Liputan6.com, Jakarta - Laga Portugal vs Uruguay mendapat banyak sorotan. Pasalnya, pertandingan sempat dihentikan karena ada seorang penonton yang memaksa masuk ke tengah lapangan.
Baca Juga
Advertisement
Diketahui, orang tersebut masuk ke tengah lapangan untuk melakukan unjuk rasa. Ia berlari ke lapangan dari tribun beberapa saat sebelum Bruno Fernandes membuat Portugal unggul dalam pertarungan Grup H Piala Dunia 2022.
Aksi unjuk rasa tersebut sebenarnya tidak terekam kamera. Akan tetapi komentator Jon Champion mengonfirmasi bahwa mereka membawa bendera pelangi yang memang sempat tergeletak di tengah lapangan.
Foto-foto aksi tersebut kemudian bermunculan, menunjukkan bahwa oknum berjenis kelamin pria sambil mengenakan kaos biru dengan logo 'Superman' dengan tulisan 'Selamatkan Ukraina' tertulis di atasnya. Di belakangnya ada tulisan 'Respect for Iran Woman'.
Setelah jeda singkat untuk pertandingan yang dimenangkan Portugal 2-0 , Champion menambahkan bahwa pihak keamanan telah menangkap orang tersebut meski sempat kabur dari lapangan.
Sebenarnya, Qatar sebagai tuan rumah dan penyelenggara Piala Dunia 2022 menerapkan aturan untuk tidak mengenakan ban kapten yang menunjukan dukungan terhadap LGBT.
Namun, ada tujuh negara yang merencanakan untuk mengenakan ban kapten dengan tulisan 'One Love' dalam pertandingan pembukaan mereka. Ban kapten tersebut mempromosikan inklusivitas dan hak LGBT dengan hubungan sesama jenis ilegal di Qatar.
Beberapa negara tersebut adalah AS, Inggris, Wales, Jerman, Perancis , Belgia, dan Swiss semuanya juga ingin kapten mereka memakainya. Namun, semuanya diperingatkan oleh FIFA bahwa mereka menghadapi kartu kuning sebagai hukuman "minimum" karena mengenakan ban lengan.
Jerman mengirim pesan menantang ke FIFA dengan foto tim ikonik menjelang kekalahan mengejutkan mereka di Piala Dunia dari Jepang beberapa waktu lalu. Para pemain Jerman berbaris untuk foto tim pra-pertandingan dengan gaya menutup mulut mereka dengan tangan kanan--tindakan untuk menunjukkan bahwa mereka telah dibungkam oleh penyelenggara turnamen.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) 2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Gelandang Portugal Angkat Suara
Setelah pertandingan, gelandang Portugal Ruben Neves merespons insiden tersebut. Ia ‘memahami’ pesan yang ditunjukkan pengunjuk rasa.
“Itu hal yang normal terjadi. Saya harap tidak ada yang terjadi pada bocah itu karena kami memahami pesannya. Kami bersama mereka,” ujar sang pemain.
Adapun insiden itu terjadi pada paruh kedua pertandingan di Stadion Lusail, yang dimenangkan Portugal 2-0 untuk membawa mereka memuncaki Grup H.
Advertisement
Jadi Kontroversi
Berita sebelumnya, FIFA memerintahkan Qatar untuk berhenti memaksa penonton yang memasuki stadion untuk melepas topi pelangi yang mereka kenakan. Perintah itu diminta setelah pertandingan antara Wales vs AS.
Pada laga Wales kontra AS, penjaga keamanan menindak para penggemar yang mengenakan pakaian pro-LGBT di Stadion Ahmad bin Ali. Fans dipaksa melepas topi berwarna pelangi, gelang pelangi, dan bahkan tali pelangi.
LGBT memang menjadi kontroversi di Piala Dunia 2022, karena hubungan sesama jenis dapat dihukum mati di Qatar. Sedangkan beberapa negara peserta Piala Dunia 2022, diketahui pro terhadap LGBT dengan landasan kebebasan berekspresi.