Peternak Sapi Bangkalan Racik Ramuan Herbal Tangkal PMK, Begini Caranya

Ramuan herbal diyakini mampu menangkal PMK yang akhir-akhir ini kian meluas terjadi di Kabupaten Bangkalan

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2022, 12:32 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2022, 12:32 WIB
Peternak Sapi Bangkalan Racik Ramuan Herbal Tangkal PMK, Begini Caranya
Ratusan ternak sapi di Kota Malang dan Kota Batu terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Para peternak diimbau menjaga kesehatan hewan ternaknya dan kebersihan kandang agar wabah tak meluas (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Upaya pemerintah mengatasi Penyakit Mulut dan Kaki Hewan (PMK) di Jawa Timur terus dilakukan dengan rutin memberikan obat.

Bahkan, para peternak pun diimbau untuk menggunakan ramuan herbal untuk menangkal wabah PMK. Seperti yang dilakukan Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Bangkalan yang mengimbau peternak menggunakan obat tradisional.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Bangkalan Ali Makki mengatakan, ramuan herbal diyakini mampu menangkal PMK yang akhir-akhir ini kian meluas.

"Obat tradisional juga lebih mudah didapat karena ada di sekitar pekarangan rumah," kata Ali Makki dilansir dari Antara, Minggu (12/6/2022).

Ia menjelaskan Disnak Bangkalan telah memberi panduan kepada para peternak tentang petunjuk membuat obat-obatan tradisional untuk mengobati penyakit mulut dan kuku pada sapi.

Untuk perawatan luka pada kaki hewan ternak yang terkena PMK, bisa dengan menggunakan formalin. Cairan tersebut dilarutkan dengan air, lalu disemprotkan pada kaki hewan yang luka sebanyak tiga kali sehari.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Air Garam

"Bisa juga dengan garam," kata Ali Makki.

Caranya, garam tiga sendok makan dilarutkan dalam air satu liter. Setelah itu disemprotkan pada kaki hewan yang luka. 

Lalu keringkan kaki dan usahakan lantai kandang sapi dalam keadaan kering. Sementara itu, jumlah sapi yang dilaporkan sakit bergejala, seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku (suspek PMK) di Kabupaten Bangkalan hingga kini terdata 1.650 ekor, tersebar di sejumlah kecamatan. 

Dari jumlah tersebut, terbanyak di Kecamatan Blega, mencapai 545 ekor. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya