Liputan6.com, Jakarta - Uang adalah bagian dari rezeki yang Allah SWT berikan kepada setiap hamba-Nya. Uang menjadi alat tukar yang sah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang muslim.
Memiliki uang banyak adalah dambaan setiap muslim. Namun sering terjadi uang banyak tidak menjamin berkah. Sebagian muslim mengalami kondisi uang banyak tapi cepat habis.
Advertisement
Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat alias UAH mengungkapkan penyebab uang banyak tapi cepat habis. Menurutnya, faktor harta cepat habis padahal berlimpah karena mencarinya tidak dilandasi iman.
Advertisement
Baca Juga
“Perhatikan, orang-orang yang selalu mencari rezeki tanpa iman, sekalipun dia muslim, tapi kurang membangun kedekatan dengan Allah, maka setiap yang dia dapatkan sekalipun banyak tetap akan selalu kelihatan sedikit,” kata UAH dikutip dari YouTube UmmU Haniya, Selasa (14/1/2025).
Jika tidak percaya, UAH meminta muslim untuk membuktikannya. Berangkat kerja saat gelap dan pulang gelap lalu tidak pernah membangun hubungan yang baik dengan Rabb-nya. Efeknya, harta yang dikumpulkan akan terasa sedikit padahal secara nilai cukup besar.
“Demi Allah, kalimat Al-Quran-nya, ‘Kami akan jadikan yang kelihatan banyak oleh dia itu nampak selalu terasa sedikit’," tutur UAH mengutip firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ketika Membangun Hubungan yang Baik dengan Allah
Beda halnya dengan muslim yang selalu membangun hubungan baik dengan Allah SWT. UAH mengatakan, uang yang secara nilai sedikit tapi dengan keberkahan-Nya akan terasa banyak dan tercukupi setiap kebutuhannya.
"’Sedikit ini Kami (Allah) turunkan berkahnya’. Sehingga terasa nyaman, nikmat, tenang aja gitu. Memang cuma dapat 500 ribu per bulan, tapi setiap akan cari makan, tiba-tiba temannya datang. ‘Biar saya yang belikan ya’,” kata UAH.
Bukan sekadar omon-omon. UAH membuktikannya dengan menceritakan kisah temannya asal Bukittinggi yang kuliah di Tripoli, Libya. UAH menyebut temannya hanya bawa bekal 50 dolar. Selama lima tahun di Libya, uang tersebut tetap utuh. Ternyata dia memiliki niat yang luar biasa selama studi sambil kerja di sana.
“Niatnya luar biasa. Ketika berangkat ingin memuliakan keluarganya, ingin membahagiakan ibunya. Orang lain bekerja musim panas, beliau kemudian kerja juga, tapi uangnya dikirim untuk haji ibundanya. Allah balas itu. Begitu pulang ibundanya berhaji, dimuliakan Allah, menikah dengan baik dan uang 50 dolar utuh,” cerita UAH.
“Jadi ada orang yang mendapatkan seakan-akan banyak, tapi hidupnya nestapa. Akan tetapi, ada orang-orang yang kelihatan seperti sedikit tapi cukup. Kan hidup yang paling enak itu yang pas. Pas butuh ada, pas perlu datang,” kata UAH menyimpulkan.
Advertisement
Penyebab Lain, Rezeki Kurang Berkah
Ulama asal Surakarta, Habib Novel Alaydrus menjelaskan penyebab rezeki cepat habis dan tidak terasa nikmat
"Mungkin kita sering bertanya-tanya mengapa rezeki yang kita peroleh cepat habis tanpa ada rasanya. Gak merasakan bahagia, gak merasakan nikmat, yang kita rasakan cuma lelah demi lelah capek demi capek dan hal-hal yang gak enak lainnya,” kata Habib Novel dikutip dari YouTube Langkah Hijrah.
“Mungkin rezeki tersebut kurang barokah atau bahkan tidak ada keberkahannya," ungkap Habib Novel terkait penyebab rezeki cepat habis.
Nasihat agar Mendapatkan Rezeki Berkah
Kemudian Habib Novel memberikan nasihat agar rezeki berkah serta diperoleh dengan penuh keberkahan. "Kalau pengen rezekinya barokah maka usahanya hal-hal yang ia lakukan untuk mencari rezeki tersebut harus diniati dengan niat yang baik," tutur Habib Novel.
Menurut Habib Novel, jika niatnya baik, maka akan tampak keberkahannya. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam salah satu qasidahnya.
"Duhai tuhanku, jadikanlah rezeki atau usaha yang aku lakukan ini menjadi penolong untuk kebaikan."
"Karena itu, kalau kita pengen rezekinya barokah, hendaknya setiap usaha kita, apapun usaha kita, apapun pekerjaan kita, kita niatkan untuk hal-hal baik," ujar Habib Novel.
Habib Novel mencontohkan niat yang baik ialah seperti mencari rezeki dengan tujuan untuk membantu majelis ilmu atau memberangkatkan orang tua ibadah haji.
"Semua yang kita lakukan hakikatnya kita menjadi pelayan. Kita melayani orang lain, untuk menyenangkan orang lain. Niat-niat baik semacam inilah yang akan menyebabkan rezeki barokah,” ujar Habib Novel.
Wallahu a’lam.