Peringatan Keras Buya Yahya untuk Orang yang Sering Makan Tidak Habis

Menurut Buya, sebutir nasi yang terbuang bisa jadi merupakan sumber keberkahan. Orang yang terbiasa menyisakan makanan dianggap tidak memahami esensi dari rezeki yang telah diberikan. Kebiasaan ini, lanjut Buya, mencerminkan gaya hidup yang tidak menghormati nikmat Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2025, 18:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Membuang makanan sering kali dianggap hal sepele dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, perbuatan ini memiliki dampak besar, baik dari sisi agama maupun sosial. Dalam Islam, membuang makanan termasuk dalam kategori perbuatan yang dilarang karena termasuk mubazir.

Dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang dikenal dengan Buya Yahya, memberikan nasihat tegas kepada siapa saja yang sering menyisakan atau membuang makanan. Sebagai pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebon, Buya Yahya menekankan pentingnya menghargai rezeki yang diberikan oleh Allah.

Buya Yahya mengungkapkan bahwa menyisakan makanan di piring dapat menunjukkan sifat sombong. "Ada orang makan sering buang-buang. Tolong ini jangan. Jangan susah menyisakan nasi di piring Anda. Anda sombong," ujarnya dalam video tersebut.

Menurut Buya, sebutir nasi yang terbuang bisa jadi merupakan sumber keberkahan. Orang yang terbiasa menyisakan makanan dianggap tidak memahami esensi dari rezeki yang telah diberikan. Kebiasaan ini, lanjut Buya, mencerminkan gaya hidup yang tidak menghormati nikmat Allah.

Buya Yahya juga mengkritik kebiasaan makan yang mencerminkan gaya hidup berlebihan. Ia menyebut, "Jangan gaya makannya seperti orang ningrat yang enggak paham. Kalau makan, habiskan. Jangan disisakan."

Dalam ajaran Islam, setiap makanan yang diambil harus dihabiskan, kecuali ada alasan tertentu seperti merasa sakit atau mendadak kehilangan nafsu makan. Namun, jika tidak ada alasan tersebut, membuang makanan termasuk dalam kategori mubazir, yang jelas dilarang dalam agama.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tidak Disukai Allah SWT

4 Hal di Dalam Rumah yang Harus Dibersihkan Sebelum Tidur di Malam Hari, Jangan Diabaikan!
Ilustrasi sisa makanan. (c) PhanuwatNandee/Depositphotos.com

Mubazir, menurut Buya Yahya, adalah salah satu sifat yang tidak disukai oleh Allah. Orang yang sering membuang makanan dianggap sebagai orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan. "Habiskan makanan, jangan suka menghabis-habisin nasi. Ambil secukupnya dan bersihkan piring Anda," tambahnya.

Buya Yahya memberikan solusi praktis agar kebiasaan mubazir ini dapat dihindari. Ia menyarankan agar setiap orang mengambil makanan dalam porsi secukupnya. Dengan begitu, tidak ada makanan yang terbuang dan semua nikmat dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Nasihat ini tidak hanya pas untuk individu, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat secara umum. Kebiasaan membuang makanan sering kali muncul karena kurangnya pendidikan tentang pentingnya menghargai rezeki.

Selain itu, Buya Yahya menyoroti bahwa membuang makanan juga memiliki dampak sosial. Banyak orang di luar sana yang kesulitan mendapatkan makanan, sementara sebagian lainnya justru dengan mudah membuangnya. Perbedaan ini, menurut Buya, seharusnya menjadi renungan bagi setiap individu.

Makan dengan porsi yang cukup dan menghabiskan makanan di piring bukan hanya tentang menghormati nikmat Allah, tetapi juga menunjukkan kepedulian sosial. Tindakan kecil ini dapat membantu mengurangi pemborosan makanan secara global.

Dalam video tersebut, Buya Yahya juga menyinggung gaya hidup yang sering kali dianggap "sejahtera" hanya karena meninggalkan makanan di piring. Ia menyindir, "Sejahtera model apa itu? Hutangnya banyak, tapi makan ditinggalkan."

 

Membuang Makanan, Penghianatan Terhadap Nikmat Allah SWT

Krecek
ilustrasi makanan. /copyright Fimela/Adrian Putra

Pesan tegas ini diharapkan dapat membuka kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberkahan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk saat makan. Mengambil porsi secukupnya dan menghabiskan makanan bukan hanya menunjukkan sikap bersyukur, tetapi juga mencerminkan keimanan seseorang.

Selain itu, membuang makanan juga dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Orang yang menghargai rezeki akan selalu berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa keberkahan hidup tidak hanya datang dari doa, tetapi juga dari cara seseorang memperlakukan rezeki yang telah diberikan. "Sebutir nasi yang terbuang bisa jadi alasan hilangnya keberkahan," ujarnya.

Nasihat ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas setiap rezeki yang diterima, baik itu kecil maupun besar. Sikap syukur ini diwujudkan dengan memanfaatkan rezeki secara bijak dan tidak membuang-buang makanan.

Buya Yahya menutup nasihatnya dengan ajakan untuk introspeksi. Menurutnya, kebiasaan buruk seperti membuang makanan dapat diubah jika ada niat dan kesungguhan untuk memperbaiki diri. Semua bermula dari kesadaran bahwa rezeki adalah amanah yang harus dijaga.

Dalam kehidupan sehari-hari, pesan ini dapat diterapkan dengan langkah sederhana seperti mengambil makanan dalam porsi kecil, menghabiskannya, dan mengingat bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung kita.

Membuang makanan mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya sangat besar. Baik dari sisi agama, sosial, maupun lingkungan, kebiasaan ini membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat. Dengan mengikuti nasihat Buya Yahya, setiap individu dapat menjadi lebih bijak dalam menyikapi nikmat Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya