Mengenal Nusuk, Kartu yang Wajib Dibawa Jemaah Saat Ibadah Haji

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah mengungkapkan, Kartu Nusuk wajib dibawa oleh jemaah dari seluruh dunia selama menunaikan ibadah haji.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 14 Jun 2024, 18:31 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 18:30 WIB
Kartu Nusuk, kartu pintar yang wajib dibawa seluruh jemaah selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, Makkah dan Madinah. (Foto kemenag.go.id)
Kartu Nusuk, kartu pintar yang wajib dibawa seluruh jemaah selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, Makkah dan Madinah. (Foto kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi mewajibkan seluruh jemaah haji membawa Kartu Nusuk yakni kartu pintar atau smart card. Kartu ini wajib dibawa jemaah saat menjalani rangkaian ibadah haji di Tanah Suci Makkah dan Madinah.

Dikutip dari indonesia.go.id, terdapat dua versi Kartu Nusuk. Pertama yakni Kartu Nusuk wajib dipakai oleh jemaah dengan cara dikalungkan ke leher. Kedua yaitu kartu berbentuk digital dilengkapi oleh kode batang (barcode) dan kode respons cepat (Quick Response Code).

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah mengungkapkan, Kartu Nusuk wajib dibawa oleh jemaah dari seluruh dunia termasuk Indonesia ketika menunaikan ibadah haji di dua Kota Suci, Mekkah dan Madinah.

"Kartu ini akan membantu jemaah untuk mengetahui lokasi-lokasi yang ada di tempat pelaksanaan ibadah haji. Terdapat pula sertifikat selesai melaksanakan ibadah haji di dalam kartu ini sehingga bisa menjadi kenangan indah bagi setiap jemaah yang selesai berhaji," ujar Tawfiq dikutip Jumat (14/6/2024).

Tawfiq menambahkan, pihaknya akan menolak setiap jemaah yang kedapatan tidak mengantongi Kartu Nusuk saat berada di ke Tanah Suci. Setiap pelanggar akan dikenai sanksi sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah setempat mengenai pelanggaran peraturan dan instruksi haji.

Penggunaan Nusuk juga berlaku bagi seluruh penyelenggara haji dari masing-masing negara tanpa terkecuali. Selain itu, kata Tawfiq, Kartu Nusuk juga untuk mencegah masuknya jemaah yang memakai visa nonhaji ke Tanah Suci.

"Sehingga hanya jemaah dengan visa yang diterbitkan resmi oleh Pemerintah Arab Saudi saja yang bisa melakukan ibadah haji," kata dia.

Kartu Nusuk memiliki tampilan dominan warna cokelat dan putih. Pada bagian depan terdapat foto dan data profil setiap jemaah disertai kode batang dan QR Code. Jika dipindai (scan), akan diketahui data-data jemaah seperti nama, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jemaah di Mekkah.

Kepala Daerah Kerja Mekkah, Khalilurahman mengimbau, kepada seluruh ketua kelompok terbang (kloter), ketua rombongan, ketua regu, dan setiap jemaah agar membawa Kartu Nusuk selama di Tanah Suci.

"Jangan sampai hilang. Pemerintah Arab Saudi hanya menyiapkan kartu cadangan maksimal 10 persen dari jumlah jemaah haji," ucap Khalil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Puncak Haji, Jemaah Indonesia Mulai Bergerak Menuju Arafah untuk Wukuf

Jemaah Haji
Jemaah haji Indonesia mulai bergerak ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. (Foto: Tim Humas Kemenag)

Seluruh jemaah haji Indonesia diberangkatkan ke Arafah pada hari ini, Jumat 8 Zulhijjah 1445 H atau 14 Juni 2024. Sejak pukul 06.00 waktu setempat, secara bergelombang, jemaah dimobilisasi ke Arafah dari hotel tempat mereka menginap dengan bus-bus yang telah disiapkan. 

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan 1 Zulhijah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024 M. Karenanya, wukuf di Arafah dilaksanakan pada Sabtu 9 Zulhijah 1445 H atau 15 Juni 2024 M.

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan, peserta safari wukuf jemaah haji lansia non mandiri dan disabilitas yang berjumlah 300 orang akan diberangkatkan dari hotel transit menuju Arafah pada 15 Juni 2024 pukul 11.00 Waktu Arab Saudi.

"Jemaah safari wukuf akan didampingi sejumlah petugas dari unsur Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), pembimbing ibadah, dan petugas layanan lansia dan disabilitas," kata Widi dalam siaran pers resmi Kemenag di Jakarta, Jumat (14/6/2024). 

"Untuk safari wukuf jemaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), mereka diberangkatkan ke Arafah pada 9 Zulhijah sekitar pukul 10.00 WAS dan didampingi petugas," sambung Widi. 

Di Arafah, kata Widi, jemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Petugas yang telah berada di Arafah akan menyambut dan mengarahkan jemaah menempati tenda yang telah ditetapkan sesuai embarkasi dan kloternya. 

"Setiap tenda telah dilabeli stiker asal jemaah dengan warna-warna dan identitas yang mudah dikenali dan dihapal jemaah," ujarnya. 

Widi mengatakan, jemaah haji agar menyiapkan kartu pintar (smart card) masing-masing yang akan dipindai barcode-nya oleh petugas sebelum naik bus. Menurutnya, hanya jemaah yang memiliki smart card yang diterbitkan Pemerintah Arab Saudi yang bisa masuk kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).  

"Karenanya, pastikan smart card dan identitas pribadi lainnya tersimpan dengan aman di tas khusus dan mudah diambil saat akan dilakukan pengecekan dan pemindaian," pesannya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya