Cara Mudah Mendapatkan Kebahagiaan Sejati, Ini Tips Sederhana Gus Baha

Sederhananya konsep bahagia versi Gus Baha, mau tiru? Mudah kok

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jun 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2024, 00:30 WIB
Gus Baha 4
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu ulama yang dikenal sebagai ahli tafsir dan pakar Al-Qura, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha membedah persoalan sebenarnya bagaimana orang yang berakal sehat.

Murid Mbah Maimoen Zubair ini menyatakan pentingnya menemukan kebahagiaan dalam hal-hal baik dan sederhana dalam kehidupan.

Gus Baha memberikan contoh yang sangat relevan mengenai kebahagiaan yang dirasakan oleh orang tua ketika menggendong anak mereka yang masih kecil.

Gus Baha menyatakan bahwa orang yang memiliki akal sehat adalah mereka yang bisa menikmati sesuatu yang baik.

"Misalnya, kamu punya anak pertama atau punya anak yang masih kecil, itu menggendongnya senangnya bukan main. Melihat anak sehat tuh senangnya bukan main," ujar Gus Baha dikutip dari tayangan Youtube kanal @GusBahaofficial99.

Ia menggambarkan kebahagiaan yang dirasakan orang tua saat melihat anak mereka sehat dan bahagia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Perbandingan Kebahagiaan Menggendong Anak dan Maksiat

FOTO: Nuansa Ramadhan Kampung Baduy
Seorang ibu Baduy menggendong seorang anak di Kampung Landeuh, Lebak, Banten.(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut Gus Baha, kebahagiaan yang dirasakan saat menggendong anak jauh lebih besar daripada kebahagiaan yang mungkin dirasakan saat melakukan maksiat.

"Mungkin saat itu banyak orang yang sedang maksiat dengan perempuan nakal atau dengan teman-teman nakalnya yang nganggep seperti itu nikmat," katanya.

Namun, ia menekankan bahwa kebahagiaan yang dihasilkan dari maksiat hanyalah sementara dan tidak sebanding dengan kebahagiaan sejati yang datang dari hal-hal baik.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa jika kebahagiaan dari maksiat diukur, mungkin hanya mencapai 70%.

"Tapi yang ini, yang nimang anak baru lahir atau masih kecil cara orang Jawa ngeloni anak, bisa saja bahagianya itu sampai 100%," jelasnya.

Dengan ini, Gus Baha ingin menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan dalam momen-momen sederhana yang penuh kebaikan.

Ia mengkritik pandangan yang salah selama ini bahwa maksiat pasti menyenangkan dan ketaatan tidak menyenangkan.

"Akhirnya, selama ini kesalahan kita adalah nganggap maksiat tuh pasti menyenangkan dan taat tuh tidak menyenangkan," tegasnya.


Nikmati Kebahagiaan dari Hal Sederhana

Meghan Markle Bersama Putri Lilibet dan Pangeran Archie
ilustrasi ibu menggendong anak (dok. tangkapan layar video Netflix)

Gus Baha menekankan bahwa pandangan ini harus diubah agar kita bisa menghargai dan menikmati kebaikan dalam hidup kita.

Gus Baha mendorong jemaahnya untuk lebih menghargai kebahagiaan yang datang dari ketaatan dan kebaikan. Ia mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati dan berkelanjutan datang dari hal-hal yang baik dan diridhoi oleh Allah.

"Nikmatilah kebahagiaan dari hal-hal yang baik dan sederhana," nasihatnya.

"Kebahagiaan dari hal-hal baik itu memiliki nilai yang lebih tinggi dan bertahan lama," jelasnya.

Dengan contoh yang sederhana namun kuat, Gus Baha berhasil menyampaikan pesan penting tentang kebahagiaan sejati. Dan bagaimana ranyang berakal sehat.

Ia menekankan bahwa orang yang bijaksana dan brerakal sehat adalah mereka yang bisa melihat dan menikmati kebahagiaan dari kebaikan, bukan dari maksiat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya