4 Tipe Orangtua yang Disebutkan dalam Al-Qur'an, Mana yang Kamu Jadikan Panutan?

Orangtua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Merekalah yang nantinya akan memberikan pertanggungjawaban kepada Allah di hari akhir.

oleh Putry Damayanty diperbarui 21 Sep 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 18:30 WIB
Bacaan Niat Zakat Untuk Keluarga
Ilustrasi Keluarga Muslim Credit: shutterstock.com

Liputan6.com, Jakarta- Peran orangtua sangatlah besar bagi anak-anaknya. Baik dalam mendidik, memberikan teladan, serta bentuk pengasuhan yang diberikan. Hal tersebut, nantinya akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang serta masa depan anak tersebut. 

Pentingnya peran orangtua bagi anak, telah tertuang dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), orangtuanyalah yang akan menjadi penentu, apakah si anak (nantinya) akan menjadi Yahudi, Nasrani, ataukah Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis tersebut, jelaslah bahwa sosok orangtua dipertaruhkan dan sangat menentukan masa depan anak. Dalam perannya tersebut, pola asuh orangtua menjadi sorotan yang tentunya memiliki kelebihan serta kekurangannya. 

Merangkum dari berbagai sumber, berikut 4 tipe orangtua yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

1. Orangtua seperti Nabi Nuh dan Istrinya

Tipe orangtua layaknya Nabi Nuh dan istrinya yang terdapat dalam Al-Qur’an, menggambarkan ayah (Nabi Nuh) yang sholeh, sedangkan sang ibu memiliki tipe manusia jahat dan kafir. 

Pada tipe orangtua seperti ini, anak Nabi Nuh yakni Kan’an lebih cenderung mengikuti sifat sang ibu, yang justru berada di barisan orang-orang kafir penentang Nabi Nuh AS. 

Meskipun Kan’an menentangnya, kasih sayang Nabi Nuh tidak pernah memudar. Bahkan, saat air bah datang menghampiri, Nabi Nuh masih memanggil Kan’an dengan panggilan Yaa Bunayya yang menunjukkan kata kasih sayang yang tinggi. 

Dalam kondisi anak yang durhaka, Nabi Nuh tidak pernah berputus asa untuk memohonkan keselamatan terhadap anaknya serta keluarganya. Doa Nabi Nuh tertuang dalam QS. Hud ayat 45:

Nuh memohon kepada Tuhannya seraya berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”

2. Orangtua seperti Fir’aun dan Istrinya

Tipe orangtua layaknya Fir’aun dan istrinya yang bernama Asiyah merujuk pada gambaran pasangan seperti air dan minyak. dalam hal ini, yang menjadi kafir kepada Allah adalah sang ayah sedangkan ibu memiliki sifat yang sangat sholihah. 

Namun, ternyata anak-anak mereka lebih condong mengikuti dan meneladani sifat ayah mereka yang menentang nabi bahkan, hingga keturunan Fir’aun selanjutnya tetap membangkang dan tidak mau untuk menerima dakwah dari Rasulullah dan ajaran tauhid.  

3. Orangtua seperti Nabi Ibrahim dan Istrinya

Baik Siti Hajar maupun Siti Sarah, Nabi Ibrahim menjadikan dirinya sebagai tipe orangtua yang memiliki sifat sama-sama sholeh dan taat serta tunduk kepada Allah SWT. 

Nabi Ibrahim memberikan contoh metode parenting kepada anak yakni pengasuhan yang berlandaskan keteladanan atau uswatun hasanah. Allah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai teladan bagi keluarganya dan umatnya untuk menunaikan perintah Allah SWT. 

Sebagai orangtua, Nabi Ibrahim juga senantiasa mendoakan kebaikan-kebaikan untuk anak-anaknya. Doa-doa Nabi Ibrahim, tertuang di dalam Al-Qur’an, seperti QS. Al-Baqarah ayat 124 tentang mendoakan keturunannya menjadi imam atau pemimpin:

(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”

Tidak hanya itu, Nabi Ibrahim juga sering berdoa kepada Allah agar Allah memberikan lingkungan yang terhindar dari keburukan serta dilimpahi anugerah untuk tempat bertumbuh dan berkembang anaknya. Doa ini, terdapat dalam QS. Ibrahim ayat 35 dan 37:

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.”

“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Sehingga, kesholehan tersebut mengalir pada anak-anak Nabi Ibrahim AS. Seperti halnya sikap Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Dua anak Nabi Ibrahim ini, lahir sebagai manusia yang mulia dan sangat berbakti kepada kedua orangtua. 

4. Orangtua seperti Abu Lahab dan Istrinya

Tipe orangtua layaknya Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil memiliki sifat yang sama-sama kafir dan durhaka kepada Allah SWT. Keduanya sangat membenci dakwah Rasulullah sehingga Allah mengutuk mereka sebagai orang yang celaka seperti tertuang dalam QS. Al-Lahab ayat 1-5:

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Karena kedua orangtuanya sama-sama memiliki sifat yang buruk, maka sifat tersebut turun kepada anak-anak Abu Lahab yang menjadi penentang Rasulullah SAW. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya