Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, dunia kehilangan ilmuwan hebat asal Inggris, Stephen Hawking. Hawking meninggal di Cambridge pada 14 Maret 2018 dalam usia 76 tahun. Ia menutup usia tepat pada anniversary kelahiran Albert Einstein yang ke-139. Sebagai penghormatan atas kontibusinya di dunia ilmu pengetahuan, abu Hawking pun akan ditempatkan di area khusus.
Melansir halaman CNN pada Jumat (23/3/18), abu ilmuwan brilian itu akan ditempatkan di Westminster Abbey, London. Lebih spesifik, abu tersebut akan berada di dekat makam ilmuwan besar lain, yakni Issac Newton dan Charles Darwin. Menurut pernyataan yang dirilis oleh Very Reverend Dr John Hall selaku Dean of Westmnister, lokasi itu dipilih sebagai tribute yang sesuai untuk Stephen Hawking.
Issac Newton dikubur di Westminster Abbey pada tahun 1721, sementara Charles Darwin dikbur di lokasi itu pada tahun 1882. Bukan hanya menempatkan abu Stephen Hawking di dekat makam Newton dan Darwin, pihak Abbey pun berencana untuk menyelenggarakan misa thanksgiving untuk penghormatan kepada Stephen Hawking yang diadakan pada akhir tahun nanti.
Advertisement
A Brief History of Time
Stephen Hawking lahir di Oxford pada 8 January 1942. Hari kelahirannya merupakan anniversary kematian Galileo Galilei yang ke-300. Semasa hidup, Hawking memberi banyak kotribusi berharga pada bidang ilmu fisika dan astronomi. Salah satu buku legendaris yang ditulisnya berjudul “A Brief History of Time” yang terjual sebanyak lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia.
Advertisement
Teori Kontroversial
Dalam buku tersebut, Hawking melalui teorisasi fisika memaparkan model alam semesta di mana titik awalnya yang disebut Big Bang ditempatkan pada satu konsep waktu yang tegak lurus waktu real. Konsekuensi dari hal tersebut adalah bahwa ide tentang Tuhan tak perlu lagi dilibatkan dalam penjelasan proses penciptaan alam semesta. Ini yang menjadi sumber kontroversi bagi banyak orang, terutama para pemeluk agama.
Bio In God Bless