Liputan6.com, Jakarta Anda tahu Kapal Pinisi? Kapal layar yang terkenal dengan ukuran super besar ini memiliki makna filosofis yang cukup mendalam bagi masyarakat pesisir di Sulawesi. Kapal berukuran raksasa ini dikerjakan secara manual atau handmade oleh masyarakat Sulawesi. Dalam perjalanannya mengeksplorasi Mahakarya Indonesia, seorang travel blogger Ashari Yudha membagikan cerita tentang kapal pinisi di Instagram dan blog pribadinya.
Dalam Instagramnya, diceritakan bahwa Kapal Pinisi merupakan kapal layar tradisional asli Indonesia yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar. Kapal ini sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak abad 15.
Umumnya, kapal pinisi memiliki dua tiang utama dan tujuh layar. Tujuh layar digunakan dalam kapal pinisi agar nenek moyang mampu mengarungi samudera besar di dunia. Di Sulawesi sendiri, daerah Tanah Beru yang menjadi pusat pembuatan kapal Pinisi.
Advertisement
Cinta dari Mahakarya Kapal Pinisi Sulawesi
Namun tahukah Anda kisah di balik kapal pinisi? Sejarawan JJ Rizal mengungkapkan jika kapal pinisi merupakan ungkapan cinta dari seorang Eropa yang jatuh cinta kepada seorang puteri dari kerajaan Sulawesi pada abad 18.
Sang raja memberikan syarat kepada orang Eropa tersebut untuk membuatkannya kapal yang paling cepat di dunia dan bisa bersaing dengan kapal cepat di Eropa. Kemudian ia mengambil inspirasi dari kapal maritim Indonesia yang dikombinasikan dengan teknik perkapalan modern Eropa, terutama yang menggunakan layar. Sehingga terbentuklah kapal pinisi yang memiliki kekuatan pada layar.
"Jadi itu semacam inspirasi dari dunia Eropa dan dunia kita. Ini seperti banyak kebudayaan kita yang merupakan produk persilangan kebudayaan yang salah satu akarnya adalah cerita cinta," ujar Rizal di Jakarta belum lama ini.Â
Layaknya kapal pinisi ini, sebenarnya banyak mahakarya yang berakar dari kisah cinta, seperti Roro Jonggrang yang meminta dibuatkan 1000 candi kepada Bandung Bondowoso.
Advertisement