Liputan6.com, Cilacap - Secara etimologi Jabal Rahmah berasal dari dua kata yaitu Jabal yang artinya bukit dan Rahmah yang artinya kasih sayang. Jadi, Jabal Rahmah artinya bukit kasih sayang.
Ketika melaksanakan ibadah umrah, Gus Iqdam dan istrinya Ning Nila sempat mengunjungi tempat ini.
Advertisement
Baca Juga
Letak bukit ini persis di tepi Padang Arafah, pinggiran timur Kota Makkah. Di tempat ini dibangun juga sebanyak 168 anak tangga untuk memudahkan mendaki ke puncak. Masyarakat setempat percaya.
Tepat di atas puncak bukit ini dibangun monumen dari beton yang tingginya mencapai delapan meter, lebar sekitar 1,8 meter.
Dibalik penamaan bukit ini tersimpan beberapa kisah luar biasa yang erat kaitannya dengan rahmah atau kasih sayang.
Dalam khazanah Islam, Jabal Rahmah adalah bukit yang diyakini sebagai tempat pertemuan Adam dan Hawa setelah lama terpisah seusai diturunkan ke bumi. Tentu, bagi generasi sekarang, bukit ini adalah sebuah tempat yang romantis bagi Adam dan Hawa.
Berikut ini beberapa peristiwa luar biasa yang berkaitan erat dengan tempat bersejarah ini.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Tempat Bertemunya Adam dan Hawa
Menukil NU Online, Nabi Adam dan Hawa dahulu berada di surga. Namun, karena melanggar perintah Allah, keduanya diturunkan dari tempat yang penuh kenikmatan tersebut.
Mereka ditempatkan di bumi yang berjauhan tempatnya.
Di tempat ini, Nabi Adam dengan kesadarannya memohon ampun kepada Allah SWT dan mengakui bahwa dirinya telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
Setelah berpuluh tahun berdoa dan memohon ampunan, Allah pun menerima tobatnya dan mempertemukan kembali Nabi Adam dan Siti di Jabal Rahmah.
Advertisement
Mimpi Nabi Ibrahim untuk Menyembelih Ismail
Nabi Ibrahim sangat mencintai kedua buah hatinya. Namun, pada suatu malam saat Nabi Ibrahim tertidur, beliau mengalami sebuah mimpi yang merupakan ujian yang sangat berat untuk menguji keimanannya.
Dalam mimpi itu, Allah SWT memerintahkan untuk melakukan sebuah pengorbanan, yaitu dengan menyembelih leher anaknya, Ismail.
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata:Â Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab: Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (QS Ash Shaffat ayat: 102).
Nabi Ibrahim merasa gundah dan ragu apakah mimpi tersebut datang dari Allah atau tidak. Kemudian Allah menunjukkan lewat mimpi yang sama hingga 3 kali. Dengan begitu Nabi Ibrahim semakin yakin kalau mimpi itu berasal dari Allah dan menyadarinya saat berada di Jabal Rahmah.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul