Liputan6.com, Jakarta - Seorang santri bernama Said Ahmad mengungkapkan pengalamannya yang tak terlupakan saat berusaha menguji kewalian Kiai Hamid, seorang ulama kharismatik dari Pasuruan yang dikenal sebagai Mbah Hamid.
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun silam, namun kisahnya masih hangat dibicarakan di kalangan para santri dan masyarakat sekitar.
Said Ahmad, yang merupakan salah satu santri Kiai Hamid Pasuruan, mulanya merasa penasaran apakah benar Kiai Hamid memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang diinginkan orang lain.
Advertisement
Rasa penasarannya memuncak setelah mendengar banyak cerita tentang kewalian sang kiai. Maka, ia pun memutuskan untuk menguji kebenaran cerita tersebut dengan caranya sendiri.
Seperti yang dikutip dari kanal YouTube @Ceritaislami836 pada Minggu (25/8/2024), Said Ahmad menceritakan bahwa pada suatu malam setelah sholat Isya berjamaah, ia memutuskan untuk menunggu semua jemaah pulang sebelum melancarkan rencananya.
Ia mengamati sekitar rumah sang wali dengan hati-hati, menunggu hingga situasi benar-benar sepi.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Santri Ini Kaget Luar Biasa
Ketika melihat lampu teras rumah Kiai Hamid mulai dipadamkan, Said Ahmad merasa yakin bahwa Sang Kiai tidak mengetahui keinginannya untuk ditawari makan malam.
Hal ini membuatnya berpikir bahwa cerita-cerita tentang kewalian Kiai Hamid mungkin hanya mitos belaka. Dengan perasaan kecewa, Said Ahmad pun memutuskan untuk meninggalkan masjid.
Namun, tepat saat ia hendak pergi, Said Ahmad tiba-tiba melihat seseorang melambaikan tangan dari arah rumah Kiai Hamid.
Rasa ragu sempat menyelimuti hatinya, namun ia memutuskan untuk mendekat dan melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata, yang memanggilnya adalah Kiai Hamid sendiri.
"Said, makan di sini ya," ujar Kiai Hamid sambil tersenyum hangat. Perkataan tersebut mengejutkan Said Ahmad, yang sama sekali tidak menduga akan diundang masuk ke dalam rumah.
Dengan perasaan campur aduk, ia mengikuti Kiai Hamid menuju ruang tengah.
Di ruang tengah, Said Ahmad mendapati hidangan yang sudah tersaji di meja. Meski lauk pauknya sederhana, undangan tersebut terasa begitu istimewa baginya.
Advertisement
Ini Sindiran Kiai Hamid
Kiai Hamid lalu menyapa dengan nada santai, "Maaf lauknya seadanya, sampean tidak bilang-bilang sih."
Perkataan Kiai Hamid tersebut membuat Said Ahmad merasa tersindir. Ia terdiam sejenak, meresapi setiap kata yang diucapkan oleh Sang Kiai.
Dari momen itulah, Said Ahmad mulai percaya bahwa Kiai Hamid memang seorang waliullah, seorang hamba Allah yang diberi karunia untuk mengetahui keinginan orang lain tanpa perlu diucapkan.
Kisah ini pun semakin memperkuat keyakinan banyak orang tentang kewalian Kiai Hamid. Meski peristiwa ini sudah lama berlalu, namun cerita tentang kewalian Sang Kiai tetap hidup di tengah-tengah masyarakat Pasuruan dan sekitarnya.
Pengalaman Said Ahmad ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para santri lainnya. Mereka diajarkan untuk selalu menghormati dan mempercayai gurunya, serta tidak meremehkan karunia yang mungkin dimiliki oleh para ulama.
Hingga kini, kisah ini masih sering diceritakan dari mulut ke mulut oleh para santri yang mengenal Mbah Hamid. Keberadaan seorang waliullah di tengah-tengah masyarakat menjadi bukti nyata akan kekuasaan Allah yang tak terbatas.
Wallahu a’lam, hanya Allah yang Maha Mengetahui segala rahasia di balik peristiwa ini. Namun, keyakinan akan kewalian Kiai Hamid terus tumbuh dan mengakar kuat di hati para santri dan masyarakat Pasuruan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul