Habis Bertengkar Emak-Emak Ngember lalu Berdoa di Medsos, Ini Sentilan Pedas Ustadz Das'ad Latif

Ssambil melontarkan sindiran tentang kebiasaan orang-orang yang membagikan doa mereka di platform seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Menurut Ustadz Das'ad, ini adalah bentuk ketidakpahaman terhadap esensi doa yang sejatinya harus dilakukan dengan khusyuk dan bukan untuk konsumsi publik.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 11:30 WIB
Ustadz Das'ad Latif
Ustadz Das'ad Latif. (YouTube Das'ad Latif)

Liputan6.com, Jakarta - Penceramah kondang asal Makassar, Ustadz Das'ad Latif memberikan pencerahan melalui ceramahnya, Kali ini, dia mengkritik kebiasaan sebagian orang yang berdoa di media sosial (Medsos).

Dalam ceramahnya, Ustadz Das'ad menyebut fenomena ini sebagai sesuatu yang "lucu banget" dan mengingatkan umat agar tidak menjadikan media sosial sebagai tempat berdoa.

“Alhamdulillah, sekarang banyak di antara kita yang rajin berdoa, terutama adik-adik saya yang remaja. Mereka sangat kuat dalam berdoa,” kata Ustadz Das'ad dengan nada penuh syukur di awal ceramahnya. Namun, ia langsung memberikan kritik tajam setelah melihat kebiasaan buruk yang marak di kalangan masyarakat.

“Sayangnya, di mana mereka berdoa? Di Medsos,” ujarnya, sambil melontarkan sindiran tentang kebiasaan orang-orang yang membagikan doa mereka di platform seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Menurut Ustadz Das'ad, ini adalah bentuk ketidakpahaman terhadap esensi doa yang sejatinya harus dilakukan dengan khusyuk dan bukan untuk konsumsi publik.

Ia melanjutkan, "Ibu-ibu bertengkar dengan suaminya, tak kusangka kau begitu. Lalu tiba-tiba berdoa di status Facebooknya, ‘Ya Allah lindungilah suamiku.’ Ini lucu banget,” jelasnya dengan nada yang agak menggelitik. Kritik ini tentu membuat banyak orang yang mendengarnya merasa tersadar.

Ustadz Das'ad menegaskan bahwa berdoa bukanlah hal yang harus diumbar di dunia maya, apalagi jika niatnya hanya untuk pamer atau mencari perhatian orang lain. "Berdoa itu bukan di Facebook, berdoa itu bukan di Instagram, dan apalagi di Twitter," ujar Ustadz Das'ad, mengingatkan umat untuk kembali pada tujuan utama doa sebagai bentuk komunikasi dengan Allah.

Lebih jauh lagi, ia menjelaskan, berdoa itu harus dilakukan dengan niat yang tulus dan khusyuk, bukan sekadar untuk terlihat baik di mata orang lain. "Berdoa di medsos, lalu berharap mendapat respons atau like, itu sudah melenceng dari esensi doa itu sendiri," tegas Ustadz Das'ad.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Cara Berdoa yang Benar

Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)
Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Ustadz Das'ad kembali menekankan bahwa berdoa yang benar adalah yang dilakukan dengan penuh khusyuk, tanpa niat lain selain mendekatkan diri kepada Allah. "Berdoa itu seharusnya dilakukan di atas sajadahmu, di tempat yang tenang, bukan di ruang publik atau media sosial," lanjutnya.

Menurut Ustadz Das'ad, media sosial seharusnya menjadi alat yang bijak untuk berbagi informasi yang bermanfaat, bukan untuk mengekspresikan hal-hal yang seharusnya bersifat pribadi, seperti doa. Ia bahkan menyarankan agar orang-orang lebih memanfaatkan waktu untuk berdoa dengan serius, tanpa terganggu oleh hiruk-pikuk dunia maya.

"Jangan sampai doa kita menjadi ajang pameran di Medsos, karena itu bukan lagi doa yang murni," tambahnya dengan tegas. Bagi Ustadz Das'ad, doa yang dilakukan secara terbuka di media sosial lebih mirip dengan mencari pujian daripada benar-benar berharap pada Allah.

Ia juga mengingatkan umat agar tidak terjebak dalam perilaku yang mengutamakan penilaian orang lain daripada keridhaan Allah. “Berdoa untuk mendapatkan like atau komentar dari orang lain itu sama saja dengan menjadikan doa sebagai ajang pamer," ujarnya. Menurutnya, ini adalah bentuk doa yang jauh dari esensi spiritualitas.

Sebagai pengganti kebiasaan tersebut, Ustadz Das'ad mendorong umat untuk mengutamakan kualitas doa dan menghindari segala bentuk riya, yaitu beramal dengan niat untuk dilihat orang. "Berdoa itu seharusnya hanya untuk Allah, bukan untuk mencari perhatian orang lain. Itu yang perlu kita perhatikan,” kata Ustadz Das'ad, menekankan pentingnya menjaga keikhlasan dalam berdoa.

Ia mengajak umat untuk merenung dan menyadari bahwa doa adalah bentuk ibadah yang tidak boleh dipermainkan. "Ketika kita berdoa di medsos, kita seakan-akan melupakan makna sesungguhnya dari doa itu sendiri," ujar Ustadz Das'ad, memberikan peringatan agar lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial.

 

Peran Media Sosial

Ilustrasi HP Android
Ilustrasi HP Android. (Photo by Azamat E on Unsplash)

Ustadz Das'ad juga menyinggung bagaimana media sosial sering kali membawa kita pada perilaku yang jauh dari kesederhanaan dan keikhlasan. "Kita harus ingat, bahwa ibadah itu bukan untuk pamer atau mendapatkan pengakuan. Doa itu harusnya hanya untuk Allah," katanya.

Dengan nada yang lebih lembut, Ustadz Das'ad memberikan solusi praktis agar doa kita tetap terjaga kesuciannya. "Berdoalah di tempat yang tenang, tanpa mengharapkan apapun selain ridha Allah. Itu baru doa yang sesungguhnya," tambahnya, memberikan pencerahan bagi umat yang mendengarnya.

Ia juga menekankan pentingnya untuk fokus pada kualitas doa daripada kuantitas atau eksposur. "Doa yang dilakukan dengan sepenuh hati, tanpa diganggu oleh dunia luar, adalah doa yang paling berharga di sisi Allah," ujar Ustadz Das'ad.

Ustadz Das'ad mengakhiri ceramahnya dengan mengingatkan umat untuk selalu menjaga niat dalam berdoa dan menjauhi segala bentuk riya. "Mari kita belajar untuk berdoa dengan khusyuk, di atas sajadah kita, bukan di dunia maya," tutupnya dengan penuh harapan agar umat bisa lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial.

Dengan kritikan yang tajam namun penuh hikmah, Ustadz Das'ad Latif berhasil menyampaikan pesan agar umat Islam kembali pada esensi doa yang sesungguhnya, jauh dari pengaruh dunia maya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya