Jangan Terjebak, Ini Sumber Dosa Jariyah yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal Dunia

Tak hanya pahala, dosa jariyah yang membawa kemudharatan juga akan terus mengalir meskipun si pendosa telah meninggal dunia. Oleh karena itu kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam dosa jariyah.

oleh Putry Damayanty diperbarui 20 Nov 2023, 20:31 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 20:31 WIB
Ilustrasi meninggal dunia, makam, kuburan, berziarah
Ilustrasi meninggal dunia, makam, kuburan, berziarah. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya amal jariyah yang pahalanya dapat terus mengalir, dosa pun juga dapat terhitung meskipun telah meninggal dunia. Orang yang memiliki dosa jariyah tersebut tentu akan sangat menyedihkan keadaannya.

Allah SWT telah menegaskan bahwasanya setiap amal perbuatan pasti akan dicatat serta dimintai pertanggungjawaban kelak pada hari pembalasan, sebagaimana firman-Nya.

“Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Orang yang memiliki amal jariyah baik akan terus memberikan kebermanfaatan bagi sekitar meskipun beliau telah tiada. Namun begitu juga sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dilakukan, Selama dampak buruk tersebut masih ada, maka ia akan terus mendapatkan dosa itu atau yang disebut dengan dosa jariyah.

Jenis dosa ini sangat berbahaya, oleh karena itu jangan sampai kita terjebak dalam dosa jariyah ini. Mengutip dari laman makintau.com, berikut ini adalah sumber dosa jariyah yang terus mengalir meski sudah meninggal dunia.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


1. Pelopor dalam Melakukan Maksiat

Hati-hati ketika melakukan suatu perbuatan, apalagi jika dalam melakukan perbuatan tersebut kita-lah yang menjadi pelopornya. Tidak masalah jika kita menjadi pelopor dalam melakukan amal kebaikan, sebab itu akan menjadi amal jariyah untuk kita.

Namun, jangan sampai kita menjadi pelopor untuk melakukan maksiat dan kejahatan yang menyebabkan orang lain baik di sekitar lingkungan atau orang yang melihat perbuatan kita itu mengikuti apa yang kita lakukan. Sebab, itu bisa menjadi salah satu sumber dosa jariyah untuk kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim)

Untuk itu, sebaiknya kita lebih berhati-hati lagi dalam bertindak. Jangan sampai kita terjebak dalam sumber dosa jariyah yang pertama ini.

 


2. Mengajak Orang Lain pada Kesesatan dan Maksiat

Sumber dosa jariyah yang kedua adalah mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat. Orang yang mengajak pada kesesatan dan maksiat akan mendapatkan dosa jariyah, meskipun bisa jadi ia sendiri tidak melakukan maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.

Allah berfirman, menceritakan keadaan orang kafir kelak di akhirat, bahwa mereka akan menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan,

“(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu.” (QS. AN-Nahl ayat 25)

Orang-orang yang memiliki dosa jariyah seperti ini  akan  menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya, meskipun orang yang mengajak sudah mati sekalipun.

Itulah sumber-sumber dosa jariyah yang wajib untuk dihindari.  Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah. Aamiin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya