3 Cara Sederhana Berbakti kepada Orangtua yang Sudah Meninggal

"Berapa kali Anda berdoa dalam sehari? Lima kali. Lima kali harus Anda bawa orangtua Anda," kata Buya Yahya.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 07:30 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Jangan pernah berpikir bahwa kita tidak bisa berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal. Masih banyak cara untuk menunjukkan penghormatan dan cinta kita kepada mereka setelah mereka meninggal.

KH Yahya Zainul Ma'arif, yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan nasihat penting mengenai cara berbakti kepada orangtua yang telah wafat.

Dalam ceramah yang dilansir kanal YouTube @Risalahkata yang dikutip Minggu (01/09), Buya Yahya menekankan bahwa meskipun orang tua telah tiada, kewajiban berbakti kepada mereka tetap harus dijalankan dengan sepenuh hati.

Buya Yahya menjelaskan ada tiga cara utama yang bisa dilakukan oleh seorang anak untuk tetap berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal.

"Yang pertama, jangan anda berdoa kecuali orangtua Anda Anda bawa dalam doa," kata Buya Yahya.

Ia menegaskan bahwa setiap kali seorang anak berdoa, mereka harus selalu menyertakan orang tua dalam doa tersebut sebagai bentuk cinta dan sambungan hati yang tak terputus.

"Berapa kali Anda berdoa dalam sehari? Lima kali. Lima kali harus Anda bawa orang tua Anda," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Bawa dalam Doa, dan Dua Cara Lainnya

Ilustrasi memanjatkan doa
Ilustrasi memanjatkan doa. (Photo Copyright by Freepik)

Menurut Buya Yahya, membawa nama orang tua dalam setiap doa adalah tanda penghormatan yang paling dasar yang bisa diberikan seorang anak kepada orang tuanya yang sudah tiada.

Cara kedua untuk berbakti, menurut Buya Yahya, adalah dengan memanfaatkan rezeki yang diterima untuk kepentingan orang tua.

"Jika anda mendapatkan rezeki, maka potong dari rezekimu itu," ungkapnya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa sebagian dari rezeki tersebut bisa disalurkan untuk amal seperti membangun pesantren, masjid, atau kegiatan sosial lainnya, yang semuanya diniatkan untuk kebaikan orang tua.

Buya Yahya menegaskan bahwa meskipun rezeki tersebut tidak ditransfer langsung kepada orangtua, niat yang ikhlas dalam memberikan sedekah atau infak untuk mereka akan membawa manfaat besar bagi mereka di alam kubur.

"Transfer gak pakai rekening, tapi pesantren, masjid, dan seterusnya, itu kita niatkan untuk orang tua," jelasnya.

Cara ketiga yang disampaikan oleh Buya Yahya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang dahulu dibaiki oleh orang tua.

"Bakti yang sangat bakti adalah sambung silaturahmi dengan orang yang dibaiki oleh orang tuamu," kata Buya Yahya.


Jaga Hubungan Baik

Ilustrasi membaca doa. (dok.freepik.com)
Ilustrasi membaca doa. (dok.freepik.com)

Ia menjelaskan bahwa dengan menjaga hubungan baik ini, seorang anak tidak hanya melanjutkan kebaikan orang tua tetapi juga menunjukkan bakti yang nyata.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa ketiga cara ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai sarana untuk menebus rasa penyesalan jika seorang anak merasa kurang berbakti saat orang tuanya masih hidup.

"Sebagai seorang anak yang merasa menyesal kurang memuliakan ibundanya, kurang menghormati, kurang mengabdi, setelah meninggal dunia baru sadar ingin berbakti," katanya.

Dengan menyampaikan pesan ini, Buya Yahya ingin mengingatkan kembali kepada seluruh umat Islam bahwa bakti kepada orang tua tidak berhenti meskipun mereka sudah meninggal.

Ketiga cara yang disampaikan diharapkan dapat menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin tetap berbakti dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Buya Yahya juga menutup ceramahnya dengan doa agar semua anak diberikan kekuatan untuk selalu berbakti kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.

"Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk selalu berbakti kepada orang tua kita, dan memberikan mereka tempat terbaik di sisi-Nya," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya