Berbagai Kejanggalan saat Polisi Selidiki Kasus Perampokan Guru SD Mojokerto

Polisi menemukan berbagai kejanggalan dalam proses penyelidikan kasus dugaan perampokan Rp150 juta yang menimpa guru SD di Mojokerto.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 04:00 WIB
Ilustrasi perampokan (Liputan6.com/Freepik)
Ilustrasi perampokan (Liputan6.com/Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Mojokerto bergerak cepat menyelidiki kasus dugaan perampokan yang menimpa SWN, seorang guru sekolah dasar di Mojokerto. Dalam prosesnya, pihak kepolisian belakangan menemukan berbagai kejanggalan dalam insiden tersebut. 

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan bahwa pihaknya mengutus dua penyidiknya untuk mendatangi Bank Jatim dimana SWN sebelumnya melakukan penarikan tunai sebesar Rp150 juta. Namun anehnya pihak bank membantah bahwa SWN pernah melakukan transaksi di sana. 

"Tim melakukan pengecekan ke Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari, Mojokerto. Namun pihak bank membantah bahwa korban melakukan deposito. Bahkan isi rekening pelapor itu hanya tersisa kurang lebih Rp3 juta," kata Tiksnarto, Selasa (22/2/2022).

Tak hanya itu, pihak kepolisian juga memeriksa rekaman CCTV di bank tersebut. Pasalnya dalam laporan polisi yang dibuat oleh guru sekolah dasar berstatus ASN itu, dia mengaku mendatangi Bank Jatim sekitar pukul 10.00 WIB. 

"Kami periksa rekaman CCTV, kami juga tidak menemukan adanya proses transaksi di bank," terangnya. 

Menemukan berbagai kejanggalan tersebut, polisi pun memutuskan untuk memeriksa kembali SWN. Setelah diperiksa guru sekolah dasar berusia 41 tahun malah memberikan keterangan yang berbeda sebagaimana yang ia buat di laporan polisinya. 

"Setelah diperiksa lagi, dia malah mengaku cuma hilang uang Rp500 ribu beserta kartu ATM-nya saat pulang mengajar," sebut Tiksnarto. 

Saat menjalani pemeriksaan lanjutan, SWN bahkan sempat berpura-pura pingsan. Polisi pun berinisiatif untuk membawa guru sekolah dasar tersebut ke rumah sakit terdekat, namun setelah diperiksa kondisinya normal. 

"Pingsan dia, jadi kita larikan ke RS Dharma Husada. Ternyata dia hanya berpura-pura sakit untuk mengelabuhi polisi. Setelah diperiksa dokter, yang bersangkutan kondisinya sehat semua, hanya pura-pura sakit saja," jelasnya. 

Buat Laporan Polisi

Ilustrasi Begal Motor
Ilustrasi Begal Motor

SWN, seorang guru sekolah dasar mendatangi kantor polisi usai dirampok di Jembatan Desa Tanjangrono, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto pada Senin (21/2/2022). Uang Rp150 juta yang dibawa guru berstatus ASN itu pun raib dibawa kabur komplotan perampok tersebut. 

Kasatreskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo membenarkan ihwal laporan polisi tersebut. Dia menyebutkan bahwa saat itu SWN baru saja pulang usai menarik tunai uang dengan jumlah yang cukup banyak tersebut. 

"Iya betul laporannya sudah kita terima, dari pengakuan korban dia baru pulang melakukan pencarian Rp150 juta di Bank Jatim," kata Tiksnarto, Selasa (22/2/2022). 

Saat mlintas di jembatan Desa Tanjangrono, lanjutnya, komplotan perampok bersepeda motor lalu memepet mobil yang digunakan oleh SNW. Guru sekolah dasar itu lalu diancam dan diminta untuk menyerahkan harta bendanya. 

"Korban dipepet oleh para pelaku dengan mengendarai sepeda motor, lalu tas korban yang berisikan uang senilai Rp150 juta dirampas oleh pelaku," imbuhnya. 

Setelah berhasil mengambil tas berisi uang yang dibawa oleh SNW, komplotan perampok itu lalu melarikan diri. Berdasarkan keterangan pelapor, pelaku melarikan diri ke arah Sidoarjo. 

"Pengakuan korban, para pelaku melarikan diri ke arah utara atau Sidoarjo. Selanjutnya, korban pulang kerumah melapor ke suaminya lalu keduanya melapor ke Polsek Ngoro," dia memungkasi.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya