Liputan6.com, Jakarta Selama ini, citra bangsa Viking lekat dengan penjelajahan Eropa yang penuh kekerasan. Namun, bukti-bukti sejarah terbaru mengungkap sebuah narasi yang jauh lebih kompleks dan menarik: interaksi yang signifikan antara bangsa Viking dan dunia Islam, terutama pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi. Bukan hanya sebatas perdagangan, hubungan ini mencakup pertukaran budaya yang kaya, bahkan kemungkinan masuknya beberapa Viking ke dalam agama Islam. Artikel ini akan mengupas jejak Islam di bangsa Viking, berdasarkan penemuan arkeologis dan catatan sejarah yang mengejutkan.
Baca Juga
Advertisement
Selama berabad-abad, kisah bangsa Viking seakan berdiri sendiri, terpisah dari sejarah Islam. Namun, penemuan-penemuan arkeologis baru-baru ini telah mengguncang pandangan tersebut. Bukti-bukti yang ditemukan, mulai dari artefak bertulis Arab hingga catatan perjalanan para penulis Arab, menunjukkan adanya hubungan yang jauh lebih dalam dan luas antara kedua peradaban ini daripada yang pernah dibayangkan sebelumnya. Kisah ini akan membawa kita pada perjalanan mengungkap rahasia tersembunyi di balik pedang dan perisai bangsa Viking.
Bayangkan: sebuah dunia di mana para prajurit Viking yang gagah berani berinteraksi dengan pedagang Muslim yang cerdas, di mana pertukaran budaya terjadi secara intensif, dan di mana kemungkinan besar beberapa Viking memeluk agama Islam. Ini bukanlah sebuah fantasi, melainkan gambaran yang semakin jelas terungkap melalui bukti-bukti arkeologis dan catatan sejarah. Mari kita telusuri jejak Islam di bangsa Viking dan mengungkap hubungan tersembunyi antara dua peradaban yang tampak begitu berbeda ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/3/2025).
Penemuan Cincin 'Untuk Allah' di Makam Viking
Salah satu bukti paling menonjol adalah penemuan sebuah cincin perak di situs pemakaman Viking di Birka, Swedia. Cincin ini ditemukan pada penggalian tahun 1872-1895 di pusat perdagangan Viking abad ke-9. Yang mengejutkan, cincin tersebut dihiasi dengan batu kaca berwarna dan bertuliskan kata "il-la-lah" (Untuk/Kepada Allah) dalam huruf Arab Kufi kuno. Penemuan ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 2015.
Analisis menggunakan mikroskop elektron pemindaian (SEM) mengungkap bahwa cincin tersebut terbuat dari campuran perak berkualitas tinggi (94,5%) dan batu kaca berwarna, bukan batu kecubung seperti yang diperkirakan sebelumnya. Tulisan 'il-la-lah' yang terukir dengan jelas menunjukkan hubungan langsung dengan dunia Islam. Interpretasi lain juga memungkinkan, misalnya "Inshallah" (jika Allah menghendaki), tetapi inti dari hubungan dengan dunia Islam tetap tak terbantahkan.
Yang lebih menarik, cincin ini ditemukan dalam kondisi sangat baik, menunjukkan bahwa ia tidak banyak berpindah tangan. Ini menunjukkan bahwa cincin tersebut mungkin langsung diberikan kepada wanita yang dimakamkan di Birka, baik dari seorang pembuat perhiasan Muslim atau sebagai hadiah dari seseorang yang memiliki hubungan dengan dunia Islam. Penemuan ini memberikan bukti kuat tentang kontak langsung antara bangsa Viking dan dunia Islam.
Kondisi cincin yang terawat baik ini menjadi petunjuk penting. Para peneliti berpendapat bahwa cincin tersebut kemungkinan besar langsung diberikan kepada wanita yang dimakamkan di Birka, tanpa melalui banyak perantara. Hal ini semakin memperkuat bukti adanya kontak langsung dan signifikan antara bangsa Viking dan dunia Islam.
Advertisement
Kontroversi Tekstil Viking dengan Tulisan Arab
Selain cincin tersebut, penemuan lain yang menimbulkan kontroversi adalah penemuan tekstil pemakaman Viking yang dihiasi dengan pola-pola geometris. Pada tahun 2017, Annika Larsson, seorang arkeolog tekstil dari Universitas Uppsala, mengidentifikasi pola-pola tersebut sebagai tulisan Arab Kufi, termasuk kata "Allah" dan "Ali". Penemuan ini dipublikasikan secara luas dan menimbulkan berbagai reaksi.
Larsson menjelaskan bahwa ia mengidentifikasi pola-pola tersebut setelah membandingkannya dengan tekstil Moor dari Spanyol. Ia menemukan kemiripan yang signifikan, dan setelah memperbesar dan mencerminkan pola-pola tersebut, ia berhasil mengidentifikasi kata "Allah" yang ditulis dengan huruf terbalik. Namun, penemuan ini tidak luput dari kritik.
Prof. Stephennie Mulder, seorang pakar seni dan arkeologi Islam abad pertengahan, mempertanyakan interpretasi Larsson. Mulder berpendapat bahwa gaya tulisan Arab Kufi yang ditemukan tidak sesuai dengan kronologi Viking, dan bahwa pola-pola tersebut mungkin hanya motif dekoratif, bukan tulisan Arab yang sebenarnya. Perdebatan ini menunjukkan kompleksitas interpretasi bukti arkeologis lintas budaya.
Meskipun kontroversi tersebut, penemuan tekstil ini tetap memberikan gambaran menarik tentang kemungkinan interaksi budaya antara Viking dan dunia Islam. Apakah pola-pola tersebut merupakan tulisan Arab asli atau hanya motif dekoratif yang terinspirasi dari dunia Islam, tetap menjadi bahan perdebatan dan penelitian lebih lanjut. Namun, hal ini tetap menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kedua peradaban.
Bukti Arkeologis Lain tentang Kontak Viking-Islam
Selain penemuan cincin dan tekstil, terdapat sejumlah bukti arkeologis lain yang mendukung adanya kontak antara bangsa Viking dan dunia Islam. Ribuan koin dirham Arab ditemukan di berbagai situs pemukiman Viking di Skandinavia, Rusia, dan wilayah Baltik. Koin-koin ini menunjukkan intensitas perdagangan yang tinggi antara kedua belah pihak.
Selain koin, ditemukan pula berbagai benda logam di wilayah Skandinavia yang menunjukkan teknik pembuatan khas dunia Islam. Ini menunjukkan adanya pertukaran teknologi dan keahlian antara kedua peradaban. Contohnya adalah beberapa pedang Viking yang menggunakan teknik metalurgi yang berasal dari dunia Islam.
Di Norwegia, ditemukan pula sutra Persia di dalam pemakaman perahu Viking. Penemuan ini menunjukkan adanya pertukaran barang mewah antara dunia Islam dan Skandinavia. Berbagai penemuan ini menunjukkan pola hubungan yang kompleks dan luas antara bangsa Viking dan dunia Islam, melampaui sebatas perdagangan semata.
Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa interaksi antara Viking dan dunia Islam bukan hanya terbatas pada perdagangan semata. Pertukaran teknologi, keahlian, dan barang-barang mewah menunjukkan adanya hubungan yang lebih kompleks dan erat antara kedua peradaban. Jejak Islam di bangsa Viking semakin jelas terlihat melalui berbagai penemuan arkeologis ini.
Advertisement
Jalur Interaksi antara Viking dan Dunia Islam
Salah satu jalur utama interaksi antara Viking dan dunia Islam adalah melalui rute perdagangan Volga. Rute ini menghubungkan Skandinavia dengan Laut Kaspia dan selanjutnya ke berbagai pusat perdagangan Islam di Asia Tengah dan Timur Tengah.
Selain jalur perdagangan, terdapat pula catatan sejarah tentang serangan Viking ke Seville pada tahun 844 M. Serangan ini, meskipun bersifat kekerasan, menunjukkan adanya kontak langsung antara Viking dan dunia Islam di wilayah Andalusia (Spanyol).
Meskipun terjadi konflik, kemungkinan besar terdapat pula kontak diplomatik antara Viking dan dunia Islam. Pertukaran utusan dan negosiasi mungkin terjadi setelah konflik untuk mengatur perdagangan dan hubungan antar kedua peradaban. Ini menunjukkan kompleksitas hubungan yang tidak hanya terbatas pada kekerasan.
Para pedagang Viking juga mungkin aktif di berbagai pelabuhan Islam. Mereka mungkin berperan sebagai penghubung antara dunia Islam dan Eropa Utara, membawa berbagai barang dan ide dari satu tempat ke tempat lain. Jejak Islam di bangsa Viking juga terlihat melalui peran mereka dalam jaringan perdagangan internasional ini.
Pertukaran Budaya dan Ide
Kemungkinan besar, interaksi antara Viking dan dunia Islam juga berdampak pada pertukaran budaya dan ide. Beberapa peneliti berpendapat bahwa ritual pemakaman Viking mungkin dipengaruhi oleh kepercayaan Islam tentang kehidupan setelah kematian. Hal ini terlihat dari beberapa temuan di situs pemakaman Viking.
Selain itu, pertukaran teknologi dan keahlian juga terjadi. Teknik metalurgi dan pembuatan tekstil dari dunia Islam mungkin telah mempengaruhi kerajinan Viking. Sebaliknya, keahlian maritim Viking mungkin telah bermanfaat bagi dunia Islam.
