Cerita Penjual Nasi Karak Asal Pasuruan Menabung untuk Berangkat Haji Sejak 1995

Pada Kamis pagi Ilyas berangkat ke Tanah Suci bersama Kelompok Terbang (Kloter) 17 Embarkasi Surabaya

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2022, 15:49 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2022, 15:00 WIB
Cerita Penjual Nasi Karak Asal Pasuruan Menabung Untuk Berangkat Haji Sejak 1995
Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, melepas calon jemaah haji kloter pertama dari Embarkasi Surabaya, Sabtu 4 Juni 2022, dari Bandara Internasional Juanda Surabaya (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Keinginan Mohammad Ilyas, warga Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, untuk berangkat haji terwujud berkat kegigihannya menggeluti usaha kecilnya sebagai penjual nasi karak.

Ilyas menjual nasi karak atau sisa nasi yang dikeringkan sejak tahun 1995. Ilyas tak mengurungkan niatnya untuk berangkat haji meski bisnis yang ia geluti tergolong berpenghasilan kecil.

Berkat kegigihannya dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah, dirinya pun bisa berhasil melunasi biaya haji. Pada musim haji kali ini, Ilyas pun dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci.

"Saat itu harga karak masih Rp500 per kilogram. Saya jual kembali Rp1.000 per kilogram," kata Ilyas, saat ditemui di Asrama Haji Surabaya menjelang keberangkatannya menuju ke Tanah Suci, dilansir dari Antara, Kamis (16/6/2022).

Harga karak (sisa nasi yang dikeringkan) sampai sekarang pun masih terbilang murah, sekitar Rp4.000 per kilogram.

Ilyas mengaku bersyukur bisa menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya bisa memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

"Saya menjual, menawarkan karak, keliling dari rumah ke rumah," ujar pria yang kini berusia 48 tahun itu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dakwah Dengan Nada

Suatu hari, belasan tahun yang lalu, salah seorang pelanggannya merasa Ilyas bisa berdakwah dengan nada.

Lantas saat memiliki acara hajatan, pelanggan itu mengundang Ilyas untuk berdakwah dengan diiringi nada, yang tanpa diduga ternyata sukses.

Sejak itu job dakwah dengan nada terus mengalir, memberi penghasilan tambahan selain tetap menjual karak.

Sampai di tahun 2011, tabungannya dari menggeluti dua kegiatan itu telah mencapai Rp5 juta. Ilyas langsung menyetorkan semuanya untuk uang muka biaya haji.

"Selebihnya saya lunasi menggunakan dana talangan dengan cara mencicil," ucapnya.

Tahun ini cicilan dana talangan biaya haji telah ia dilunasi. Pada Kamis pagi Ilyas berangkat ke Tanah Suci bersama Kelompok Terbang (Kloter) 17 Embarkasi Surabaya.

"Insya Allah setelah pulang haji pun, saya tetap akan menjual karak, selain juga berdakwah dengan nada," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya