Bekraf Tetapkan Soto sebagai Makanan Nasional Indonesia, Kenapa?

Ini alasan mengapa soto jadi makanan nasional Indonesia

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 10 Apr 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 13:30 WIB
Sop Banjar dan Soto Banjar
Sop Banjar dan Soto Banjar (Liputan6.com/Novi Nadya)

Liputan6.com, Jakarta Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menetapkan soto sebagai makanan nasional dari Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Senin (10/4/2018).

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan bahwa Indonesia tidak memiliki makanan nasional karena terlalu banyak kuliner di Indonesia. Hingga pada akhirnya, Bekraf menetapkan soto sebagai makanan nasional Indonesia.

"Soto itu jenisnya ada 72. Di mana-mana ada soto," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Makanan yang dipilih Kemenpar

Selain soto, Kementerian Pariwisata sendiri memilih lima makanan nasional Indonesia versinya sendiri, yakni rendang, soto, nasi goreng, sate, dan gado-gado. Tiga di antaranya masuk ke dalam survey yang dilakukan oleh CNN, yaitu rendang, nasi goreng, dan sate.

Arief Yahya sendiri mengaku bahwa terjadi perdebatan terkait penetapan makanan nasional ini. Salah satunya banyak yang mempertanyakan kenapa bukan rendang yang menjadi makanan nasional Indonesia.

"Rendang itu culture value-nya sangat tinggi. Otentik Indonesia. Tapi soto jenisnya lebih banyak," ujar Arief Yahya.

Memilih satu dari 72 jenis soto

Soto Sokaraja
Soto Sokaraja jadi andalan di jalur selatan (Liputan6.com / Aris Andrianto)

Arief Yahya pun menambahkan soto sendiri menjadi makanan yang dianggap paling memiliki nilai Indonesia. Karena lebih mudah dibuat dan dijumpai.

"Dari 72 jenis soto yang ada, harus tetap dipilih satu. Kemenpar tidak membayangkan bagaimana akan menjual 72 jenis soto" tutur Arief Yahya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya