Liputan6.com, Jakarta Berlokasi di sebuah dataran tinggi di timur laut Turki dekat Armenia, Ani dahulu merupakan kota metropolis yang dikenal sebagai “Kota Seribu Satu Gereja”. Sudah ada sejak 1.600 tahun yang lalu, Ani dahulu menjadi jalur perdagangan yang dan tumbuh menjadi kota berdinding dan menjadi tempat bagi 100 ribu lebih penduduk.
Namun pada abad-abad berikutnya, tepatnya pada tahun 1300-an, Kota Ani mengalami perubahan yang parah, dan benar-benar ditinggalkan pada tahun 1700-an. Setelah jauh dari pemberitaan hingga ratusan tahun, Kota Ani dibicarakan kembali pada abad ke-19, dan baru-baru didapuk menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.
Catatan UNESCO yang dikutip dari situs en.thegreatmiddleeast.com, Rabu (27/7/2016) mengatakan, “Ani merupakan kota perdagangan penting yang dilintasi jalur sutera dari Tiongkok ke Eropa. Sisa-sisa struktur bangunannya menggambarkan, sejak dulu kawasan ini menjadi tempat bagi arsitek dengan karya yang spektakuler, yang merupakan perpaduan tradisi timur dan barat. Situs ini menjadi sangat penting untuk memahami perdagangan dan pemukiman dalam kaitannya terhadap kehidupan multi-etnis dan multi-budaya selama abad pertengahan.”
Advertisement
Kabar tersebut tentu menjadikan Turki makin kaya akan bangunan cagar budaya dunia. Dengan dimasukkannya Kota Ani dalam daftar terbaru UNESCO, maka Turki setidaknya memiliki 16 bangunan cagar budaya dunia, yang menjadi destinasi wisata sejarah terkemuka. Lebih dari itu, reruntuhan bangunannya yang berlokasi di dataran tinggi, membuat banyak orang bermimpi untuk mengunjungi kota tua peninggalan budaya Turki dan Armenia.