Top 3 Islami: Alasan Kocak Gus Baha Enggan Qurban Sapi Patungan, Hikmah Rezeki Sedikit Kata Ustadz Adi Hidayat

Dengan nada bercanda, Gus Baha tak mau menunggu terlalu lama peserta lain saat kendaraan (hewan kurban) hendak berangkat ke surga. Sebab, jadwal masuk surga Gus Baha dengan lainnya berbeda

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 23 Apr 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 06:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Penjelasan Gus Baha mengenai alasannya tidak mau qurban sapi patungan dan lebih pilih qurban kambing sendirian menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (22/4/2024).

Dengan bahasa kocak, Gus Baha menjelaskan berbagai argumen kenapa dia tak mau bekurban dengan jalan patungan sapi. Salah satunya, terkait dengan mahram dan nonmahramnya peserta.

Alasan lainnya, dengan nada bercanda, yakni tak mau menunggu terlalu lama peserta lain saat kendaraan (hewan kurban) hendak berangkat ke surga.

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah hikmah di balik rezeki sedikit. Menurut Ustadz Adi Hidayat (UAH), apabila rezeki sedikit, maka ada yang diinginkan Allah SWT.

Sementara, artikel ketiga yakni kisah bocah perempuan yang karomahnya melampaui Abu Yazid Al-Busthami.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Alasan Kocak Gus Baha Pilih Qurban Kambing daripada Sapi Patungan: Kendaraannya Nunggu Kalian Kelamaan!

Gus Baha AI
Gus Baha (TikTok)

Ada satu pertanyaan yang umum seputar ibadah qurban. Lebih baik qurban patungan sapi atau kambing sendirian?

Diketahui, sapi bisa menjadi qurban untuk tujuh orang. Sementara, kambing hanya untuk satu orang.

Ada berbagai perspektif untuk menjawab persoalan ini. Bagi yang memilih sapi, tentu banyak alasannya. Misalnya, daging lebih banyak, patungan lebih ringan, atau soal kemudahan mendapat hewan kurban.

Begitu pula bagi yang memilih kambing, pasti juga memiliki alasan tersendiri. Bagi orang desa, misalnya, karena mereka memang memelihara kambing, kambing lebih ringan belinya, dan lain sebagainya.

Terlepas dari itu, qurban, baik dengan sapi, kambing, kerbau atau hewan yang sesuai syariat sama baiknya. Qurban adalah ibadah sunnah muakad atau utama/dianjurkan.

Beda soal jika soal pilihan qurban patungan sapi atau kambing sendirian ini ditanyakan kepada KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). Dia punya alasan tersendiri yang kedengarannya kocak.

Selengkapnya baca di sini

2. Menurut Ustadz Adi Hidayat saat Rezeki Kita Sedikit, Ternyata Ini yang Diinginkan Allah

Ustadz Adi Hidayat (UAH)
Ustadz Adi Hidayat (Foto: Tangkapan Layar Youtube @aagymoffical)

Ustadz Adi Hidayat (UAH) merupakan seorang ulama terkemuka asal Indonesia yang memiliki pemahaman mendalam terhadap isi Al-Qur'an, ilmu hadis, dan berbagai kitab agama.

Ia menyebutkan, jika seseorang saat rezeki sedikit ternyata ada rahasia yang sangat besar yang ingin Allah berikan kepada hambanya.

"Kalau antum sehari berusaha nggak dapat apa-apa memang mohon maaf hasilnya belum dapat diraih. Tetapi sebenarnya Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih indah," kata UAH, seperti diunggah Youtube Short @alkalamindonesia8300.

Pendiri Quantum Akhyar Institute dan Akhyar TV ini menyebutkan, pada saat rezeki sedang sedikit maka akan semakin banyak doa yang dilantunkan, malamnya sholat tahajud, juga istighfar sebagai penggugur dosa.

Selengkapnya baca di sini

3. Kisah Bocah Perempuan yang Miliki Karomah Melebihi Abu Yazid Al-Busthami, Ini Amalannya

Kota Cantik ini Benar-benar Ada di Tengah Gurun Pasir
Kota oasis yang cantik ini memang benar-benar ada, meskipun ketika pertama kali melihatnya, para turis seringkali merasa mulai berimajinasi.

Terdapat kisah unik perihal bocah perempuan yang memiliki karomah melebihi karomah seorang sufi dan ulama besar di zamannya, yakni Abu Yazid al-Busthami.

Abu Yazid al-Busthami merupakan ulama berkebangsaan Persia yang lahir pada tahun 804 M/ 188 H. Nama kecilnya ialah Tayfur. Sedangkan nama lengkapnya ialah Abu Yazid Tayfur ibn Isa ibn Surusyan al-Busthami.

Adapun karomah Abu Yazid sebagaimana disebutkan oleh Fariduddin al-Athar di antaranya yaitu semenjak masih bayi tatkala mulut beliau dimasuki makanan yang belum jelas halal haramnya (syubhat), beliau selalu menolak dengan cara meronta hingga menangis sampai tidak mau diam sampai makanan itu dikeluarkan.

Beliau belajar Al-Qur’an semenjak masih kecil. Beliau selalu melayani keperluan ibunya untuk kemudian berkelana selama 30 tahun untuk mendalami ilmu agama. Berdasarkan riwayat, tak kurang dari 113 guru spiritual yang beliau temui.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya