Lihat Alam Barzakh usai Mati Suri? Ini Kata Buya Yahya

Fenomena mati suri bukan karena hal mistis. Jangan percaya omongan dan pengakuan orang yang mengaku mati suri. Ini penjelasan Buya Yahya

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2024, 02:03 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2024, 02:00 WIB
buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan tegas, KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya menyatakan agar kita tidak percaya terhadap omongan dan pengakuan seseorang tentang mati suri.

Seperti diketahui, banyak orang yang mengaku mati suri, lalu mengisahkan tentang kejadian-kejadian di alam barzakh.

Lucunya, hal ini dipercaya oleh orang-orang. Parahnya lagi, setelah orang mengalami mati suri lantas merasa memiliki kelebihan atau linuwih.

Bagi Buya yahya hal tersebut tidak perlu dipercaya, lantaran bisa saja hal itu sebenarnya mimpi. Karena orang yang sudah mati ya mati, tidak akan hidup kembali.

"Mati suri itu ya belum mati, hanya berhenti detak jantungnya, nafasnya, dalam waktu sementara. Maka dia belum mati," kata Buya Yahya seperti dikutip tayangan Youtube AL-Bahjah Tv.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kabar Alam Barzakh Bukan dari Orang Mati Suri

Ilustrasi Meninggal Dunia
Ilustrasi Meninggal Dunia (Image by Rob van der Meijden from Pixabay)

"Kenapa kok kita pusing-pusing,mau menunggu cerita alam barzakh kok harus nunggu orang mati suri. Ini orang kebingungan, sebelum dia cerita kita sudah percaya di alam barzah ada begini ada hukuman," kata Buya.

Menurutnya, bisa saja pelaku mati suri bohong. "Jadi kita sudah beriman tentang adanya siksa kubur, tentang adanya malaikat Mungkar Nakir.Kalau dia belum mati enggak akan malaikat tanya, kalau dia pasti bohong emang malaikat bisa dibohongin sebelum mati ditanya malaikat," ujar Buya Yahya.

Buya juga menyesalkan adanya media yang terkadang mengungkap kisah mati suri seseorang, yang ujungnya beriman setelah mati suri.

Orang yang mengaku mati suri biasanya, mimpi. Saat jantung tak berdetak sesaat bisa saja ia bermimpi karena terebawa yang ada dlam pikirannya, jadi terbawa suasanya yang sudah-sudah.

"Kalau macem-macem, sudah jangan dipercaya, Bisa saja karena mimpi. Kalau mimpi mungkin saja, terus tinggal percaya atau tidak, kalau omongannya sesuai dengan petunjuk syariat kita boleh percaya tapi kalau omongan yang ngelantur jangan di percaya," ucap Buya.

"Ini kunci, dia dibawa oleh mimpinya, perasaannya disaat dia mati suri tetapi akalnya masih ada, ruhnya masih ada cuman terlihat seperti orang mati, tapi dia bertemu dengan mimpi macem-macem. Kuncinya adalah selagi yang diomongkan sesuai dengan syariat boleh kita percaya tapi diluar itu jangan dipercaya," paparnya.

"Kalau omongannya sudah ngelantur bertangan dengan syariat katakan dia Pendusta selesai sudah," tandas Buya Yahya.

Mati Suri, Dalam Tinjauan Medis

Ilustrasi menuju alam baka
Ilustrasi seseorang sedang menjalani proses kematian. (Sumber Pixabay)

Konsep "mati suri" atau "kematian sementara" sering kali dikaitkan dengan pengalaman orang yang mendekati kematian dan kemudian pulih kembali.

Secara medis, dokter bisa menyatakan bahwa seseorang telah meninggal ketika menunjukkan beberapa tanda kematian berikut:

Napas terhenti, tidak ada pergerakan tubuh dan otot tampak kaku atau lemas, tidak ada denyut nadi dan detak jantung, kelopak mata tertutup sebagian atau sepenuhnya, pupil mata melebar dan tidak reaktif terhadap cahaya atau sentuhan, tidak ada respons terhadap rasa sakit, misalnya ketika dicubit, selain itu, saat telah meninggal, aktivitas listrik jantungnya juga telah tiada. Ini bisa terlihat dari munculnya garis lurus dalam layar monitor EKG.

Orang yang mengalami mati suri akan menunjukkan beberapa tanda kematian di atas, lalu sewaktu-waktu hidup kembali. Meski penyebabnya tidak diketahui secara jelas, ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya fenomena mati suri, yaitu, udara terperangkap dalam paru-paru, hipotermia, hiperkalemia.

Kejadian mati suri dalam dunia medis memang bisa terjadi. Oleh karena itu, sebelum menyatakan pasien meninggal, dokter dan petugas medis akan menunggu dan mengawasinya hingga sekitar 10–15 menit setelah menghentikan tindakan CPR.

Jika memang tidak ada perubahan dan pasien tetap menunjukkan tanda-tanda kematian, dokter baru akan menyatakan bahwa pasien telah meninggal.

Jadi, kesimpulannya, fenomena mati suri bukanlah disebabkan oleh hal-hal yang berbau paranormal atau mistis, ya. Jika masih memilki pertanyaan seputar mati suri, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penjelasan dan informasi yang lebih lengkap.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya