Liputan6.com, Jakarta - Sidratul Muntaha adalah istilah yang mengingatkan kita pada kisah perjalanan Isra Miiraj Rasulullah SAW. Para ulama ahli tafsir mengatakan, makna dari Sidratul Muntaha yaitu pohon puncak karena ilmu Malaikat puncaknya sampai di sini.
Sidratul Muntaha juga dikenal dengan sebutan langit ketujuh yang diyakini sebagai tempat bertemunya Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT. Pada pertemuan itulah beliau menerima perintah sholat fardhu lima waktu.
Nabi Muhammad SAW bahkan berulang kali kembali ke Sidratul Muntaha untuk menawar jumlah sholat fardhu yang harus dikerjakan oleh umatnya.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, keistimewaan Sidratul Muntaha ini hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hamba-Nya yang mulia. Bahkan Malaikat Jibril yang mendampingi perjalanan Nabi malam itu pun semalam itu tidak bisa memasuki sidratul muntaha.
“Aku tidak bisa melewati tempat ini. Tidak ada satu pun yang diperintah melewati tempat ini kecuali engkau.”
Saksikan Video Pilihan ini:
Dekat dengan Surga
Mengutip dari laman dream.co.id, Sidratul Muntaha juga bermakna ‘tumbuhan sidrah yang tidak terlampaui’. Artinya mungkin semacam pohon yang sangat tinggi melambangkan bahwa tidak ada satupun yang mampu mencapainya kecuali atas izin Allah SWT.
Keberadaan Sidratul Muntaha berada di dekat surga. Hal ini disimpulkan berdasarkan pada ayat 13 dan 15-16 Surat An-Najm.
“Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.”
Berdasarkan ayat sebelumnya, para ulama menjelaskan maksud dari ‘melingkupi’ adalah cahaya.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad.
“Ketika dimi’rajkan ke langit, aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha. Kemudian, aku melihat cahaya yang agung. Daun-daun Sidratul Muntaha itu seperti kuping-kuping gajah dan buah-buahnya seperti kendi besar. Di sana ada empat sungai yang dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Saat itu, aku bertanya, ‘Apa ini, Jibril?’ Ia menjawab, ‘Dua sungai dalam adalah dua sungai di surga, sedangkan dua sungai luar adalah sungai Nil dan Eufrat.’” (HR. Ahmad).
Dinamakan Sidratul Muntaha karena pohon ini merupakan simbol puncak segala sesuatu yang naik dari bumi dan yang turun dari langit. Pangkal dari yang naik dan turun tersebut berada di Sidratul Muntaha.
Advertisement
Gambaran Sidratul Muntaha
Dalam Tafsir Muqatil bin Sulaiman dijelaskan, bahwa pohon Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh, tepatnya di sebelah kanan ‘Arsy dengan dedaunan seperti kuping gajah, buahnya seperti kendi besar dan dahannya berupa mutiara, yaqut dan zabarjad.
Setiap daun ditempati malaikat yang selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Ucapan Salam di Sidratul Muntaha
Dalam Tafsir Az-Zamarqandi dijelaskan, ketika tiba di Sidratul Muntaha, salam yang diucapkan Rasulullah SAW adalah “attahiyyatul mubarakatus sholawatu lillah.”
Kemudian Allah menjawab: “Assalamu alaika ayyuhan-nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh.”
Rasulullah SAW menjawab lagi, “assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis shalihin.”
Bacaan itulah yang hingga kini diabadikan dalam bacaan tahiyat sholat umat Islam selaku umat Nabi Muhammad SAW.
Disuguhi Minuman
Terdapat kisah yang menceritakan bahwa di tempat yang mulia itu, Rasulullah SAW disuguhi dua gelas minuman.
“Di sana (Sidratul Muntaha) aku disuguhi dua gelas minuman. Yang satu berisi susu, yang satu berisi khamr. Keduanya ditawarkan kepadaku. Dan aku memilih susu. Disampaikan kepadaku, ‘Engkau sudah benar! Melaluimu, Allah telah menempatkan umatmu sesuai fitrah.”
Melihat Wujud Asli Jibril
Saat di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW melihat wujud asli Jibril. Disebutkan dalam salah satu hadis, Jibril memiliki enam sayap. Bulu-bulunya mengibaskan butiran yaqut dan permata.
“Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm: 18)