Liputan6.com, Dubai - Cerita inspiratif sekaligus mengharukan tidak hanya datang dari orang-orang sukses, namun juga dari mereka yang mungkin tak pernah terbesit untuk menjadi sosok yang menginspirasi bagi kita.
Kisah dari seorang narapidana di Dubai, salah satunya. Salah satu tahanan di Penjara Pusat Dubai pemenceritakan bagaimana ia memulai perjalanannya bertobat dengan membantu ratusan rekannya menghafal Al-Qur'an.
Baca Juga
Napi yang merupakan mantan desainer pakaian asal Mesir itu mengatakan bahwa misinya didasari oleh "keinginannya menebus dosa dan menemukan tujuan hidup".
Advertisement
Setelah tiba di Uni Emirat Arab (UEA) pada usia 27 tahun, pria tersebut dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan pada tahun 2008. Di usianya yang menginjak 47 tahun, ia kini harus menggunakan kursi roda selama masa pemulihan setelah menjalani operasi hernia.
Setiap hari, ia bangun pukul 4.30 pagi sebelum salat subuh dan seluruh penghuni penjara bangun.
"Saya berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa hingga tiba waktu salat subuh," ujarnya, seperti dilansir The National, Senin (15/4/2024).
"Saya berharap masyarakat bisa melihat lebih jauh dari kesalahan masa lalu, terutama karena kita pernah hidup di luar tembok penjara seperti mereka," lanjut dia.
Setelah salat dan sarapan, ia kemudian kembali ke selnya untuk mandi dan bersiap memulai misinya mengajarkan Al-Qur'an.
Setelah menghafal Al-Quran dalam waktu satu setengah tahun masa hukumannya, ia mengambil peran sebagai guru dan mulai membantu mengajarkan orang lain.
Berjalan dari Sel ke Sel
Pusat Penjara Dubai menampung ribuan narapidana, dengan kapasitas penjara hingga 4.000 orang.
Dia harus melalui beberapa pemeriksaan keamanan sebelum meninggalkan bangsalnya untuk pergi ke Departemen Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pemasyarakatan dan Penghukuman Kepolisian Dubai, di mana dia membantu orang lain menghafal Al-Quran.
"Ini telah menjadi misi saya selama hampir 11 tahun, didorong oleh keinginan untuk menebus dosa dan menemukan tujuan (hidup)," katanya.
"Selama saya membantu narapidana lain menghafal Al-Quran, ratusan orang bisa mendapatkan pengurangan hukuman dan dibebaskan. Ini membuat saya sangat bahagia," tambahnya.
Advertisement
Menolak Dikunjungi
Sejak pertama ditahan di penjara, ia menolak dikunjungi oleh saudara dan temannya.
"Saya menjaga kontak melalui panggilan telepon, jalur penyelamat menuju dunia yang saya tinggalkan," tuturnya.
Cara tersebut dilakukannya agar dia lebih bisa merefleksikan perjalanan hidupnya. Hal ini terbukti dari sifatnya yang berangsur berubah dari mudah marah menjadi lebih tenang. Ini tak lepas dari ajaran dan prinsip Al-Qur'an yang ditekuninya, serta perlakuan baik yang diterimanya dari para staf penjara.