Sejarah Ketupat Lebaran, Pahami Makna Simbolik dan Cara Membuatnya

Ketupat, makanan yang terbuat dari beras dan dimasak dalam anyaman janur, menjadi simbol kebersamaan dan perayaan dalam tradisi Muslim di Indonesia, terutama saat Hari Raya Idul Fitri.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 01 Mar 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 03:00 WIB
Cara Cepat Membuat Ketupat dalam 12 Menit, Wajib Dicoba di Rumah
Ilustrasi ketupat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indonesia, negeri dengan penduduk Muslim terbesar dunia, merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Di tengah ragam tradisi yang menghiasi hari kemenangan ini, ada satu kuliner yang tak terpisahkan: Ketupat.

Ketupat, makanan tradisional berbahan dasar beras yang dimasak dengan cara direbus dalam anyaman janur, bukan sekadar hidangan lezat. Ia menjadi simbol keberkahan, kemenangan, dan persatuan. Di setiap suapan ketupat, tersirat makna mendalam dari perjalanan spiritual selama bulan Ramadan.

Ketupat, yang disajikan istimewa di meja makan saat Idul Fitri, menyimpan cerita panjang yang terjalin dengan sejarah penyebaran Islam di Pulau Jawa. Dipercaya, tradisi ketupat berawal dari Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo yang berperan penting dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

Dalam artikel selanjutnya, kita akan menelusuri lebih dalam jejak sejarah ketupat, mengungkap makna filosofis di balik bentuknya yang unik, serta bagaimana tradisi ini tetap lestari di tengah dinamika zaman, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (28/2/2025).

Promosi 1

Sejaran dan Makna Filosofis Ketupat Lebaran

Ketupat, makanan tradisional yang identik dengan Hari Raya Idul Fitri, memiliki sejarah dan makna filosofis yang kaya. Lebih dari sekadar hidangan lezat, ketupat merupakan simbol akulturasi budaya dan spiritualitas yang terjalin erat dalam masyarakat Indonesia.

Tradisi ketupat diyakini bermula dari masa penyebaran agama Islam di Pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo. Beliau dengan cerdas menjembatani nilai-nilai Islam dengan budaya Jawa yang telah ada, melahirkan akulturasi yang hingga kini masih kita rasakan.

Sunan Kalijaga memperkenalkan tradisi Bakda Kupat, satu minggu setelah Lebaran, di mana masyarakat menganyam ketupat dan saling berbagi sebagai simbol kebersamaan dan pengakuan kesalahan. Ketupat sendiri berasal dari kata Kupat, yang memiliki arti ganda: ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan). Keempat tindakan tersebut melambangkan proses penyucian diri: luberan (melimpahi), leburan (melebur dosa), lebaran (pintu ampunan terbuka lebar), dan laburan (menyucikan diri).

Isian beras pada ketupat melambangkan hawa nafsu manusia, sementara daun kelapa muda atau janur melambangkan jatining nur atau cahaya sejati (hati nurani). Dengan demikian, ketupat menjadi simbol manusia yang berusaha menahan hawa nafsu dengan mengikuti hati nurani.

Melalui ketupat, Sunan Kalijaga berhasil menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang mudah diterima oleh masyarakat Jawa. Tradisi ini pun terus lestari hingga saat ini, menjadi bukti kuat bagaimana nilai-nilai luhur budaya dan spiritualitas dapat bersinergi dalam menciptakan tradisi yang penuh makna.

Ketupat bukanlah sekadar hidangan, melainkan simbol filosofi dan spiritualitas yang penuh makna. Ia mengingatkan kita untuk selalu berintrospeksi, mengakui kesalahan, dan berusaha menjadi manusia yang lebih baik di setiap tahunnya.

 

 

Cara Membuat Ketupat

Berikut langkah-langkah mudah membuat ketupat yang lezat:

Bahan-bahan:

  • 1 kg beras
  • Air matang secukupnya
  • Garam secukupnya
  • 2-3 helai daun pandan
  • 10 buah selongsong ketupat

Langkah-langkah:

  1. Cuci beras hingga bersih.
  2. Rendam beras dalam air bersih dan daun pandan selama 60 menit.
  3. Setelah direndam, tambahkan garam dan aduk hingga merata.
  4. Tiriskan beras selama 15 menit agar garam meresap.
  5. Masukkan beras dan daun pandan ke dalam kulit ketupat.
  6. Rebus air hingga setengah mendidih. Masukkan ketupat yang sudah diisi ke dalam air mendidih, pastikan ketupat terendam air.
  7. Rebus ketupat selama 4-5 jam.
  8. Setelah matang, angkat ketupat dan siram dengan air dingin untuk membersihkan lendir yang menempel pada daun kelapa.
  9. Gantung ketupat agar cepat dingain dan kering.
  10. Ketupat siap dihidangkan bersama dengan lauk lainnya.

Hal yang perlu Diperhatikan Saat Membuat Ketupat

Ketupat yang gurih dan empuk menjadi pelengkap hidangan istimewa. Untuk mendapatkan ketupat yang sempurna, ikuti tips berikut:

1. Pilih Beras Berkualitas:

  • Pilihlah beras yang dikenal menghasilkan ketupat yang empuk, seperti beras Pandan Wangi, Rojolele, atau Mentik Spesial.
  • Pastikan beras bersih dari kotoran dan sudah dicuci hingga airnya jernih.
  • Rendam beras dalam air dingin selama satu jam.
  • Untuk menambah tekstur kenyal, tambahkan sedikit kapur sirih saat merendam.

2. Gunakan Anyaman Daun Kelapa Muda:

  • Pilih anyaman ketupat berwarna hijau cerah atau daun kelapa muda. Hal ini akan mencegah beras tumpah dan membuat ketupat lebih empuk dan tahan lama.
  • Pastikan anyaman janur cukup rapat agar beras tidak tumpah saat direbus.

3. Isi dan Rebus Ketupat dengan Benar:

  • Isi ketupat dengan beras hingga â…” bagian. Jangan terlalu penuh agar beras mengembang dengan sempurna.
  • Rebus ketupat dengan air panas hingga seluruh ketupat terendam.
  • Masak selama 2-3 jam. Tambahkan air panas secukupnya jika air berkurang.
  • Untuk mempercepat proses memasak, gunakan panci bertekanan atau pressure cooker.

4. Siram Ketupat dengan Air Dingin:

  • Setelah matang, siram ketupat dengan air dingin untuk membersihkan lendir pada daun dan membuat ketupat lebih tahan lama.

5. Simpan Ketupat dengan Tepat:

  • Gantung ketupat di tempat terbuka dan berangin agar sisa air rebusan cepat hilang.
  • Simpan ketupat di kulkas dengan membungkusnya plastik.
  • Hangatkan kembali dengan cara dikukus sebelum disajikan.

Selamat mencoba dan semoga tips ini membantu Anda membuat ketupat yang lezat dan sempurna untuk merayakan Lebaran!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya