Menguak Sejarah Musik Keraton di Festival Kampung Musikanan

Kampung Musikanan merupakan kawasan tempat tinggal para abdi dalem pemain musik keraton Yogyakarta.

oleh Yanuar H diperbarui 15 Jul 2017, 21:34 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2017, 21:34 WIB
Hut Jogja
Tugu Golong Gilig, sebagai ikon Kota Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berusaha memunculkan potensi wisata di kawasan Keraton Yogyakarta. Salah satunya dengan menghidupkan tradisi di Kampung Musikanan yang merupakan kawasan tempat tinggal para abdi dalem pemain musik Keraton Yogyakarta. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar "Festival Budaya Kampoeng Musikanan 2017".

Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Rus Sutikno mengatakan, festival ini akan diselenggarakan Minggu 16 Juli 2017 di sepanjang Jalan Kampung Musikanan, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta. Berbagai kegiatan akan diselenggarakan agar Kampung Musikanan bisa menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta. Sebab Kampung Musikanan ini mempengaruhi sejarah musik di Indonesia.

"Idris Sardi waktu kecilnya disini. Tembong Rahardjo juga dari sini Banyak musisi nasional dahulu lahirnya disini," ujar rus, Kamis (13/7/2017).

Sementara itu Ketua Panitia, Prijo Mustiko mengatakan kegiatan bersama dinas pariwisata DIY ini dikemas dalam festival dengan tema "Merayakan Kebinekaan Musik Nusantara". Festival ini menyuguhkan berbagai acara mulai dari karnaval musik, pentas musik tiga panggung, bazar kuliner, kerajinan, pameran foto dokumentasi, animasi, alat musik kuno dan diskusi.

"Ada satu panggung namanya panggung montecarlo dia seorang abdi dalem dan bisa memainkan semua alat musik. Panggung itu untuk apresiasi beliau," ujarnya.


Prijo menjelaskan karnaval musik akan melintasi Jalan Kemitbumen-Jalan Wijilan-Jalan Ibu Ruswo hingga Jalan Pekapalan Kidul. Karnaval akan diikuti 200 orang peserta terdiri atas Bergada Ungel-ungelan, Drumband siswa SDN Keputran I, Grup Seni Recorder dan Kenthongan Siswa SDN Keputran I, Grup Seni Topeng Ireng Musikanan, dan Marching Band DC Kota Yogyakarta.

"Awalnya untuk prajurit Ungel-ungelan Keraton Yogyakarta mau ikut tapi pas ndelalah waktunya bareng syawalan. Tapi tetap pakai prajurit Ungel-ungelan tapi dari Singosaren," ujarnya.


Ketua RT 15, Kampung Musikanan, Sigit Wicaksono berharap penyelenggaraan festival itu mampu menghidupkan kembali geliat seni musik di kampung yang terletak di sebelah timur Pagelaran dan Siti Hinggil Keraton Yogyakarta itu. Menurut Sigit kampung Musikanan terdiri atas tiga rukun tetangga yaitu RT 57, RT 58, serta RT 59. Akses masuk kampung itu hanya berupa gang kecil yang hanya cukup dilewati pejalan kaki dan sepeda motor. Ia mengakui selama ini memang ada jarak sejarah kampung Musikanan antara generasi muda dengan yang tua. Ia berharap dengan festival ini dapat menemukan lagi sejarah yang hilang.

"Yang muda acuh tak acuh yang tua juga tidak ngaruhke (mengarahkan). Jadi ada yang hilang. Ini kesempatan bagus untuk menyatukan dan menemukan lagi Kampung Musikanan," ujarnya.

Sigit mengatakan tidak hanya sejarah kampung Musikanan yang menarik. Jika nantinya menjadi destinasi wisata ada potensi lainnya yaitu SD Keputran 1 yang merupakan sekolah dari HB IX hingga HB X. Sekolah itu menjadi salah satu obyek kekayaan wisata di kampungnya.

"Bangunannya masih sama seperti dahulu. Bayangkan itu sekolah tidak ada yang tahu pernah jadi sekolah Sultan Yogya. Saat ini sekolahnya juga masih aktif," ujarnya.

Simak juga video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya