Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab adalah salah satu bulan khusus karena termasuk satu dari empat bulan haram dalam kalender Hijriah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 36, bulan haram adalah bulan Muharram, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah.
Pada tahun 2024, bulan Rajab 1445 Hijriah mulai hari Sabtu, 13 Januari 2024 sampai 10 Februari 2024. Umat Islam pun disarankan untuk memperbanyak amal ibadah di saat bulan haram, termasuk amalan Rajab.
Sebab, saat empat bulan haram tersebut Allah SWT menjanjikan pahala yang lebih banyak pada amalan-amalan yang dijalankan umat muslim. Namun, sebaliknya, jika melakukan maksiat pada bulan haram, termasuk Rajab, umat Islam juga harus sangat berhati-hati karena ganjaran dosa juga lebih besar.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip muslim.or.id, Ibnu 'Abbas mengatakan "Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan saleh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak," (Latho-if Al Ma'arif, 207).
Khusus pada bulan Rajab atau bulan ketujuh dalam kalender Hijriah, orang Arab jahiliyah melepaskan tombak dari besi tajamnya untuk menahan diri dari peperangan. Pada bulan yang berarti menghormati atau mengagungkan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak memohon ampun kepada Allah SWT karena bulan ini juga disebut sebagai bulan istigfar.
Amalan yang bisa dilakukan di antaranya adalah memperbanyak puasa sunah, salat sunah, dan lainnya. Namun, jika seorang wanita tengah mengalami kondisi haid atau nifas ibadah-ibadah tersebut tidak bisa dilakukan. Namun, jangan putus asa wanita haid atau wanita nifas tetap bisa menambang pahala dengan berbagai amalan lain.
Simak Video Pilihan Ini:
Amalan Bulan Rajab Saat Haid atau Nifas
Selain salat dan puasa sunah, ada beberapa panduan yang bisa dilakukan untuk memperbanyak ibadah di bulan Rajab. Ibadah-ibadah ini sebenarnya juga bisa dilakukan selain di bulan haram bagi wanita yang sedang menstruasi atau nifas, di antaranya:
1. Mendengarkan Lantunan Al Quran
Pada saat haid, perempuan dilarang memegang mushaf Al Quran. Dalil Al Quran yang dianggap menjadi larangan Muslimah dalam keadaan haid tidak boleh membaca Al Quran ada dalam Surat Al-Waqiah ayat 76-79. "Sesungguhnya Al Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (lauhul mahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan."
Lebih lanjut, ada beberapa pendapat ulama terkait apakah boleh wanita membaca Al Quran dan menyentuh mushaf bagi wanita yang sedang haid atau nifas. Mengutip dari Republika.id, Syekh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin berpendapat bahwa boleh bagi seorang wanita yang sedang haid dan nifas membaca Al Quran karena suatu hajat atau kebutuhan.
Misalnya, wanita yang mengajarkan cara membaca Al Quran atau dalam proses menghafal Al Quran. Namun, apabila membaca Al Quran dengan tujuan beribadah dan ingin mendapat pahala maka akan lebih afdal atau lebih utama untuk menghindarinya.
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bagi wanita yang berhalangan karena haid dan nifas mengisi kesehariannya dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran. Baik dari aplikasi, radio, maupun platform media sosial.
2. Menambah Ilmu dengan Mendengarkan Kajian atau Tausiyah
Ibadah lain yang juga bisa dilakukan saat wanita tengah haid atau nifas adalah mendatangi majelis ilmu. Momen ini bisa menambah tak hanya pengetahuan soal agama melainkan juga ketakwaan.
Cara mendengar kajian atau tausiyah ini bisa secara langsung atau sebaliknya secara online melalui platform media sosial. Namun, jika memang ingin mendatangi kajian ilmu yang digelar di masjid, wanita harus memperhatikan kebersihan mengingat darah adalah najis sehingga jangan sampai mengotori masjid.
Advertisement
Istighfar, Sedekah dan Sholawat
3. Beristigfar Memohon Ampunan Allah SWT
Bulan Rajab juga dikenal sebagai bulan istigfar sehingga amalan yang juga bisa dilakukan wanita haid atau nifas adalah memperbanyak ucapan istighfar. Tujuannya tentu saja untuk bertobat dan memohon ampunan Allah SWT atas segala dosa.
Istighfar yang ditasbihkan juga mengandung penyesalan atas kesalahan yang pernah dilakukan. Adapun bacaan istigfar di antaranya istighfar pendek yakni mengucap Astagfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah.).
Bisa pula istigfar Nabi Muhammad sebelum wafat yaitu Subhanallahi wabihamdih, astaghfirullaha wa atuubu ilaih (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya). Atau bahkan istigfar pelebur dosa dengan melafalkan: Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih (Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Maha hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya).
4. Bersedekah atau Menyisihkan Sebagian Kekayaan
Saat masih haid atau nifas, wanita bisa memperbanyak sedekah dengan berbagai jenis mulai dari uang, makanan, barang, atau bahkan tenaga sebagai relawan untuk aksi kemanusiaan. Perintah untuk bersedekah tertuang dalam firman Allah di Surat Al-Baqarah ayat 195 yang berbunyi:
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: “Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Baqarah:195).
5. Perbanyak Doa, Zikir dan Sholawat
Aktivitas ibadah lain yang juga bisa dilakukan wanita saat haid atau nifas juga bisa memperbanyak doa. Amalan ini bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Terlebih pada waktu-waktu mustajab seperti selepas Azan, saat hujan turun, dan sebagainya.
Wanita juga perlu memperbanyak zikir dan selawat. Melafalkan asmaul husna atau kalimat Thayyibah seperti tasbih, takbir, tahlil, serta selawat juga bisa dilakukan untuk menambah keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT dan bukti cinta kepada Rasulullah SAW.
Amalan Doa dari Ustazah Halimah Alaydrus
Ustazah Halimah Alaydrus juga memberikan salah satu amalan doa yang bisa dilakukan selama bulan Rajab, termasuk bagi wanita yang sedang haid atau nifas. Jika sedang tidak melakukan salat, amalan ini bisa dilakukan kapanpun.
Ustazah Halimah menyarankan wanita haid atau nifas bisa melakukan amalan ini tanpa berwudu dan dilakukan rutin selama sebulan penuh Rajab. Disebutkan dalam kitab Al-Jami' karya Imam Suyuti bahwa terdapat riwayat dari Ibnu Asakir dari Abi Umamah bahwa Wahab bin Munabbih berkata:
"Aku membaca dalam kitab Allah yang diturunkan sebelum Al-Quran bertuliskan bahwa barang siapa beristighfar di bulan Rajab di pagi dan sore hari dengan mengangkat kedua tangannya seraya berkata, 'Rabbighfirlii warhamnii watub 'alayya' sebanyak 70 kali, maka kulitnya tidak akan disentuh oleh api neraka."
Adapun bacaan istighfar Rajab yang dimaksud adalah:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ.
Rabbighfirlii warhamnii watub 'alayya.
Artinya: "Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, dan terimalah taubatku."
Advertisement