Liputan6.com, Jakarta Cobalah rendam steik dalam anggur merah atau bir sebelum menggoreng atau memanggangnya. Para peneliti Portugis menjumpai kadar heterocyclic amines (HAs) dalam daging lebih rendah bila direndam dalam alkohol. Suhu tinggi terkait proses penggorengan dan pemanggangan akan mengubah gula alami dan asam amino yang dijumpai pada daging menjadi HAs. Rincian penelitian itu diulas dalam majalah New Scientist, seperti dikutip BBC.
Meski demikian, para ahli mengatakan pengaruhnya terhadap kesehatan masih minimal. Penelitian sebelumnya menunjukkan, merendam dalam minyak zaitun, jus lemon, dan bawang putih mengurangi kadar HAs pada daging ayam hingga 90 persen. Studi yang dilakukan tim dari University of Porto, Portugal, dan dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry difokuskan pada pengaruh proses perendaman dalam alkohol.
Advertisement
Merendam daging selama enam jam dalam bir atau anggur merah mengurangi kadar dua jenis HAs hingga 90 persen. Para ahli menjumpai 17 HAs berbeda yang dihasilkan dari pemasakan daging suhu tinggi. Bir lebih efisien menurunkan tipe ketiga HAs secara signifikan dalam waktu empat jam. Untuk memperoleh efek serupa, anggur perlu waktu enam jam.
Advertisement
Kuncinya ada pada gula penahan air yang dijumpai pada bir dan anggur. Gula yang sangat berlimpah pada bir ketimbang anggur, bisa menghambat pergerakan molekul larut air dalam steik ke permukaan yang diubah menjadi HAs pada suhu tinggi.
Dr. Kat Arney, senior science information officer di Cancer Research, Inggris, mengatakan, “Mengonsumsi daging merah dalam jumlah besar secara reguler bisa meningkatkan risiko kanker. Ketika itulah muncul keinginan untuk merendam daging dalam bir atau anggur. Padahal, hal ini memiliki pengaruh minimal atas efek dari daging terhadap risiko kanker. Jadi cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker adalah mengonsumsinya sedikit saja.”
Cancer Research, Inggris, merekomendasikan diet sehat mencakup banyak serat, sayur, buah, serta membatasi daging merah dan alkohol