Drama saat Nabi Daud AS Hadapi 2 Malaikat yang Datang Tergopoh-gopoh, Dikisahkan Gus Baha

Gus Baha menceritakan peristiwa ini terjadi ketika dua malaikat datang dengan tergopoh-gopoh, seolah ada masalah yang sangat serius yang membutuhkan perhatian Nabi Daud AS

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2025, 07:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam setiap cerita yang disampaikan oleh ulama, ada pesan mendalam yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup. Salah satunya adalah kisah yang dibagikan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, Jawa Tengah.

Dalam ceramahnya, Gus Baha mengungkapkan sebuah kisah menarik yang dapat menjadi pelajaran tentang bagaimana Allah menyelesaikan masalah melalui drama yang tak terduga.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @cahayaislamchannel-g5v, Gus Baha menceritakan sebuah peristiwa yang terjadi pada Nabi Daud AS, yang pada waktu itu menjadi seorang raja. Kejadian ini terjadi ketika dua malaikat datang dengan tergopoh-gopoh, seolah ada masalah yang sangat serius yang membutuhkan perhatian Nabi Daud.

Dalam cerita tersebut, Nabi Daud AS yang sedang berada di istana merasa kaget saat melihat dua malaikat datang dengan wajah terburu-buru. Mereka langsung menghadap Nabi Daud dan mengungkapkan bahwa mereka membawa masalah yang sangat penting.

"Kenapa kamu tergopoh-gopoh?" tanya Nabi Daud kepada kedua malaikat tersebut, merasa khawatir ada masalah besar yang terjadi.

Malaikat itu menjelaskan bahwa masalah yang mereka hadapi adalah mengenai dua orang yang bersaudara. Salah satu di antaranya memiliki 99 ekor kambing, sementara yang lain hanya memiliki satu ekor kambing.

Saudara yang memiliki satu ekor kambing tersebut merasa tidak adil dan merasa dirugikan karena saudaranya memiliki kambing yang lebih banyak. Ia meminta kepada Nabi Daud agar diberi kambing milik saudaranya yang 99 ekor.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Memaknai Kisah Nabi Daud AS

Menilik Keunikan Desa Cibuntu, Jumlah Kambing Lebih Banyak Dari Penduduk
Ilustrasi kambing. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Mendengar cerita tersebut, Nabi Daud AS merasa sangat marah dan berkata, "Kamu tidak adil! Kamu rakus!" Nabi Daud menilai bahwa saudara yang meminta kambing tersebut tidak berhak untuk mendapatkan kambing milik saudaranya yang lebih banyak. Nabi Daud memutuskan bahwa permintaan tersebut tidak bisa dikabulkan. "Keputusan final, sudah!" kata Nabi Daud dengan tegas, sambil menyuruh mereka untuk pulang.

Namun, setelah kedua malaikat itu pergi, Nabi Daud merasa bingung. Tiba-tiba, Nabi Daud berpikir, "Loh, itu kok kayak gue banget," kata Nabi Daud dalam hati, yang diucapkan Gus baha dengan gaya khasnya. Ia merasa bahwa dirinya juga pernah berada dalam posisi yang sama seperti orang yang meminta kambing tersebut. Allah menggunakan drama ini untuk mengingatkan Nabi Daud bahwa dirinya juga bisa terjebak dalam ketidakadilan dan keserakahan, meskipun ia adalah seorang nabi.

Gus Baha menjelaskan bahwa kisah ini adalah contoh bagaimana Allah menggunakan "drama" untuk memberikan pelajaran yang mendalam. Nabi Daud AS yang merupakan seorang nabi sekaligus raja pun bisa terjebak dalam masalah ketidakadilan. Melalui kisah ini, kita diajarkan untuk selalu berhati-hati dalam membuat keputusan dan tidak terjebak dalam emosi atau prasangka.

Drama yang diperankan oleh malaikat ini juga menunjukkan bagaimana Allah mengingatkan hamba-Nya melalui cara yang tidak biasa. Allah tidak hanya memberi wahyu langsung, tetapi juga menggunakan peristiwa atau kejadian yang dapat mengungkapkan kesalahan seseorang, bahkan jika orang tersebut adalah seorang nabi yang sudah terkenal kebenarannya.

Menurut Gus Baha, kisah ini mengandung pelajaran penting mengenai amar ma'ruf nahi mungkar. Saat kita melihat ketidakadilan atau kesalahan, kita harus berani untuk mengoreksi dan menegur. Namun, kita juga harus memahami bahwa menyelesaikan masalah tidak selalu harus dengan cara yang keras atau tegas. Ada kalanya Allah mengirimkan "drama" dalam kehidupan kita untuk mengingatkan kita dengan cara yang lembut.

"Masalah sekarang adalah amar ma'ruf nahi mungkar sudah kehilangan seni," ujar Gus Baha. Ia menjelaskan bahwa dalam menjalankan dakwah dan amar ma'ruf nahi mungkar, kita harus bisa melakukan itu tanpa menimbulkan masalah baru. Menyelesaikan masalah seharusnya tidak membuat masalah baru yang lebih besar.

Dengan kata lain, Gus Baha mengingatkan kita bahwa dalam menegur atau mengingatkan orang lain, kita harus berhati-hati dalam memilih kata-kata dan cara yang digunakan. Jangan sampai upaya kita untuk memperbaiki suatu kesalahan justru menyebabkan masalah baru atau menambah kebingungan bagi orang yang kita ingatkan.

Jangan Sampai Tak Bisa Selesaikan Masalah dengan Baik

Nabi Daud AS
Ilustrasi kisah Nabi Daud AS

Gus Baha melanjutkan dengan mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam konflik dan permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih bijaksana dan tidak menimbulkan masalah tambahan. Drama yang ditunjukkan oleh Allah dalam kisah Nabi Daud AS adalah contoh bagaimana kita bisa belajar untuk lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah.

"Jangan sampai kita jadi orang yang tidak tahu cara menyelesaikan masalah dengan baik," kata Gus Baha. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang lembut dan bijaksana dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam masyarakat.

Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan bahwa setiap amal yang kita lakukan, baik itu dakwah, amar ma'ruf nahi mungkar, atau sekadar mengingatkan orang lain, harus dilandasi dengan niat yang tulus dan penuh kasih sayang. Jika kita berusaha mengoreksi kesalahan orang lain dengan niat yang buruk atau dengan cara yang kasar, maka kita malah akan merugikan diri kita sendiri.

"Ini adalah pelajaran besar dari drama yang Allah tunjukkan melalui Nabi Daud," ujar Gus Baha. Ia berharap umat Islam bisa mengambil hikmah dari kisah ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana, adil, dan penuh kasih sayang dalam menghadapi masalah dan konflik yang ada di sekitar kita.

Gus Baha mengakhiri ceramahnya dengan mengingatkan bahwa dalam setiap permasalahan, kita harus selalu mengedepankan keadilan dan kebenaran. Dengan melakukan itu, kita akan lebih mudah untuk mendapatkan solusi yang baik dan tidak menambah masalah baru.

"Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah Nabi Daud ini dan menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam menyelesaikan setiap masalah," tutup Gus Baha.

Dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan, kita diharapkan mampu menjalani kehidupan ini dengan lebih damai, tanpa menambah masalah baru yang tidak perlu.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya