Liputan6.com, Solo Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo tampil gagah dengan mengenakan kostum Jathayu dan dipadu dengan kumisnya yang tebal menjadi pusat perhatian puluhan ribu penonton yang memadati acara Solo Batik Carnival (SBC) X 2017, Sabtu (15/7) di Solo.
"Ini Agenda tahunan, dilestarikan karena tidak hanya konsisten yang dibangun. Kami sangat apresiasi dengan kegiatan yang didukung Kementerian Pariwisata ini karena memberikan hiburan bagi masyarakat dan mampu menyedot wisatawan baik lokal maupun mancanegara," kata F.X Hadi Rudyatmo yang menjadi pimpinan Defile Karnaval.
Sebanyak 450 peserta dari berbagai daerah memeriahkan kirab dasawarsa yang kali ini mengambil tema Astamurti Kawijayan. Konvoi itu dimulai dari Jalan Bhayangkara depan Stadion Sriwedari menuju Bentang Vastenburg di Jalan Jenderal Sudirman Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ini belum termasuk kirab pendamping seperti drumband, barisan Paskibraka, penari dari pelajar, dan lainnya.
Advertisement
Festival tahun ini menjadi sangat istimewa karena mengundang peserta dari Jember Fashion Carnival dan dari Cirebon Caruban Carnival.
"Tahun ini merupakan spesial performance karena kedatangan bintang tamu peserta dari Jember Fashion Carnival. 50 peserta dari Jember Fashion Carnival dan 40 peserta dari Cirebon Caruban Carnival. Menjadi spesial karena dua karnaval besar di Indonesia tampil jadi satu di Solo," kata Ketua Yayasan SBC Susanto
Susanto menambahkan SBC X mengangkat sub tema yang diangkat dalam satu dasawarsa tersebut antara lain wayang, topeng sekar jagad, legenda, mustika Jawa dwipa, dan Jathayu. Keenam sub teman ini diaplikasikan dalam bentuk kostum karnaval yang megah dengan menggunakan batik sebagai bahan dasar dfalam membutan kostum.
Pada acara kirab tersebut awali dengan menampilan performa peserta dari Jember Fashion Carnaval, kemudian disusul Cirebon Caruban Carnaval, Peni Cadra Rini Solo, dengan diiringi Gilang Ramadhan Studio Band, Mister Teen Internasional 2016, dan Mister Teen Jateng 2017.
"Kami berharap SBC X tidak hanya memperkuat Solo sebagai kota budaya yang kreatif, tetapi juga menjadi event yang dapat menginspirasi masyarakat lewat karya yang ditampilkan. Dan kegiatan ini juga melestarikan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia," ujarnya
Kementerian Pariwisata menyambut baik Penyelenggaraan SBC diklaim telah perkuat branding Solo sebagai Kota Batik ke seluruh dunia. Menteri Pariwisata Arief Yahya meng-apresiasi gelaran SBC dan menggarisbawahi kinerja panitia yang ikut mengundang Jember Fashion Carnaval (JFC) 2017 ikut dalam acara ini.
"Langkah yang tepat, kolaborasi yang hebat. JFC ini sudah sangat eksis di nasional,berkelas dunia dan akan ditetapkan sebagai Kota Karnaval. Sudah 16 tahun JFC 2017 menginspirasi banyak karnaval di tanah air,” kata Menteri Arief Yahya
Prestasi JFC memang sudah mendunia, seperti Best National Costume Miss International 2014 di Tokyo, Jepang, Best National Costume Miss Supranational 2014 di Warsawa, Polandia, Best National Costume Miss Universe 2014 di Florida, USA Best National Costume Miss Supranational 2015 di Warsawa, Polandia, Best National Costume Miss Grand International 2016 di Las Vegas Amerika Serikat dan Best National Costume Miss Tourism International 2016 di Malaysia.Bahkan, sebagai kiblat fashion art wear JFC hanya kalah dengan Notting Hill (USA) dan (Reunion) France pada International Carnaval de Victoria 2016” di Seychelles-Afrika.
"Semangat yang harus dijaga adalah “Indonesia Incorporated.” Bangsa ini harus bersatu, mensinergikan seluruh kekuatan, memperkuat semua lini. Begitupun SBC menggandeng JFC, menyatukan langkah untuk bersaing di level global," lanjutnya.
Kemasan acaranya, fasilitasnya harus berstandar dunia, tidak lagi terkotak-kotak oleh birokrasi yang sempit. Bagi Arief Yahya, hal itu perlu dilakukan lantaran cultural value Indonesia sudah terkenal hingga ke seluruh dunia.
"Kreasi kostum karnaval Indonesia memang bagus-bagus. Dari Jember Festival Carnaval, Banyuwangi Ethno Carnaval, Malang Carnival, Batik Solo Carnaval, nama-namanya sudah mendunia. Jadi persiapannya harus sungguh-sungguh," ujar Menpar Arief Yahya.
Jika dipetakan, lanjut Menpar Arief Yahya, daya tarik industri pariwisata Tanah Air bersumber pada 60% budaya, 35% alam, dan 5% meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE). Festival BSC ini, ungkapnya, secara tidak langsung juga bisa membangkitkan gairah MICE di Solo.
(*)