Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang penasaran mengenai tarif atau biaya mengundang Gus Iqdam. Gus muda berparas rupawan ini memang benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Bahkan ada beberapa jemaah yang rela datang lebih awal untuk bisa melihat dari dekat sosok gus yang menjadi pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST) yang menjadi idolanya ini.
Pengajian Gus Iqdam selalu dihadiri puluhan ribu jemaah. Sosok gus penggemar motor vespa ini memang luar biasa.
Berangkat dari antusiasnya jemaah Gus Iqdam ini, tentunya banyak juga yang bertanya-tanya perihal tarif atau biaya mengundang Gus Iqdam ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Berapa Sih Tarifnya?
Mengenai tarif mengundang Gus Iqdam, hingga saat ini tidak ada yang tahu. Sebab, memang Gus Iqdam tidak pernah mematok nominal tarif ceramahnya.
Bahkan beliau sendiri sebenarnya hanya ia ingin fokus ngaji rutinan di rumahnya.
“Yang saya perjuangkan yang rutinan di rumah ini,” jelasnya dikutip dari kanal YouTube AFID ST Pusat, Rabu (08/11).
“Loh mangke Njenengan kan dapat amlop Gus. Luh amplopnya orang-orang…, wong saya ini tidak narif,” imbuhnya.
Advertisement
Menjaga Pesan Abahnya
Rasa penasaran juga menggelayuti batin salah seorang jemaah yang bernama Pak Eko ini. Ia memberanikan diri menanyakan nominal tarif ceramah Gus Iqdam.
Bukan hanya sekali Pak Eko menanyakan perihal ini, melainkan juga telah berkali-kali.
“Kaya Ustadz Eko itu tanya berapa kali ke saya, “Gus njenengan ke Jawa Tengah berapa juta,” ujar Gus Iqdam menirukan pertanyaan Ustadz Eko.
Beliau menjaga betul pesan ayahnya untuk senantiasa ikhlas dan hanya mengharapkan ridlo Allah SWT. Sehingga kaitannya dengan undangan ceramahnya Gus Iqdam tidak berani menentukan tarifnya.
“Saya tidak narif, pesannya Abah saya begitu,” tuturnya.
Gus Iqdam menyadari bahwa dalam usia yang masih sangat muda ini, ia telah mendapatkan anugerah yang begitu mulia dari Allah SWT ini tentunya tak lepas dari sosok orang tuanya dan juga kakeknya yang dulu gemar tirakat.
“Saya kualat sama foto yang di tengah itu loh. Itu kakek saya yang nirakati saya. Itu wali, Mbah Yai Ibad itu wali,” tuturnya.
“Bayangkan saya itu usia 29 tahun mau 30 tahun, berapa ribu orang yang mengikuti saya. Saya tidak mewajibkan jamaah saya untuk berangkat. Saya di Garum dihadiri 10.000 orang, saya di mana di mana, di Magetan tanya Pak Eko di Magetan, saya tidak mewajibkan jamaah saya untuk mengikuti saya. Pakai truk ndan dan ikut ke sana,” paparnya.
Dari Donatur
Meski demikian, ia mengakui bahwa selama ini banyak donatur yang membantu secara materiil untuk menyokong kegiatan dakwahnya ini.
“Jadi saya itu, Alhamdulillah donaturnya kadang dari ini, datang teman saya Pak Didik, Kapten ini, kadang ada dari Taiwan ini. Pak Eko ini kadang tiba-tiba transfer ini dari teman-teman Wonogiri, Kapolres Wonogiri dari temen-temen polisi-polisi luar biasa,” paparnya.
Terpenting ia hanya ingin bersinergi dengan banyak pihak sebagai cerminan bersatunya ulama dan umara yang bermuara pada tujuan demi kemaslahatan umat.
“Jadi saya itu hanya ingin sinergi. Saya kedatangan Jenderal ini, Masya Allah luar biasa biar tahu antara ulama dan umaro antara pejabat dan ulama kita itu bersatu. Semuanya tujuannya mutaba'atul jamaah, bersatu padu dalam kebaikan dan ini dikatakan Imam Nawawi di dalam Kitab Futuhatil Madaniyah untuk memperkokoh iman kita,” ujarnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement