Munculnya Orang Hina dan Zalim sebagai Pemimpin, Benarkah Pertanda Kiamat?

Pemimpin yang baik adalah orang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Sedangkan pemimpin yang tidak amanah akan menghadapi akibat sangat serius di akhirat.

oleh Putry Damayanty diperbarui 23 Feb 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi pemimpin
Ilustrasi pemimpin. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kepemimpinan kerap kali menjadi rebutan bagi banyak orang. Ada yang memang dengan niat tulus ingin memimpin, ada pula yang ditunggangi oleh hasrat untuk memegang tampuk kekuasaan yang lebih besar.

Dalam Islam sendiri, menjadi pemimpin tak semata mengurusi soal ketatanegaraan. Seorang pemimpin juga harus turut melibatkan nilai-nilai agama dalam menjalankan amanahnya.

Imam al-Mawardi dalam Kitab al-Ahkam al-Sulthaniah menyatakan, al-Imamah atau kepemimpinan di dalam Islam (untuk mengurusi) agama dan dunia (negara) hukumnya wajib.

Ada beberapa hadis yang menjelaskan tentang diangkatnya orang-orang hina menjadi seorang pemimpin. Fenomena ini tentunya akan menjadi sebuah musibah bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Semua orang pastinya menginginkan pemimpin yang baik, beserta tanggungjawabnya terhadap amanah. Namun bagaimana dengan orang-orang yang disebut hina dan zalim sebagai pemimpin? Benarkah itu menjadi pertanda kiamat?

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Tanda Kiamat, Munculnya Para Pemimpin Zalim

Mengutip dari laman dream.co.id, tanda kiamat kecil mengenai kemunculan para pemimpin zalim telah disebutkan dalam beberapa hadis yang diriwayatkan oleh Rasulullah saw. 

Salah satu ciri-ciri pemimpin zalim yang disebutkan dalam hadis adalah pemimpin bodoh yang akan memerintah orang-orang. Rasulullah saw bersabda:

"Akan ada pemimpin-pemimpin bodoh yang akan memerintah kamu, kamu akan mengenalinya dan kamu akan membenci mereka." (HR. Muslim).

Ciri lain dari pemimpin zalim adalah perilaku korup dan merampok harta benda umat. Dalam hadis lain disebutkan:

"Akan ada pemimpin yang tidak mengeluarkan lagi harta tersebut (untuk kebutuhan yang seharusnya), pada hal dia membutuhkannya." (HR. Bukhari).

Kemunculan para pemimpin zalim ini merupakan tanda kecil hari kiamat yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah semakin dekat. Oleh karena itu, umat Islam diingatkan untuk waspada dan tidak terpedaya oleh pemimpin zalim tersebut.

Dengan demikian, hadis-hadis tersebut menjelaskan secara jelas mengenai ciri-ciri pemimpin zalim yang akan muncul di akhir zaman dan menjadi tanda kecil hari kiamat.

Umat Islam dianjurkan untuk memperhatikan tanda-tanda tersebut dan selalu berpegang teguh pada ajaran agama untuk menghindari godaan pemimpin zalim tersebut.

Lenyapnya Orang Sholeh, Orang Hina Jadi Pemimpin

Kebutuhan hadirnya orang sholeh menjadi seorang pemimpin terkait dengan kualitas dan integritas mereka yang tinggi. 

Sementara lenyapnya orang hina sebagai pemimpin berhubungan dengan kurangnya kualitas kepemimpinan dan integritas yang rendah.

Orang sholeh cenderung memiliki visi yang jelas, nilai-nilai yang kuat, dan komitmen untuk melayani dengan baik. Sebaliknya orang hina cenderung egois, kurang tanggung jawab, dan tidak memperhatikan kepentingan umum.

Perbedaan antara keduanya sangat mempengaruhi kepemimpinan, dimana pemimpin yang sholeh mampu memberikan inspirasi, memotivasi dan mengarahkan orang-orang di sekitarnya.

Sementara pemimpin yang hina mungkin tidak dihormati atau diikuti oleh bawahannya, dan ini dapat mengakibatkan kegagalan organisasi.

Faktor-faktor yang dapat mencegah lenyapnya orang sholeh sebagai pemimpin meliputi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang baik.

Sementara untuk menghindari kepemimpinan orang hina, penting untuk memperhatikan proses seleksi pemimpin yang ketat dan menekankan integritas serta nilai-nilai moral dalam kepemimpinan.

Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung juga dapat mempengaruhi perilaku kepemimpinan seseorang.

Rasulullah Ingatkan Pemimpin Tidak Amanah, Tak akan Mencium Surga

Pesan Rasulullah kepada para pemimpin mengingatkan mereka untuk menjadi amanah. Hadis ini menekankan betapa pentingnya kepemimpinan yang jujur dan bertanggung jawab.

Rasulullah mengingatkan bahwa pemimpin yang tidak amanah tidak akan mencium surga dan akan menerima siksaan yang berat di akhirat. Pemimpin yang dipercayakan dengan tanggung jawab untuk mengurus umatnya harus bertindak dengan kejujuran dan amanah.

Mereka harus mengutamakan kepentingan umat dan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip keadilan. Jika seorang pemimpin tidak memenuhi kewajibannya dengan baik, maka dia akan menerima konsekuensi negatif di akhirat.

Dengan demikian, hadis ini menegaskan betapa pentingnya amanah dalam kepemimpinan dalam agama Islam. Pemimpin yang tidak amanah akan menghadapi akibat yang sangat serius di akhirat.

Pesan ini harus dijadikan peringatan yang serius bagi para pemimpin untuk tidak melanggar amanah yang diberikan kepada mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya