Tidur saat Puasa, Ibadah atau Malas? Yuk Simak Penjelasan Ustadz

Mengutip pendapat Imam Nawawi Al-Bantani bahwa tidur yang mendukung ibadah diperbolehkan

oleh Muhamad Ridlo Diperbarui 05 Mar 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 13:46 WIB
Menurut Ustadz Ikram Mausuli, Lc., Peneliti di Pusat Studi Islam dan Sukarno di podcast Inspirasi Ramadhan 2025. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Menurut Ustadz Ikram Mausuli, Lc., Peneliti di Pusat Studi Islam dan Sukarno di podcast Inspirasi Ramadhan 2025. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tidur saat berpuasa sering menjadi perdebatan. Ada yang meyakini bahwa tidur saat puasa adalah ibadah, sementara yang lain berpendapat bahwa tidur berlebihan justru mengurangi nilai ibadah puasa.

Menurut Ustadz Ikram Mausuli, Lc., Peneliti di Pusat Studi Islam dan Sukarno tidur orang yang berpuasa memang bernilai ibadah, tetapi dengan catatan, tidur tersebut harus membantu seseorang agar lebih kuat menjalankan ibadah lainnya.

“Tidurnya orang berpuasa itu ibadah. Bahkan tidur pun dianggap ibadah karena mulianya orang yang berpuasa. Akan tetapi, kalau tidurnya itu membantu kita untuk beribadah yang lain,” ungkap Ustadz Ikram yang juga penulis di Kopiah.co, dalam podcast Inspirasi Ramadhan di Channel YouTube BKN PDI Perjuangan, Selasa (4/3/2025).

Dalam penjelasannya, Ustadz Ikram mengutip pendapat Imam Nawawi Al-Bantani bahwa tidur yang mendukung ibadah diperbolehkan. Namun, jika tidur dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus, maka hal itu sangat bertentangan dengan hikmah Ramadhan.

“Yang berpahala itu puasanya, bukan tidurnya. Tidur itu bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk mendukung ibadah lainnya. Misalnya, tidur 10–20 menit agar lebih kuat menjalankan salat tarawih di malam hari,” tambahnya.

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Tetap Produktif selama Ramadhan

Menurut Ustadz Ikram Mausuli, Lc., Peneliti di Pusat Studi Islam dan Sukarno di podcast Inspirasi Ramadhan 2025. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Menurut Ustadz Ikram Mausuli, Lc., Peneliti di Pusat Studi Islam dan Sukarno di podcast Inspirasi Ramadhan 2025. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)... Selengkapnya

Di sisi lain, produktivitas juga harus tetap dijaga selama bulan suci Ramadhan. Tidak mungkin seseorang bisa bekerja tanpa istirahat.

Sebagaimana Allah SWT menciptakan malam untuk beristirahat dan siang untuk mencari penghidupan, Islam mengajarkan keseimbangan—tidak berlebihan dalam tidur, tetapi juga tidak memaksakan diri hingga kelelahan.

“Allah ciptakan malam untuk istirahat, siang untuk mencari penghidupan, dan tidur agar kita bisa beristirahat. Jadi harus seimbang,” ungkap kader PDI Perjuangan Mesir ini.

Pada kesempatan itu, Ustadz Ikram berpesan bahwa puasa adalah momentum untuk meraih pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, puasa tidak boleh dijadikan alasan untuk berhenti menjadi produktif.

“Berpuasa justru menjadikan kita insan yang kamil, insan yang semakin produktif dalam ibadah maupun dunia,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya