Liputan6.com, Cilacap - Marah ialah suatu kondisi emosi seseorang yang begitu kuat untuk merespon hal-hal yang tidak menyenangkan. Marah bisa dipicu banyak hal yang kedatangannya tidak bisa diprediksi dan bisa muncul secara tiba-tiba.
Semua manusia pasti pernah mengalami marah. Efek dari marah ini bisa membahayakan dirinya dan juga orang lain. Oleh sebab itu, maka saat rasa marah ini muncul, perlu segera diredakan atau dihilangkan.
Permasalahannya ialah menghilangkan rasa marah ini tidak mudah. Namun Islam memberikan cara meredakan amarah. Salah satunya sebagaimana diungkap oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Advertisement
Baca Juga
Dalam sebuah kesempatan tausiyahnya, Ustadz Adi Hidayat ini membeberkan cara mengatasi rasa marah. Berikut ini ulasannya.
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Menghilangkan Marah
UAH menyarankan, jika sedang dalam kondisi marah, sebaiknya tidak keluar rumah dulu. Menurutnya sebaiknya ia duduk atau tiduran dulu. Dengan cara ini untuk terlebih dahulu menenangkan fikiran yang sedang kalut.
“Kalau sedang marah, jangan keluar, duduk dulu supaya dengan posisi rendah itu lebih tenang, jelas?” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Hasanahislamofficial, Selasa (18/02/2025).
“Kalau enggak rebahan dulu, turun dulu, turun," sambungnya.
Namun, jika kemarahan ini tak kunjung reda, maka langkah selanjutnya ialah mengambil air wudluu untuk kemudian menunaikan sholat sunah dua rakaat.
Sebab tatkala shilat, maka setan tidak lagi mengganggu kita sehingga rasa marah berangsur-angsur hilang.
“Kalau masih terbawa, setan masih provokasi, maka padamkan dengan air wudlu,” tuturnya.
“Wudlu sholat dua rakaat supaya tenang karena sholat itu menyatukan semua bentuk zikir," imbuhnya.
“Doa ada di situ, istighfar ada di situ, tawakal ada di situ sehingga ketika turun sujud lebih tenang keadaan dirinya lebih tenang untuk mencerna,” pungkasya.
Advertisement
Cara Mengendalikan Marah ala Rasulullah SAW
Menukil uinsi.ac.id, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan umatnya untuk mengendalikan emosi dan marah.Ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika seseorang emosi atau marah:
1. Diam
Diam merupakan salah satu cara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk mengatasi amarah. Walaupun terkadang dalam hati terasa tidak nyaman, namun itu lebih baik dari pada harus melampiaskan emosi dan marah.Karena yang namanya marah itu jika keluar bisa jadi keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai.
Ada yang marah keluar kata-kata kufur, ada yang marah keluar kalimat mencaci maki, ada yang marah keluar kalimat laknat, ada yang marah keluar kata-kata cerai, nama Binatang, hingga hal-hal sekitarnya pun bisa hancur. Kalau seseorang memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah, hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi.Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).
2. Segera Duduk
Jika seseorang marah sambil berdiri, maka sebaiknya segera duduk, dan jika kemarahannya sudah hilang, maka hendaklah berbaring.Sebagaimana dalam hadits ;Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
3. Mengambil Air Wudhu
Marah adalah api dari setan yang berakibat mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. Karena, umat Islam juga dianjurkan segera berwudhu ketika marah. Air wudhu akan memadamkan api tersebut dan akan menghilangkan amarah serta gejolak darah.Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, nomor 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
4. Membaca isti’adzah (ta’awudz)
Meminta perlindungan pada Allah SWT dari godaan setan. Kenapa sampai meminta tolong pada Allah SWT agar dilindungi dari setan? Karena marah bisa dari setan. Maka kita mengamalkan firman Allah SWT:
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, nomor 3282)
5. Ingat wasiat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ; “Jangan Marah”
Sebelum memuntahkan amarah kepada orang lain atau benda sekalipun, baiknya memperhatikan hadits berikut yang berisi pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seseorang yang meminta nasehat dari beliau.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari, no. 6116)Itulah beberapa cara atau adab yang telah diajarkan dalam Islam ketika amarah. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