Kemungkinan adanya Viking yang memeluk agama Islam juga tidak dapat dikesampingkan. Bukti-bukti arkeologis dan catatan sejarah menunjukkan adanya komunitas Viking yang menetap di Andalusia dan terlibat dalam perdagangan. Beberapa dari mereka mungkin telah memeluk Islam.
Pengaruh Islam pada seni dan kerajinan Viking juga mungkin terjadi. Motif dan teknik dari dunia Islam mungkin telah menginspirasi beberapa karya seni dan kerajinan Viking. Jejak Islam di bangsa Viking terlihat melalui berbagai bentuk pertukaran budaya ini.
Advertisement
Kisah Ibn Fadlan: Saksi Mata Dunia Islam yang Bertemu Viking
Catatan perjalanan Ahmad Ibn Fadlan, seorang penulis Arab abad ke-10, memberikan gambaran langsung tentang pertemuan antara orang-orang Islam dan bangsa Viking (disebut sebagai 'Rus' dalam sumber Arab). Ibn Fadlan melakukan perjalanan ke Volga pada tahun 921-922 M sebagai bagian dari misi diplomatik Abbasiyah.
Dalam catatannya, Ibn Fadlan menggambarkan bangsa Viking secara detail, termasuk pujian atas penampilan fisik dan perilaku mereka. Ia juga mencatat berbagai aspek kehidupan mereka, seperti ritual pemakaman dan kebiasaan sosial. Catatan ini memberikan konteks historis yang berharga untuk memahami interaksi kedua budaya.
Catatan Ibn Fadlan, meskipun ditulis dari perspektif seorang Muslim, memberikan informasi berharga tentang bangsa Viking. Analisis catatan ini harus mempertimbangkan konteks budaya dan persepsi penulis. Namun, catatan ini tetap menjadi sumber penting dalam memahami interaksi antara Viking dan dunia Islam.
Membandingkan catatan Ibn Fadlan dengan bukti-bukti arkeologis modern dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara bangsa Viking dan dunia Islam. Kedua sumber ini saling melengkapi dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang interaksi kedua peradaban.
Permukiman Viking-Muslim di Spanyol
Ada laporan sejarah yang menyebutkan adanya komunitas Viking yang menetap di Seville, Spanyol, pada masa kekhalifahan Cordoba. Komunitas ini mungkin terlibat dalam perdagangan dan mungkin juga telah memeluk agama Islam.
Catatan sejarah menyebutkan bahwa Viking di Andalusia memasok keju ke Cordoba dan Seville. Ini menunjukkan peran ekonomi komunitas Viking di Al-Andalus. Mereka mungkin telah berintegrasi ke dalam masyarakat Muslim setempat.
Meskipun bukti-bukti tentang komunitas Viking Muslim di Spanyol masih terbatas, namun hal ini menunjukkan kemungkinan adanya konversi agama di kalangan Viking. Jejak Islam di bangsa Viking terlihat pula melalui integrasi mereka ke dalam masyarakat Muslim di Al-Andalus.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap lebih banyak detail tentang komunitas Viking di Spanyol dan pengaruh Islam terhadap kehidupan mereka. Warisan genetik dan budaya mereka mungkin masih dapat ditelusuri hingga saat ini.
Advertisement
Mitos dan Kesalahpahaman dalam Studi Viking-Islam
Studi tentang hubungan antara Viking dan dunia Islam seringkali terpengaruh oleh narasi eurosentris yang cenderung mengabaikan atau meremehkan peran dunia Islam dalam sejarah Eropa. Hal ini perlu didekonstruksi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih seimbang.
Interpretasi bukti arkeologis lintas budaya juga memiliki tantangan tersendiri. Perbedaan konteks budaya dan bahasa dapat menyebabkan kesalahpahaman dan interpretasi yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan interdisipliner sangat penting dalam studi ini.
Bias kontemporer juga dapat mempengaruhi bagaimana kita memandang sejarah. Pandangan hitam-putih tentang peradaban masa lalu perlu dihindari. Kita perlu memahami kompleksitas hubungan antar peradaban, termasuk hubungan antara Viking dan dunia Islam.
Penting untuk terus menggali "sejarah tersembunyi" untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara Viking dan dunia Islam. Dengan pendekatan yang lebih terbuka dan interdisipliner, kita dapat mengungkap lebih banyak detail tentang interaksi yang menarik ini.
Bukti-bukti yang telah dibahas di atas menunjukkan bahwa hubungan antara bangsa Viking dan dunia Islam jauh lebih kompleks dan luas daripada yang sebelumnya diperkirakan. Jejak Islam di bangsa Viking terlihat melalui berbagai artefak, catatan sejarah, dan bukti arkeologis lainnya.
Kita perlu meninggalkan pandangan hitam-putih tentang peradaban masa lalu dan memahami kompleksitas hubungan antar peradaban. Dengan terus menggali "sejarah tersembunyi", kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang masa lalu dan menghargai kekayaan pertukaran budaya antar peradaban.
