Liputan6.com, Jakarta - Selepas kejadian penghapusan simbol 'Allah' di bendera Iran pada unggahan di media sosial federasi sepak bola Amerika Serikat, pelatih AS Gregg Behalter mengungkapkan permohonan maaf.
Baca Juga
Advertisement
Kejadian tersebut berawal dari federasi sepak bola AS, US Soccer, yang memprotes tindakan pemerintah Iran atas kekerasan terhadap perempuan. Unggahan bendera Iran tanpa simbol 'Allah' di media sosial pun terpampang dengan jelas.
Sebelumnya, tak banyak penggemar Iran yang tahu akan hal tersebut, karena posting-an itu hanya bertahan selama 24 jam saja pada Minggu (27/11/2022). Sampai akhirnya posting-an tersebut dihapus dan diperbarui menjadi bendera Iran yang sebenarnya, tanpa menghapus simbol 'Allah'.
Federasi sepak bola Iran sempat mengecam tindakan AS yang dianggap tidak profesional dan mengajukan protes kepada FIFA. Sampai-sampai federasi sepak bola Irabn menuntut timnas AS untuk dikeluarkan dari pertandingan Piala Dunia 2022.
US Soccer mengungkapkan bahwa posting-an itu menunjukkan solidaritas dengan wanita Iran yang berjuang untuk hak asasi manusia. Mengingat, duka mendalam atas kematian wanita Iran berusia 22 tahun, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi Iran.
Satu hari setelahnya, pelatih tim AS, Gregg Berhalter mengungkapkan permohonan maaf atas kehebohan tersebut dan mengatakan bahwa stafnya tidak mengetahui postingan tersebut pada Senin (28/11/2022).
"Yang bisa kami lakukan hanyalah meminta maaf atas nama para pemain dan staf, meskipun kami tidak melakukan aksi tersebut," kata Gregg Barhalter, dilansir dari Aljazeera.com pada Selasa (29/11/2022).
Respons Penggemar Iran
Kendati hubungan diplomatik Iran dan AS sedang tidak baik-baik saja, penggemar berharap tidak berdampak pada kedua kesebelasan Iran dan AS. Atmosfer pertandingan harus berjalan secara sportif dan kompetitif.
Satu di antara penggemar Iran, Gholam mengecam tindakan AS karena sudah menyalakan api di tengah penghelatan Piala Dunia 2022. Apalagi Iran akan menghadapi AS pada Selasa ini, sudah dipastikan atmosfer di lapangan dan di bangku penonton akan semakin memanas.
"AS menggunakan setiap kesempatan untuk menyesatkan orang tentang Iran. Sebelum mereka mengkritik orang lain, AS seharusnya melihat apa yang terjadi di negara mereka sendiri. Mereka melakukan penembakan massal setiap hari, juga mengabaikan masalah rasisme yang kerap terjadi," ungkap Gholam.
Advertisement
Respons Pendukung AS
Vicky, sebagai seorang warga AS yang tinggal di Qatar, mengungkapkan bahwa momentum Piala Dunia ini seharusnya membawa misi perdamaian. Akibat kejadian unggahan tersebut, pastinya akan memicu perpecahan bagi penggemar AS dan Iran.
"Semangat dari Piala Dunia seharusnya bisa menyatukan pendukung AS dan Iran, tanpa mementingkan masalah politik negara mereka," pungkasnya.
"Ada banyak negara yang mencoba mengambil sikap terhadap isu-isu yang terjadi. AS sangat tidak tepat jika merubah bendera Iran pada posting-an mereka," lanjutnya.