Liputan6.com, Jakarta Wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta jarang ada yang melewatkan kesempatan singgah ke Sate Klatak Pak Pong. Selain karena terkenal, rasa satenya yang khas membuat lidah seakan-akan terpanggil untuk mencicipinya. Jika dulu ada ungkapan bahwa tidak lengkap ke Yogyakarta tanpa makan gudeg, maka hal yang sama juga bisa diaplikasikan untuk sate kambing ini. Good Indonesian Food (GIF) cukup beruntung dapat berbincang dengan pendirinya, Pak Pong. Berikut ini kutipan wawancara kami:
Bisa ceritakan awal mula warung ini berdiri?
Yang berjualan sate klatak pertama kali itu kakek saya pada 1960-an. Kadang mangkal di pasar malam atau pertunjukan wayang, kadang berkeliling kampung dengan pikulannya. Lama-lama, beliau mendapat kontrakan dan berjualan secara tetap. Karena sering membantu kakek dari kecil, saya jadi tertarik untuk meneruskan usahanya. Karena ayah saya sendiri memiliki usaha bengkel, jadi saya yang melanjutkan usaha kakek. Saya mulai berjualan pada 1997. Awalnya lokasinya kecil, tapi akhirnya saya bisa punya warung yang sekarang ini sejak 2007.
Resep sate klatak Pak Pong sendiri berasal dari mana?
Resepnya turun-temurun dari kakek saya. Sebenarnya, sate klatak itu awalnya hanya menu tambahan. Menu utamanya gulai dan tongseng. Lama-kelamaan, banyak yang memesan klatak dengan kuah gulai dan tongseng. Akhirnya, sekarang malah jadi menu utama bersama dengan tengkleng.
Advertisement
Sate klatak terkenal karena cara memasaknya yang unik, apakah penggunaan jeruji sepeda ini sudah dari dulu?
Jeruji sepeda sebagai tusuk sate sudah digunakan kakek saya sejak dulu. Dengan jeruji besi, panas yang terhantar bisa maksimal dan matangnya merata. Kalau tusuk bambu, bisa jadi luarnya sudah hangus, tapi dalamnya belum matang. Sekarang, cara memasak ini banyak ditiru orang, tapi bisa dibilang kakek dan saya adalah pelopornya. Sate klatak jadi populer setelah banyak media yang meliput ke warung ini.
Terkenalnya sate klatak membuat orang-orang dari berbagai daerah tertarik mencoba, siapa pelanggan yang paling berkesan bagi Pak Pong?
Banyak pejabat dan artis yang datang untuk mencoba sate klatak, misalnya Ahmad Dhani, Muhaemi Iskandar, Hidayat Nur Wahid, Tukul, Anang, dan masih banyak lagi. Mereka rata-rata penasaran dengan rasa sate klatak.
Apa ciri khas sate klatak Pak Pong yang membuat pelanggan ingin balik lagi?
Pertama itu dagingnya. Saya pilih kambing muda karena dagingnya empuk. Pengunjung juga bisa memilih untuk membuang lemak dan hanya minta daging saja. Selain itu, sebelum dipanggang, sate diberi siraman kemiri, bawang putih, dan garam yang diulek kemudian dilarutkan agar rasanya enak.
Untuk sehari, berapa banyak pengunjung yang datang?
Kalau untuk Sabtu, Minggu, atau liburan, biasanya yang datang banyak wisatawan dari luar kota. Sementara itu, kalau hari Senin-Jumat, penduduk lokal. Karena di sini tempatnya cukup luas, sanggup menampung hingga 100 orang.
Simak bincang-bincang menarik lainnya dengan para tokoh kuliner Indonesia di sini
Â