Liputan6.com, Jakarta Puasa sunnah di bulan Rajab menjadi salah satu amalan yang banyak dilakukan oleh umat Muslim saat memasuki bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Puasa ini termasuk ibadah sunnah, sebagaimana dianjurkannya berpuasa di bulan-bulan haram yang memiliki keutamaan khusus.
Puasa Rajab dapat dilaksanakan kapan saja selama masih berada dalam bulan tersebut, baik di awal, pertengahan, maupun akhir bulan. Namun, berpuasa selama satu bulan penuh tidak dianjurkan karena menyerupai puasa Ramadhan. Bahkan, para sahabat Nabi memakruhkan puasa Rajab jika dilakukan sepanjang bulan tanpa jeda.
Baca Juga
Hal itu disebutkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin sebagaimana dinukil via NU Online Jatim. Berikut keterangannya.
Advertisement
وكره بعض الصحابة أن يصام رجب كله حتى لا يضاهي بشهر رمضان فالأشهر الفاضلة ذو الحجة والمحرم ورجب وشعبان
Artinya: "Sejumlah sahabat Rasulullah SAW menyatakan makruh puasa Rajab sebulan penuh agar tidak menyerupai Bulan Ramadhan. Bulan-bulan utama itu Dzulhijjah, Muharram, Rajab, dan Sya‘ban." (Lihat Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Kairo: Darus Syi‘ib, tanpa catatan tahun], juz III, halaman: 431).
Meskipun harinya tidak ditentukan alias boleh kapan saja, puasa Rajab dapat diamalkan pada hari-hari utama berpuasa seperti Senin, Kamis atau Jumat. Bisa juga bertepatan pada Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15)
Akan tetapi, ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen pernah menyampaikan terkait waktu terbaik puasa di bulan Rajab. Simak penjelasan lanjutannya yang dirangkum pada Rabu (19/3/2025).
Waktu Terbaik Puasa Rajab Menurut Mbah Moen
Menurut Mbah Moen, puasa Rajab sebaiknya dilakukan di 10 hari pertama.
“Puasa Rajab itu baiknya dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 10. Kalau tidak kuat puasalah tanggal 10 saja. Jika kuatnya dua hari puasa tanggal 1 dan 10,” katanya dikutip dari YouTube Madrasah Aswaja.
Mbah Moen mengungkapkan alasannya bahwa tanggal 10 Rajab tepatnya malam Jumat adalah peristiwa ‘berkumpulnya’ Sayyidah Aminah dengan Sayyid Abdullah dan menjadi cikal bakal turunnya nur (cahaya) Nabi Muhammad SAW.
“Makanya sebisa mungkin tanggal 10 Rajab itu puasa. Saya puasa Rajab itu tanggal 10 saja. Dan terkadang tanggal 1 dan 10 saja,” ujarnya.
Adapun waktu niat puasa Rajab adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut lafal niat puasa Rajab dikutip dari NU Online.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta‘âlâ.”
Sebagaimana puasa sunnah pada umumnya, jika lupa membaca niat puasa Rajab pada malam hari, maka boleh niatnya siang hari, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur). Dengan catatan, belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.
Berikut adalah lafal niat puasa Rajab ketika siang hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri rajaba lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta’âlâ.”
Advertisement
Keutamaan Puasa Rajab
Puasa Rajab merupakan amalan sunnah yang memiliki sejumlah keutamaan. Melansir laman NU, Imam al-Ghazali dalam Ihyâ 'Ulumiddîn (juz 3, h. 431) mengutip hadits yang menjelaskan keutamaan puasa Rajab yaitu:
1. Pahala sebulan
Berpuasa satu hari di bulan Rajab dianggap setara dengan berpuasa selama sebulan. Ini merupakan kesempatan emas untuk mengumpulkan pahala yang melimpah.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan." (HR At-Thabrani).
2. Lebih utama daripada puasa di bulan lain
Artinya: "Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram."
3. Membuka pintu surga.
Berpuasa selama 8 hari pada bulan Rajab akan membuka 8 pintu surga. Sungguh anugerah yang luar biasa.
4. Mendapat pahala setara orang yang puasa 60 bulan.
Dari Abu Hurairah (sahabat Nabi Muhammad SAW), Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan."
5. Perlindungan dari pintu-pintu neraka.
Berpuasa tujuh hari di bulan Rajab akan menutup pintu-pintu neraka Jahanam bagi pelakunya.
