Liputan6.com, Jakarta – Evi Masamba dan Arief Hajrianto resmi menjadi pasangan suami istri, Rabu (24/10/2018). Evi mengenakan baju pengantin khas Bugis saat menjalani ijab kabul.
Sebagai maskawin, Evi Masamba menerima uang sebesar 88 rial dan seperangkat alat salat. Mereka sempat tegang saat menjalani proses sakral tersebut.
Prosesi pernikahan adat suatu hal yang sakral. Setiap tahapan dan ritual yang dijalani mengandung makna dan doa berbeda.
Advertisement
Dikutip dari thebridedept.com, Rabu, 24 Oktober 2018, berikut beberapa tahapan prosesi pernikahan adat Bugis yang dijalani calon pengantin jelang nikah hingga akad nikah.
Baca Juga
Mappasau Botting
Setelah menyebarkan undangan pernikahan, mappasau botting, yang berarti merawat pengantin, adalah ritual awal dalam upacara pernikahan. Acara ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut sebelum hari H.
Cemme Passih
Cemme Passih adalah mandi tolak balak yang dilakukan untuk meminta perlindungan Tuhan dari bahaya. Upacara ini umumnya dilakukan pada pagi hari, sehari sebelum hari H.
Mappanre Temme
Sehari sebelum menikah, diadakan acara mappanre temme atau khatam Al-Quran dan pembacaan barzanji yang dipimpin oleh seorang imam.
Mappacci
Malam menjelang pernikahan, calon pengantin melakukan kegiatan mappaci. Proses ini bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan kedua pengantin dari hal-hal yang tidak baik.
Mappenre Botting
Mappenre botting berarti mengantar mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Mempelai pria diantar oleh iring-iringan tanpa kehadiran orang tuanya.
Madduppa Botting
Setelah mappenre botting, dilakukan madduppa botting atau penyambutan kedatangan mempelai pria.
Mappasikarawa / Mappasiluka
Setelah akad nikah, mempelai pria dituntun menuju kamar mempelai wanita untuk melakukan sentuhan pertama. Bagi suku Bugis, sentuhan pertama mempelai pria memegang peran penting dalam keberhasilan kehidupan rumah tangga pengantin.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini: