Liputan6.com, Jakarta Kasus pelecehan seksual pada perempuan dan anak yang tengah marak menjadi perhatian Pemkab Jember Jawa Timur untuk lebih maksimal memberikan perlindungan.
Dalam upaya tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember meresmikan aplikasi Jember Membangun Melalui Keluarga atau J-Bangga.
Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan aplikasi tersebut membantu melayani masyarakat dalam persoalan yang dialami perempuan dan anak.
Advertisement
Baca Juga
"Ada tiga jenis pelayanan utama dalam aplikasi J-Bangga. Yakni J-Perempuan Berdaya, J-Keluarga Berkualitas serta J-Anak Terlindungi," sebut Hendy, Minggu (10/7/2022).
Dia menjelaskan, untuk J-Perempuan Berdaya merupakan layanan konsultasi edukasi soal pengarus utamaan gender. Layanan ini, masyarakat bisa konsultasi terkait kekerasan pada perempuan, peningkatan perempuan di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, hukumm dan konsultasi forum publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak (PUSPA).
Sementara untuk J-Anak Terlindungi berisi layanan Konsultasi Sebaya. Seperti konsultasi kekerasan pada anak, psikologi perempuan dan anak, serta pendidikan dan taman baca.
"Kami akan terus berupaya maksimal dalam melayani masyarakat termasuk mencegah perilaku kekerasan terhadap perempuan dan anak," ujarnya.
Pada layanan J-Keluarga Berkualitas meliputi layanan konsultasi pendewasaan usia perkawinan, konsultasi calon pengantin (CATIN), konsultasi penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR), konsultasi pengaturan kelahiran, konsultasi ketahanan keluarga bina keluarga balita (BKP), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Stunting
Selain itu, J-Keluarga Berkualitas melayani pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R), usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS).
“Tahun 2020 stunting kita 12,9 dan 2021 stunting kita menurun jadi 12,6, kemudian sekarang 2022 posisi kita stunting 11,9, posisi ini di bawah target pemerintah maksimal 14, kita sudah lebih baik tapi ini masih ada stunting,” ujar Hendy.
Menurutnya, stunting adalah tanggung jawab semua dari Kabupaten hingga RT dan RW, menentukan keberhasilan penekanan stunting.
“Artinya apa 11,9 persen ialah setiap 100 anak kita terdapat 12 anak yang stunting, berdasarkan laporan Kepala DP3AKB Suprihandoko ke saya, saat ini total yang berisiko stunting di Jember itu jumlahnya 329.000 anak,” sambungnya.
Bupati Hendy mengajak semuanya untuk peduli dan ikut bertindak mengenai pencegahan stunting
“Ayo kita ini saling peduli untuk menurunkan stunting di Kabupaten Jember, Sehingga anak- anak kita semua sehat dan berkualitas,” pungkasnya.
Advertisement