Liputan6.com, Jakarta - Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah mempunyai tujuan dan tiada yang sia-sia. Begitupun tentunya dengan penciptaan waktu untuk umat manusia.
Allah SWT telah bersumpah demi menunjukkan pentingnya waktu. Sebagaimana yang termaktub dalam Surah Al-‘Ashr ayat 1: وَالْعَصْرِ “Demi masa.”
Dari ayat di atas cukup bijak rasanya jika kita berpikir tentang makna di balik sumpah Allah dengan waktu. Tidak mungkin sang maha segalanya bersumpah dengan waktu jika tidak ada rahasia di dalamnya.
Advertisement
Baca Juga
Tentu ada banyak mufasir menuangkan pendapatnya terkait hal ini. Namun secara garis besar ayat tersebut berisi ajakan kepada manusia untuk senantiasa menghargai waktu.
Waktu, usia, harta, pangkat dan jabatan tidak lain semuanya adalah pemberian yang telah ditentukan awal dan batas akhirnya. Oleh karenanya langkah terbaik bagi setiap manusia adalah mengatur waktu dengan sebaik-baiknya agar setiap pergantian detik ke detik berikutnya bernilai ibadah.
Saksikan Video Pilihan ini:
Keutamaan Tidur Sejenak Menjelang Waktu Zuhur
Mengutip dari laman NU Online, terdapat satu bab menarik untuk dikaji bersama adalah Adab al-Isti’dad Lisairi ash-Shalawat. Bab ini diawali pembahasan persiapan menjelang sholat zuhur.
Amalan pertama yang disebutkan dalam tulisan beliau adalah fataqaddim al-qailulata (maka dahulukan qailulah). Menurut Syekh Nawawi, qailulah adalah tidur di tengah hari. Salah satu keutamaannya adalah dapat menolong agar dapat bangun malam. Dan banyak artikel mengaji tentang ini, terutama arti dan ketentuannya.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, qailulah merupakan tidur sebentar menjelang datangnya waktu sholat zuhur. Dalam kitabnya Syekh Nawawi menambahkan, hendaknya bangun dari qailulah sebelum matahari tergelincir (sebelum datang waktu zuhur). Kemudian mengambil air wudhu hingga terdengar suara adzan dan menjawab setiap seruannya.
Advertisement
Keutamaan Sholat Sunnah 4 Rakaat Sebelum Zuhur
Amaliah selanjutnya berdasarkan sunnah Rasulullah adalah sholat sunnah empat rakaat sebelum melaksanakan sholat zuhur. Sebagaimana redaksinya tertulis,
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallama memanjangkan sholatnya (empat rakaat), dan bersabda, ‘Waktu tergelincirnya matahari adalah waktu dibukanya pintu-pintu langit, maka saya lebih suka amal baik saya diangkat pada waktu tersebut’. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Ayub al-Anshari” (Syekh Nawawi al-Jawi dalam Syarah Maraqil Ubudiyah, Semarang: Toha Putra, hal. 36-37).
Melanjutkan sabdanya, Rasulullah menjelaskan keutamaan sholat empat rakaat dari Abi Hurairah radliallahu ‘anhu
(أَنَّ مَنْ صَلَاهُنَّ) اي اربع ركعات بعد زوال الشمس (فَأَحْسَنَ رَكُوْعَهُنَّ وَسُجُوْدَهُنَّ) اي وقراءتهن (صَلَّى مَعَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفِ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ إِلَى اللَّيْلِ)
“Sungguh barang siapa sholat empat rakaat (setelah matahari tergelincir) dengan menyempurnakan ruku’, sujud, dan bacaannya, maka sholat bersamanya tujuh puluh ribu malaikat, dan mereka memohonkan ampunan baginya sampai waktu malam.”
Demikian itulah keutamaan yang sepertinya banyak dari umat Islam belum mengetahuinya. Atau mengetahui namun belum sempat mempraktikannya. Bagaimana tidak, waktu tersebut adalah waktu sibuk-sibuknya orang dengan urusan duniawi. Bukan saja tidak sempat untuk qailulah, makan saja sering kali terabaikan.
Dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dan ber-muhasabah diri, setidaknya dapat mulai mengatur waktu, menyeimbangkan amal dunia dan akhirat agar setiap waktunya bernilai positif. Dan pada akhirnya akan mendapatkan keberkahan waktu, umur dan mencapai kesempurnaan diri sebagai khalifah dan hamba Allah di bumi.