Hukum Membaca Surah Yasin 3 Kali di Malam Nisfu Syaban, Apakah Ada Dalilnya?

Membaca surah Yasin sebanyak tiga kali di malam Nisfu Syaban adalah amalan yang sering dilakukan oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia. Setiap bacaan surah Yasin diawali niat dengan hajar tertentu lalu diakhiri doa.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 24 Feb 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi membaca surah Yasin di malam Nisfu Syaban
Ilustrasi membaca surah Yasin di malam Nisfu Syaban. (dok.unsplash/ Positive Moslem Attitude)

Liputan6.com, Jakarta - Membaca surah Yasin sebanyak tiga kali di malam Nisfu Syaban adalah amalan yang sering dilakukan oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia. Setiap bacaan surah Yasin diawali niat dengan hajar tertentu lalu diakhiri doa.

Niat membaca surah Yasin pertama adalah agar dipanjangkan umur untuk beribadah kepada Allah SWT. Niat kedua agar mendapat rezeki yang halal dan berkah untuk digunakan ibadah kepada Allah SWT. 

Adapun niat ketiga adalah agar diteguhkan imannya, tetap istiqomah dalam kebaikan dan kebenaran sampai akhir hayat dengan mati dalam keadaan husnul khatimah.

Waktu membaca surah Yasin malam Nisfu Syaban adalah setelah selesai sholat maghrib. Pengamalannya bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau berjemaah.

Terkait amalan membaca surah Yasin tiga kali di malam Nisfu Syaban, apakah memang ada dalilnya? Bagaimana hukumnya? Untuk menjawab ini, mari simak penjelasan ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dan Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Penjelasan Buya Yahya soal Hukum Membaca Surah Yasin Malam Nisfu Syaban

Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)
Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)

Buya Yahya menjelaskan bahwa tidak ada anjuran khusus dari Rasulullah SAW untuk membaca surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban. Akan tetapi, ijtihad para ulama tentang surah Yasin yang dikatakan Qalbul Quran pada malam 15 Sya’ban termasuk tawasul dengan amal saleh.

“Yang diajarkan nabi adalah kalau kita punya hajat maka lakukan amal baik, apakah membaca Al-Qur’an (atau) sedekah. Setelah itu, minta kepada Allah,” tuturnya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV via kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (24/2/2024). 

“Maka cara meninjau dari sisi syariatnya membaca Yasin kemudian berdoa itu sah, bukan saja di malam Nisfu Sya’ban,” sambung Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, apabila memiliki hajat setelah membaca surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban seperti agar dikuatkan iman, mendapatkan rezeki yang halal, dan dipanjangkan umur, itu sah-sah saja. 

“Bahkan bukan saja Yasin, Al-Qur’an penuh pun boleh. Karena itu bab tawasul, minta kepada Allah dengan amal saleh. Sah, boleh,” ujarnya.

Buya Yahya menyatakan membaca surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban tidak haram.

“Ada orang yang mengatakan haram (membaca) Yasin (pada malam Nisfu Sya’ban). Jangan mengatakan haram, dari mana mengatakan haram? Jelaskan secara syariatnya,” imbuhnya.


Dalilnya?

Buya Yahya
Buya Yahya membuka SMP Al-Bahjah An-Nahl di Tangerang, melengkapi sekolah Al-Bahjah tingkat SD, SMP dan SMA yang telah dibangun di Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Apakah membaca surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban ada dalilnya dari nabi? 

“Nggak ada. Nabi memang tidak memerintahkan membaca yasin di malam Nisfu Sya’ban. Akan tetapi, Nabi mengajarkan kisah dalam riwayat Imam Bukhari tentang tiga orang yang terperangkap dalam gua kemudian ingin keluar dari gua enggak bisa, lalu mereka menyebut kebaikannya,” jelas Buya Yahya.

“Maka, dikatakan para ulama ini tawasul dengan amal saleh, maka kalau Anda punya hajat apapun Anda boleh membaca surah (dalam) Al-Qur’an (seperti) surah Yasin atau yang lainnya. Setelah itu, (berdoa) ya Allah berkat bacaanku ini kabulkan hajatku. Itu sah,” Buya Yahya menyimpulkan.


Penjelasan Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki

alquran
Ilustrasi Al Qur’an Credit: freepik.com

Mengutip situs NU, pembacaan surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban sebenarnya tidak perlu dipersoalkan karena memang tidak ada masalah secara syar’i di situ. Amalan yang dibaca adalah salah satu surah di dalam Al-Qur'an. Pihak yang diminta juga tidak lain adalah Allah SWT. Mereka juga meminta yang baik-baik untuk kemaslahatan dunia dan akhirat baik pribadi maupun kepentingan umum. 

Hal tersebut dijelaskan dengan detail oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki berikut ini.

لكن لا مانع أن يضيف الإنسان إلى عمله مع إخلاصه مطالبه وحاجاته الدينية والدنياوية، الحسية والمعنوية، الظاهرة والباطنة، ومن قرأ سورة يس أو غيرها من القرآن لله تعالى طالبا البركة في العمر، والبركة في المال، والبركة في الصحة فإنه لا حرج عليه، وقد سلك سبيل الخير (بسرط أن لا يعتقد مشروعية ذلك بخصوصه) فليقرأ يس ثلاثا، أو ثلاثين مرة، أو ثلاث مئة مرة، بل ليقرأ القرآن كله لله تعالى خالصا له مع طلب قضاء حوائجه وتحقيق مطالبه وتفريج همّه وكشف كربه، وشفاء مرضه وقضاء دينه، فما الحرج في ذلك...؟.. والله يحب من العبد أن يسأله كل شئ، حتى ملح الطعام وإصلاح شسع نعله

Artinya: “Tapi tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal salihnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin. Siapa saja yang membaca surah Yasin atau surah lainnya dengan ikhlas lillahi taala sambil memohon keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu tak masalah. Artinya, orang ini telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salihnya itu disyariatkan secara khusus untuk hajat tersebut). 

Silakan membaca surah Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an secara ikhlas lillahi taala diiringi dengan permohonan atas segala hajat, doa agar harapan terwujud, permintaan agar dibukakan dari kebimbangan, pengharapan agar dibebaskan dari kesulitan, permohonan kesembuhan dari penyakit, permintaan kepada Allah agar utang terbayar. 

Lalu di mana masalahnya? Allah senang terhadap hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya atas pemenuhan hajat apapun termasuk hajat atas garam pelengkap masakan dan hajat atas tali sandal yang rusak." (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban? cetakan pertama, 1424 H, halaman: 119). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya