Sosok Ini Mendapat Kemuliaan Khusus di Hari Kiamat hingga Jaminan Surga, Siapa Dia?

Bukan cuma suaranya yang merdu, muadzin ternyata punya keutamaan yang

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 05:30 WIB
[Bintang] Ilustrasi Adzan Maghrib
Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Adzan merupakan panggilan untuk umat Islam agar melaksanakan sholat wajib. Panggilan ini biasanya dikumandangkan oleh seorang muadzin dari masjid atau mushola sebelum waktu sholat tiba.

Adzan berfungsi sebagai pengingat sekaligus panggilan bahwa waktu sholat telah masuk dan umat Islam diundang untuk meninggalkan aktivitas duniawi sejenak guna memenuhi kewajiban spiritual mereka.

Sedangkan muadzin adalah orang yang bertugas mengumandangkan adzan. Peran muadzin sangat penting karena ia bertanggung jawab untuk mengingatkan umat Muslim tentang waktu sholat dan menyeru mereka untuk berkumpul di masjid atau melaksanakan shlat di tempat mereka berada.

Muadzin biasanya adalah seseorang yang memiliki suara yang jelas dan merdu, karena adzan merupakan panggilan yang harus didengar oleh orang-orang di sekitar masjid.

Di beberapa komunitas, menjadi muadzin adalah kehormatan tersendiri dan sering kali dipegang oleh individu yang dihormati di masyarakat.

Sementara mengutip Dalamislam.com, hukum adzan adalah fardhu kifayah untuk suatu penduduk baik di desa maupun di kota, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya; “Jika datang (waktu) sholat, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan orang tertua dari kalian mengimami kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Yang tak banyak disadari adalah, Muadzin merupakan sosok yang istimewa. Dia mendapatkan kemuliaan di Hari Kiamat hingga jaminan surga.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Keutamaan Muadzin

Adzan - Vania
Ilustrasi Adzan/https://www.shutterstock.com/Abu Mikail

Seorang muadzin ini memiliki banyak kemuliaan, diantaranya:

1. Memperoleh kemuliaan khusus pada hari kiamat

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya; “Sesungguhnya para muadzin itu adalah orang yang paling ‘panjang lehernya’ pada hari kiamat.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).

Adapun yang dimaksud dengan panjang leher ialah orang yang paling banyak pahalanya, paling banyak mengharap ampunan Allah, paling banyak balasan amalnya, serta paling dekat dengan Allah.

2. Memperoleh ampunan dari Allah SWT

Dalam sebuah hadis disebutkan; “Orang yang adzan akan diampuni kesalahannya oleh Allah sepanjang suaranya.

Dan, akan menjadi saksi baginya segala apa yang ada di bumi, baik yang kering ataupun yang basah. Sedangkan, orang yang menjadi saksi sholat akan dicatat baginya pahala dua puluh lima sholat dan akan diampuni darinya dosa-dosa antara keduanya.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

 

Perbedaan Adzan Subuh

ilustrasi adzan. plus.kapanlagi.com
ilustrasi adzan. plus.kapanlagi.com

3. Jaminan surga

Abu Hurairah berkata, “Suatu ketika, kami sedang berada bersama Rasul SAW, lalu kami melihat Bilal mengumandangkan adzan. Setelah selesai, Rasulullah kemudian bersabda, “Barang siapa mengatakan seperti ini dengan penuh keyakinan, maka dia dijamin masuk surga.” (HR Nasa’i).

Dalam hadis lain disebutkan; “Barang siapa yang adzan selama 12 tahun, maka wajib baginya mendapatkan surga. Setiap azan yang dilakukannya setiap hari akan mendapatkan 60 kebaikan. Dan dengan iqamahnya, ia dicatat mendapatkan 30 kebaikan.” (HR. Ibnu Majah).

Perbedaan Adzan Subuh

Dibadingkan dengan sholat wajib lainnya (waktu dzuhur, ashar, maghrib, dan ‘isya), adzan sebagai penanda masuknya waktu sholat subuh memang sedikit berbeda terutama dari lafal adzannya.

Oleh karena itu, adzan subuh memiliki keutamaan tersendiri yang berbeda dibandingkan dengan adzan pada waktu sholat wajib yang lain.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Janganlah adzan Bilal menghalangi sahur salah seorang dari kalian. Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari supaya yang bangun (sholat malam) dari kalian kembali (tidak tidur lagi) dan yang tidur menjadi sadar.” (HR. Bukhari).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya