Bertumbuh usai Pandemi Covid-19, Yogyakarta Gamelan Festival ke-27 Hadir Lagi

#YGF27 yang bisa dinikmati dengan mata telanjang mengembalikan substansi YGF sebagai pertunjukan yang mengajak penonton merasakan pengalaman bersama dengan gamelan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Agu 2022, 13:24 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2022, 13:18 WIB
YGF 27
Yogyakarta Gamelan Festival ke-27 (#YGF27) kembali digelar dan bisa dinikmati secara langsung pada tahun ini.

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta Gamelan Festival ke-27 (#YGF27) kembali digelar dan bisa dinikmati secara langsung pada tahun ini. Perhelatan yang menghadirkan penampil gamelan dari dalam dan luar negeri ini bisa diadakan diadakan Jumat sampai Minggu (19-21/8/2022).

Menurut Program Director YGF Ishari Sahida, kembalinya #YGF27 yang bisa dinikmati dengan mata telanjang mengembalikan substansi YGF sebagai pertunjukan yang mengajak penonton merasakan pengalaman bersama dengan gamelan.

YGF sempat beradaptasi dua tahun selama pandemi Covid-19, ditayangkan streaming, tetapi platform online ini hanya tools (alat) supaya YGF tetap terselenggara,” ujar Ari Wulu, sapaan akrabnya.

Oleh karena itu, #YGF27 bertumbuh karena bisa berkelindan dengan zaman melalui adaptasi. Dalam perhelatan tahun ini, pertumbuhan YGF itu disimbolkan lewat warna hijau dan sulur yang menjalar.

“Ini menggambarkan gamelan dengan semangat baru, kami sedang merawat dan membiarkan itu tumbuh,” ucapnya.

Dalam #YGF27 kali ini sejumlah peserta dari dalam dan luar negeri ikut berpartisipasi. Selama tiga hari, pencinta gamelan bisa menikmati penampilan dari Dharmasanti Tjakrawarsita, Binasiwi, Untu, Krumpyung, Godhongan Perancis, Sandikala Ensemble, Omah Cangkem, Saraswati, Formatasindo, Gamelan Kaca, dan Sendraria.

Tidak hanya konser gamelan, #YGF27 juga menghadirkan kegiatan rutin workshop serta rembug budaya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dua Workshop

Ada dua workshop yang digelar dalam #YGF27. Pertama workshop Real Time Music yang diadakan di IFI-LIP pada Kamis, 18 Agustus 2022 pukul 14.00 sampai 16.00 WIB.

Pemateri dalam workshop ini adalah Christian Sebille dari Prancis yang akan mengajarkan penciptaan suara dan transformasinya secara real time. Christian Sebille berlatih improvisasi dengan alat musik  (max/msp, ableton live). Perangkat dawai di komputernya yang memungkinkan untuk mengubah suara instrumen selama waktu permainan dengan mengambil materi suara dan mengubahnya secara “real time” serta mengembalikannya saat konser.

Workshop ini tidak dipungut biaya dan peserta wajib mendaftarkan diri melalui laman www.ygflive.com, klik workshop kemudian pilih daftar atau kunjungi https://bit.ly/WorkshopRealTimeMusic. Ada empat peserta undangan dan peserta umum dibatasi enam orang.

Workshop kedua dalam #YGF27 ini mengangkat pembuatan gamelan kaca. Workshop yang diadakan di IFI- LIP Sagan pada Sabtu, 20 Agustus 2022 pukul 14.00 sampai 16.00 WIB.

Workshop gamelan kaca bertujuan untuk berbagi pengalaman mengenai pembuatan gamelan dari bahan kaca bekas. Workshop ini dipandu oleh ahli dari Pacitan Muhammad Sulthoni Sastrowijoyo atau Toni ‘konde’ yang akan mengajarkan kepada para peserta membuat gamelan kaca secara bertahap. Tahapan yang akan dilakukan dimulai dari memilih bahan, memotong, melubangi, tuning, memasang dan kemudian cara memainkannya.

Workshop ini dibuka untuk umum dengan jumlah peserta tidak dibatasi. Calon peserta bisa mendaftar lebih dulu melalui www.ygflive.com, klik workshop kemudian pilih daftar atau kunjungi https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScIjPYZxOaa5HyQDSWIz4bQpJ1FKqIsmM9MVmpFVVDsXQk_Sw/viewform.

Sementara, untuk perhelatan Rembug Budaya akan diadakan pada Minggu, 21 Juli 2022 di IFI-LIP Sagan yang akan menghadirkan sederet pembicara untuk membahas perkembangan gamelan dari masa ke masa.

Yogyakarta Gamelan Festival atau yang sering disebut YGF merupakan festival berskala Internasional yang mewadahi pertemuan antara pemain dan pencinta musik gamelan dari seluruh dunia. YGF lahir pertama kali pada 1995 dari keresahan Sapto Raharjo yang melihat gamelan mulai dilupakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Perhelatan YGF pun digelar dan menandai lahirnya tempat atau wadah bagi eksistensi gamelan untuk dikenal di 36 negara. Sesuai dengan misinya, menggagas kehidupan seni gamelan yang dinamis, selalu menyelaraskan diri dengan zaman tanpa harus kehilangan latar belakang budayanya, dan saling menghargai keanekaragaman kebudayaan di dunia, YGF berupaya untuk menciptakan dan mengelola media yang secara kontinu menjadi sarana berkumpul, berkomunikasi, dan berinteraksi bagi para pencinta seni gamelan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya