara tersebut tidak menjadi masalah, karena tentu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya logistik dan kesehatan tapi juga psikososial," kata dia.

Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan menyampaikan bahwa Muhammadiyah Aid terus berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah. Dengan begitu, pemberian bantuan untuk masyarakat Maroko dapat terukur.

"Kami berharap Muhammadiyah dapat mengajak banyak lembaga untuk bersama-bersama saling bahu-membahu merespon bencana Maroko ini dengan mengutamakan semangat kemanusiaan. Karena saat ini korban sudah mencapai 2.400 jiwa meninggal dunia," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya