Ingin Belajar Jadi Petani? Kunjungi Museum Ini

Museum Tani Jawa merupakan museum yang dibangun untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai bangsa agraris.

oleh Yanuar H diperbarui 30 Jan 2016, 17:03 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2016, 17:03 WIB
Museum Tani Jawa Indonesia
Museum Tani Jawa Indonesia berada di Desa Wisata Candran, Imogiri, Kabupaten Bantul

Liputan6.com, Yogyakarta Sebagai salah satu bangsa agraris terbesar di dunia, pertanian menjadi bidang yang telah lama melekat dalam kebudayaan orang Indonesia. Namun demikian, ironisnya bidang pertanian makin sepi peminat dan cenderung ditinggalkan anak muda kini.

Didirikannya Museum Tani Jawa Indonesia di Desa Wisata Candran, Imogiri, Kabupaten Bantul, merupakan upaya untuk mengenalkan kembali kejayaan sistem pertanian Indonesia ke masyarakat yang lebih luas. 

Kristyabintara, pengelola museum kepada Liputan6.com, Selasa (26/1/2016) mengungkapkan, Museum Tani Jawa Indonesia telah digagas sejak 1998, namun baru direalisasikan berdiri sejak 2005. Kehadirannya merupakan pernyataan bahwa Indonesia tak ingin kehilangan jati dirinya sebagai bangsa agraris, yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur daris eorang petani. 

"Masyarakat kita kan masyarakat agraris, nah kita pengen nilai-nilai kejuangan petani bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Yang paling penting petani itu satu, yakni selalu bersyukur kepada Tuhan YME yang diwujudkan saat panen dengan acara wiwitan dan saat panen melimpah mengadakan bersih dusun", ujar Kristyabintara.

Museum Tani Jawa Indonesia sendiri memiliki berbagai koleksi artefak yang menarik, seperti luku, garu, cangkul, caping, sabit, dan berbagai peralatan pertanian lain yang sering digunakan oleh masyarakat adat jawa. Menurut Kristyabintara pendirian museum pun dilakukan dengan swadaya masyarakat sekitar, dan yang menarik, berbagai koleksi artefak yang menjadi milik museum merupakan hibah dari masyarakat.

Tak hanya menjadi ruang pamer, museum ini juga menyediakan aktivitas outdoor, yaitu belajar menjadi seorang petani sungguhan yang terjun langsung di sawah dengan beragam peralatannya.

"Pengunjung juga bisa belajar menanam padi, naik garu ada juga game tangkap bebek dan juga bisa keliling desa untuk belajar membuat tempe dan emping melinjo dengan menggunakan sepeda atau pun kereta mini," katanya.

Selain banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik, museum tani dan Desa Wisata Candran juga menjadi jujukan wisatawan dari Perancis, Belanda, Asia termasuk Timur Tengah untuk belajar menjadi petani tradisional. Museum Tani sendiri juga mempunyai acara tahunan yakni festival memedi (orang orangan sawah) yang digelar setiap September.

Dibuka tiap hari mulai pukul 9 - 17 WIB, Museum Tani Jawa Indonesia dibuka untuk umum secara gratis. Ke depan pengelola museum berharap ada pihak swasta maupun pemerintah yang ingin mendukung keberlangsungan museum ini, sehingga Museum Tani dan Desa Wisata Candran dapat dikenal secara luas dan menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. 

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya